Surat Pembaca

Kebakaran Kilang Minyak Terus Berulang

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Dewi Tisnawati, S. Sos.I. (Pemerhati Sosial)

wacana-edukasi.com– Kebakaran kilang minyak telah terjadi sebanyak dua kali dalam rentan tahun 2021. Setelah kebakaran pertama Kilang Cilacap pada bulan Juni lalu, kini kembali terjadi. Kebakaran ini adalah yang ke-7 kalinya sepanjang sejarah kilang Pertamina Cilacap dibangun.

Hari ini, sekitar pukul 19.00 Kilang Minyak Cilacap kembali terbakar. Api diduga berasal dari salah satu kilang pertalite. Juni lalu akibat sebuah tangki yang meledak dan kemudian membakar sebagian area Kilang Minyak Cilacap, Pertamina harus menelan kerugian yang tak sedikit. Itu belum termasuk kerugian immateri, seperti waktu, pikiran, tenaga, dan citra, Jakarta, (13/11/2021).

Kebakaran yang kembali terjadi di Kilang Minyak Cilacap, bisa membuat Pertamina semakin tertekan. Sebab, kebakaran kilang minyak ini tentunya menghasilkan kerugian yang cukup banyak. Kerugian yang ditimbulkan kali ini semakin bertambah sejak kebakaran kilang minyak di bulan Juni lalu.

Kejadian berulangnya kebakaran kilang minyak, harusnya tidak boleh terjadi. Sebab, kilang ini adalah perusahaan milik negara. Menurut para pengamat hal ini menunjukkan safety procedure di Pertamina sangat lemah. Karena kejadian ini bisa dihindari dengan melakukan asesmen menyeluruh, khususnya safety procedure terhadap semua kilang dan depo Pertamina di seluruh Indonesia.

Penjagaan atas keamanan kilang minyak seharusnya menjadi perhatian besar. Sebab, minyak bumi dan lain sebagainya adalah bagian dari kebutuhan masyarakat secara umum. Pemerintah harus melakukan pembenahan dari sisi sistem, SDM, kemudian faktor-faktor eksternalnya.

Berulangnya kebakaran kilang minyak di Cilacap menunjukkan bukti ketidakseriusan pemerintah dalam mengurus harta publik. Padahal, nilai asetnya sangatlah besar. Celah-celah timbulnya kebakaran ulang, semestinya menjadi pusat perhatian oleh pemerintah. Apakah faktor humanisme atau kelalaian hingga ataukah ada unsur kesengajaan.

Selain untuk keselamatan para pekerja dan juga masyarakat sekitar, hasil kilang minyak ini juga digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Sebab, hal ini dikhawatirkan akan dijadikan alasan untuk memperbanyak impor BBM. Apalagi dijadikan landasan untuk menyerahkan porsi pengelolaan sumberdaya alam, berupa minyak yang lebih besar pada swasta/asing. Berujung dengan melangitnya harga BBM nantinya.

Sejatinya, kekayaan yang berlimpah berupa sumber daya alam, adalah milik rakyat secara umum dan tidak boleh dikelola oleh individu atau kelompok. Islam memberi aturan yang jelas tentang harta kepemilikan secara terperinci. Islam membagi kepemilikan harta menjadi tiga bagian yaitu: kepemilikan individu, umum, dan negara.

Adapun minyak termasuk bahan tambang milik umat (kepemilikan umum), sehingga haram untuk dikuasai perorangan. Negara harus mengelolanya dan memanfaatkan hasilnya untuk kepentingan seluruh rakyatnya. Dengan pejabat yang amanah, serta kemampuan yang mempuni, kepemilikan umum akan dijaga dengan sungguh-sungguh.

Adapun penyaluran hasilnya bisa berupa fasilitas sekolah, laboratorium, fakultas-fakultas, rumah sakit beserta fasilitas penunjang, infrastruktur juga bantuan-bantuan tunai untuk memfasilitasi rakyat miskin guna berwirausaha. Selain itu juga perawatan fasilitas umum lain, seperti masjid dan tempat-tempat yang digunakan untuk rakyat secara umum.

Rasulullah saw, bersabda yang artinya: “Orang muslim berserikat dalam tiga hal yaitu; air, rumput (pohon), api (bahan bakar), dan harganya haram. Abu Said berkata: maksudnya: air yang mengalir.” (HR Ibnu Majah).

Ketika pengelolaan aset negara ini dilakukan sebagaimana diatur dalam Islam maka tidak ada peluang untuk rugi besar dan dilepaskannya aset itu kepada swasta atau asing. Demikian pula potensi kebakaran karena sebab tertentu, akan bisa diantisipasi dengan segala kecanggihan teknologi dan kemahiran para ahlinya. Waallahu alam bisawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 11

Comment here