Oleh: Khantynetta
wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, saat ini dunia membutuhkan rumah yang aman. Indonesia terus mendorong ASEAN untuk menjadi jangkar stabilitas kawasan di Indo-Pasifik. Hal ini disampaikan Jokowi saat mengikuti sesi kedua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 India yang mengangkat tema ‘One Family’ di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India.
Menurutnya, ada tiga kunci untuk menentukan arah pembangunan dunia, yakni stabilitas, solidaritas dan kesetaraan. Hal itu ia sampaikan sebagai respon terhadap kondisi permasalahan global di sesi kedua Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 New Delhi, India, (news.republika.co.id 10/09/2023).
Selain itu, disebutkan pula bahwa saat ini dunia membutuhkan rumah yang aman. Faktanya ada banyak problem dunia yang membuat rakyat tidak aman, bahkan justru sengsara. Seperti maraknya problem kemiskinan, kelaparan akibat dari penerapan ekomomi dalam kapitalisme.
Terlebih lagi dari aspek keamanan. Keamanan tidak ada lagi dalam seluruh aspek kehidupan seperti aspek ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.
Di bidang ekonomi misalnya, sekalipun pemerintah mengklaim ada perbaikan, realita justru bicara lain. Maraknya kemiskinan dan tingginya tingkat pengangguran, stunting dan gizi buruk masih menjadi potret buram negeri ini. Sangat miris, kekurangan makanan terjadi di negeri ini dengan kekayaan alam melimpah-ruah.
Di bidang sosial-budaya pun tak kalah buramnya. Kriminalitas kian merajalela tanpa ada satu kekuatan hukumpun yang bisa mencegah. Pergaulan bebas, aborsi di kalangan remaja, pornografi-pornoaksi, perilaku seks menyimpang tumbuh subur tak terkendali. Di lain pihak, para penguasa dan politisi seolah tak berdaya menghadapi semua keadaan ini. Secara politik, mereka dikungkung ketidakberdayaan menghadapi tekanan asing yang memaksa mereka berutang dan pengobral aset milik rakyat, menjadi komprador yang setia menjaga kepentingan imperialis kapitalis, dan selalu siap melayani mereka sekalipun harus mengorbankan rakyatnya sendiri.
Kepedulian mereka hanya menjadi bagian ritual pesta rakyat lima tahun sekali. Selebihnya, aktivitas politik mereka hanyalah saling berebut kekuasaan dan berupaya melanggengkannya dengan berbagai cara.
Kondisi yang dialami negeri ini semakin menyesakkan dada. Permasalahan kesenjangan dan ketertindasan rakyat senantiasa terjadi, orang yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin dan fasilitas yang seharusnya di sediakan untuk rakyat tak nyata dilihat. Lantas apa penyebabnya, dan solusi apa yang bisa menuntaskan problem ini?
Jika hidup dalam sistem kapitalisme kita akan sengsara. Sistem kapitalisme mempunyai asas sekuler yaitu pemisahan agama dari kehidupan. Dari dasar sekuler inilah sistem kapitalisme hanya mengakui kebutuhan materi saja, kebutuhan non-materi tidak dipedulikan, seperti kebutuhan mental, spiritual dan lainnya. Oleh karena ini aspek ekonomi yang dianggap alat pemuas kebutuhan adalah aspek yang paling condong dalam sistem kapitalisme. Oleh karena itu, ekonomi kapitalis di dalam pasar bebas membuat yang kaya semakin kaya dengan adanya modal yang mereka miliki, sehingga yang miskin semakin miskin karena mereka kekurangan modal. Begitulah, menyedihkan sekali, sistem kapitalisme ini mencekik rakyat kecil.
Sejatinya di dalam Islam, keamanan adalah hak rakyat, negara wajib untuk mewujudkannya. Rasa aman akan muncul jika tidak ada ancaman terhadap jiwa, harta, psikis, kehormatan dan lain sebagainya.
Rasulullah SAW bersabda, “Seorang mukmin (yang sempurna) yaitu orang yang manusia merasa aman dari darah mereka dan harta mereka dari gangguannya.”(HR.Tirmidzi dan anNasai)
Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda,”Yang disebut muslim sejati adalah orang yang selamat dari orang muslim lainnya, dari lisan dan tangannya.(HR.Bukhori dan Muslim)
Oleh karena itu, negara wajib untuk memberikan hukuman (sanksi) yang tegas bagi pelaku tindak kriminalitas.Siapapun orangnya, tidak ada transaksi hukum.Penerapan sistem uqubat (sanksi) seperti: hudud, jinayah, ta’zir, dan mukholafat, berfungsi sebagai zawajir(pencegah/efek/jera) dan jawabir (penghapus dosa) bagi para pelakunya.
Allah SWT berfirman, “Dan dalam qishash itu ada (kelangsungan hidup) bagimu, wahai orang-orang yang berakal agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah : 19).
Negara juga harus memperhatikan kesejahteraan ekonomi rakyatnya.Jika masalah ekonomi terjamin, kemungkinan rakyat untuk melakukan tindak kejahatan akan sangat minim.
Yang paling penting, negara juga harus membekali serta membina rakyatnya agar beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Ketika keamanan dan ketakwaan sudah tumbuh dalam jiwa rakyat, maka segala macam kejahatan dan kemaksiatan akan dijauhi dengan sendirinya. tanpa dipaksa dan diancam.
Manusia tidak bisa berharap hidup secara aman, nyaman dan tentram di dalam sistem kapitalisme sekuler yang sudah rusak dari akarnya ini. Hanya dengan penerapan sistem aturan Islam rasa aman dan tentram akan bisa dinikmati oleh seluruh manusia, tak peduli muslim atau bukan.
Wallahu alam bish shawab.
Views: 29
Comment here