Surat Pembaca

Kecil-Kecil Aktif Merokok?

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Dikutip dari Wikipedia Rokok di Indonesia adalah hal umum. Terdapat sekitar 57 juta perokok di Indonesia. Di antara masyarakat Indonesia, 63% dari pria dan 5% dari wanita dikabarkan adalah perokok, total 34% dari populasi. 88% perokok Indonesia menggunakan kretek rasa cengkih. Pabrik-pabrik Kretek mempekerjakan langsung lebih dari 180.000 orang di Indonesia dan 10 juta orang tambahan secara tak langsung. Indonesia adalah pasar tembakau terbesar kelima di dunia. Pada 2008, lebih dari 165 miliar rokok dijual di negara tersebut.

Para remaja dan pemuda Muslim sudah saatnya sadar bahwa di pundak mereka kelak akan diletakkan amanah memimpin umat dan membangun negeri. Mirisnya para remaja tidak sadar bahwa rokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan Rokok dapat membuat pecandunya menderita beragam penyakit.

Berdasarkan buku yang dituliskan oleh Teddie Sukmana, A.md berjudul Mengenal Rokok dan Bahayanya (2019), rokok dapat menyebabkan gangguan pernapasan, batuk kering, hingga nyeri pada paru-paru. Selain itu, rokok juga dapat menyebabkan sakit paru-paru, serangan jantung, stroke, kanker, impotensi, dan gangguan kehamilan.

Sudah menjadi pemahaman umum bahwa rokok adalah salah satu penyebab utama kanker, terutama kanker paru-paru. Salah satu penyebabnya adalah karena pembakaran rokok menghasilkan TAR. TAR adalah zat beracun yang dihasilkan dari berbagai macam pembakaran tidak sempurna, seperti pembakaran sampah, makanan seperti sate atau daging barbekyu, dan pembakaran tembakau.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Erna Yulianti menyebutkan untuk jumlah perokok di Kalimantan Barat setiap tahunnya mengalami peningkatan. Untuk data tahun 2023 terlaporkan 933 perokok tertinggi pada usia rentan 13 sd 15 tahun, yang artinya anak SD kelas VI dan SMP sudah aktif mengkonsumsi rokok. Jika dibandingkan pada data tahun 2022 jumlah perokok sebanyak 596 (https://pontianak.tribunnews.com/ 23/01/2024).

Padahal masa muda bukanlah masa untuk menceburkan diri dalam suasana hedonisme, bersenang-senang tanpa batas halal dan haram, sambil berpikir bahwa umur masih panjang. Bila masa muda habis untuk memuaskan hawa nafsu, kelak akan datang penyesalan pada hari tua. Bahkan tak sedikit manusia yang telah rusak jiwa dan raganya pada usia muda.

Imam Hasan al-Bashri pernah berpesan, “Wahai kaum pemuda kadang tanaman yang masih muda pun bisa rusak dan mati karena terkena hama sehingga ia tidak bisa sampai ke masa panen. Para pemuda yang bisa mengendalikan dirinya dari hawa nafsu mendapatkan pujian dari Allah SWT. ”

Pemuda haruslah melakukan setidaknya dalam empat hal. Pertama, hujamkan keimanan bahwa Islam adalah agama yang paripurna; mengatur urusan dunia dan akhirat, bukan sekadar spiritual. Tak ada agama serta sistem kehidupan yang terbaik kecuali hanya Islam (Lihat: QS Ali Imran [3]: 85).

Kedua, kaji Islam sebagai ideologi, bukan sekadar ilmu pengetahuan. Mereka wajib terikat dengan syariah Islam. Dengan terikat pada syariah Islam, pemuda Muslim akan menilai baik-buruk berdasarkan ajaran Islam. Mulai dari pergaulan dengan lawan jenis, adab kepada orangtua dan guru sampai memilih pemimpin akan dilandasi dengan nilai-nilai Islam.

Ketiga, senantiasa memiliki sikap berpihak pada Islam, bukan netral, apalagi oportunis demi mencari keuntungan duniawi. Banyak remaja dan pemuda Muslim hari ini yang hidup bak pucuk pohon ditiup angin. Ke mana angin bertiup ke sanalah mereka terbawa. Pemuda Muslim harus memiliki keteguhan pada Islam hingga akhir hayat.

Keempat, terlibat dalam dakwah Islam demi tegaknya syariah dan Khilafah Islam. Sungguh kemuliaan Islam hanya bisa tampak bila umat, khususnya kaum muda, senantiasa berdakwah untuk menegakkan Islam. Alquran telah merekam keteguhan iman dan kesungguhan perjuangan para pemuda Kahfi hingga mereka mendapat pertolongan dan perlindungan Allah SWT.

Kak Lala (Aktivis MP3GO)
Pontianak – Kalbar

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 14

Comment here