Opini

Kegagalan Kapitalisme Menjamin Keselamatan Pekerja

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Roida Erniawati

wacana-edukasi.com, OPINI-– Pekerjaan adalah hal yang sangat dibutuhkan bagi manusia serta kewajiban bagi kaum laki-laki yang harus ditunaikan. Terkadang ada banyak hal yang dijumpai suka duka terjalnya di dunia pekerjaan. Meskipun semua upaya dikerahkan, akan tetapi ada batu sandungan yang senantiasa siap menyapa. Seperti halnya yang diberitakan oleh tempo.co (24/12/2023), Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Tengah mendesak pemerintah menghentikan produksi nikel di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Hal ini seiring terjadinya kecelakaan kerja berulang kali di kawasan tersebut. Terbaru, terjadi kebakaran pada tungku smelter nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (PT ITSS) yang menewaskan 12 orang pada Ahad pagi, 24 Desember 2023. Tragedi tersebut menunjukkan kelalaian perusahaan dalam keselamatan para pekerja dan abainya upaya pencegahan kecelakaan.

Inilah ciri khas potret hasil buah sistem kapitalisme yang menjadikan buruh sebagai tumbal untuk mencapai keuntungan yang maksimal. Sehingga tidak memedulikan rakyat semakin menderita dan terus tergerus dijadikan korban praktik pengusaha. Hal lain pula didukung support sistem dari negeri yang selalu takluk pada kepentingan oligarki untuk siap melayani meski resiko dan kerugian ditanggung oleh rakyatnya. Bersikap lemah dan tidak tegas atas hak sanksi terhadap perusahaan yang lalai. Itulah wujud bentuk negara yang terjajah dan terjerat sistem kapitalisme yang sekarang sudah mengakar kuat di negeri kita. Rakyat akan terus-menerus tertekan dan harus siap menjadi sasaran target korban ke depan. Sungguh bukti nyata kegagalan sistem kapitalisme telah nampak, tak ada jaminan keselamatan bagi para pekerja.

Kapitalisasi mengakar di negeri

Kapitalisme berasal dari kata “kapital” yang berarti modal. Sedangkan kapitalisme menurut wikipedia adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam ekonomi pasar. Jadi, sistem ekonomi saat ini diatur oleh para pemilik modal bahkan penguasa tak mampu berkutik sekalipun. Pengusaha hanya melihat keuntungan yang diimpikan tanpa merasa beban meskipun ada yang harus dikorbankan. Hanya materi yang menjadi tujuan utama dan berani bertaruh jika ada peluang potensi yang lebih besar lagi.

Yang lebih bahayanya lagi mampu membuat sistem undang-undang untuk kepentingan mereka yang berakibat rakyat semakin sengsara, begitulah sekilas filosofi kapitalisme yang mengakar di negeri. Suatu hal yang wajar jika terjadi kerusakan bumi dimana-mana. Allah SWT berfirman, ” Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan tangan manusia. Allah menghendaki mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali.” ( QS. Ar-Rum: 41).

Indonesia adalah salah satu negara terkaya di dunia akan sumber daya alamnya. Ironis bukan, jika negara kaya namun penduduknya miskin kelaparan dan susah cari pekerjaan, jika sudah ada pekerjaan rakyat kok malah merasa tertekan. Karena ulah sistem kapitalisme yang masih mengakar di negeri yang kita cintai ini. Sumber daya alam dibeli oleh pengusaha atas nama investasi sehingga rakyat hanya bisa menerima kenyataan ketetapan yang ada. Rakyat tak berdaya karena terjerat hukum buatan manusia durjana, nah dari sinilah sistem kapitalisme bercokol di bumi ini dan berkuasa diatas penderitaan manusia yang lemah. Hampir semua kekayaan alam dijual oleh negara kepada pihak asing. Dengan begitu, sangatlah mudah pihak asing ataupun swasta mengambil alih perusahaan milik negara lewat UU sehingga rakyat tak bisa berkata apa-apa. Inilah faktor kepemilikan perusahaan ditangan asing, sehingga pengusaha menjadi tuannya sementara penguasa negara hanya jadi pelayannya.

Islam Mampu Mengusir Sistem Kapitalisme yang Membuat Gundah Para Pekerja

Islam mempunyai pandangan sendiri mengenai pekerjaaan. Bahwasanya pekerjaan adalah ibadah yang wajib dilaksanakan bukan hanya semata-mata kebutuhan melainkan kewajiban yang harus dijalankan agar terbebas dari kemurkaan Allah SWT. Pernah suatu ketika Khalifah Umar bin Khattab menegur pemuda yang suka tiduran ke masjid tanpa bekerja, contoh tersebut menggambarkan bahwa Islam tidak menyukai penganutnya hanya berpangku tangan saja. Tidak berarti juga negara lepas tangan atas keperluan rakyatnya meskipun rakyat bisa mandiri menangani segala kebutuhan hidupnya.

Fungsi negara adalah Pengatur dan pengurus semua kepentingan umat. Maka dari itu jikalau ada rakyat yang kesulitan dalam bekerja atau dalam hal yang lain, maka negara wajib memberikan solusi permasalahannya. Negara juga mempunyai peran penting untuk selalu siap jadi garda terdepan melindungi rakyatnya dalam hal yang membahayakan. Tidak seperti halnya sistem sekarang ini, jaminan keselamatannya diserahkan kepada masing-masing individu para pekerja meskipun terlihat jelas ada resiko yang menimpanya. Menerima dengan tangan terpaksa sebab tidak ada pilihan lain selain bertahan untuk mencukupi kebutuhan hajat hidup.

Satu-satunya jalan solusi agar terbebas dari sistem penjajah hanyalah kembali pada aturan pencipta. Jika aturan Islam diterapkan maka penjajahan harus ditiadakan karena Islam mengajarkan kemaslahatan bukan kemudharatan. Dari sinilah Islam akan menyisihkan rintangan yang menghalangi kepentingan umat bukan kepentingan penguasa ataupun pengusaha. Demikianlah Islam mewariskan dari generasi ke generasi dengan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman bekalan hidup di dunia agar umatnya mengambil pelajaran karena bentuk Allah itu sayang pada makhluknya.

“Sungguh, Kami benar-benar telah memudahkan Al-Qur’an sebagai pelajaran. Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran??” (QS. Qamar: 17)

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 20

Comment here