Oleh: Asma Sulistiawati (Pegiat Literasi)
wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Kasus penganiayaan anak pejabat pajak Mario Dandy Satriyo, terhadap putra petinggi GP Ansor Jonathan Latumahina, David, memasuki babak baru. Penganiayaan secara brutal oleh Mario ini terjadi di sebuah perumahan di Pesanggarahan, Jakarta Selatan, Senin (20/2) sekitar pukul 20.30 WIB. (cnnindonesia/25/2/2023)
Berita lain yang cukup menyita perhatin publik adalah kasus yang terjadi di Purwakarta. Di mana, Polres Purwakarta amankan lima orang pemuda yang melakukan percobaan pencurian dengan kekerasan dan atau penganiayaan. Diketahui, para pemuda tersebut masih berstatus pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Purwakarta. (Jurnalpolri.com/22/2/2023)
Sungguh miris melihat tindakan remaja saat ini. Mereka jauh dari kontrol agama. Bukan hanya satu kasus, potret kerusakan remaja saat ini sudah merambah dalam segala aspek kehidupan.. Mereka terpapar dengan paham kebebasan dan hedonis yang menjadikan tujuan hidup mereka tak berarah.Remaja saat ini, benar-benar lupa jati dirinya. Kehilangan identitas sebagai pioner peradaban. Fungsinya sebagai pengubah masa depan, dirusak oleh paham kebebasan yang berasal dari budaya Barat, menjadikan mereka hidup tanpa aturan karena berkiblat pada dunia Barat. Apa yang kemudian yang kita harapkan dari generasi rusak seperti ini.
Ini juga tak lepas dari peran orangtua sebagai pendidik, kasus broken home menjadi salah satu penyebab tingkat kerusakan remaja di Indonesia. Orangtua yang kurang perhatian pada anaknya akan cendeung melahirkan karakter anak yang buruk. Orangtua dituntut untuk melihat perubahan perilaku anak dengan mengawasi pergaulan anak.
Di satu sisi pengaruh lingkungan juga dapat berdampak bagi pembentukan karakter seorang anak. Remaja merupakan insan yang mudah terpengaruh berbagai hal. Lingkungan yang buruk akan menciptakan karakter yang buruk begitu juga sebaliknya, dengan melihat maraknya kasus kerusakan remaja, masyarakat tak boleh mendiamkan namun harus peduli terhadap kondisi.
Negara pun memiliki andil. Perannya sebagai pelayan rakyat harus dibuktikan. Negara bertanggung jawab untuk menjaga generasi. Bila negara abai, maka akan timbul berbagai keresahan pada keluarga dan masyarakat.
Maka perlunya perhatian penting bagaimana mengakhiri kondisi yang ada dengan menawarkan solusi tuntas. Dan yang paling mendasar adalah paham sekularisme dan liberalisme harus dijauhkan dari tubuh kaum Muslim, karena ini merupakan akar permasalahan yang selama ini membelit generasi muda.
Dalam pandangan Islam, remaja ditempatkan sebagai aset yang paling berharga. Mereka merupakan generasi muda yang diharapkan mampu membangun peradaban. Islam melibatkan tiga pilar untuk menjaga terjadinya kerusakan remaja seperti yang dihadapi saat ini.
Tiga pilar itu adalah ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan pentingnya peran negara. Ketakwaan ini dilahirkan dari rasa keterikatan kepada hukum syara. Dalam hal ini, keluarga sebagai pendidik berperan penting dalam menciptakan kepribadian islami pada anaknya, menanmkan ketakwaan yang akan melatih anak melakukan ketaatan pada Allah SWT dimanapun dia berada, rasa takut yang dihadirkan akan menjaga seseorang dari melakukan kemaksiatan.Rasa terikat dengan hukum syara akan menjaga pada hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Orang tua dituntut lebih untuk memberikan perhatian terhadap anak dengan mengetahui segala permasalahan hidup dan memberikan solusi atas masalahnya. Tidak membiarkan mereka hidup serba bebas tanpa aturan agama. Dan yang paling penting penanaman akidah Islam harus diajarkan sejak dini.
Kontrol masyarakat memiliki peran penting dalam mewujudkan kehidupan yang terjaga dari kemudharatan. Masyarakat tak boleh diam atas masalah yang terjadi, aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar harus selalu ada untuk meminimalisir terjadinya kemaksiatan di tengah-tengah kehidupan. Yang paling penting adalah peran negara.
Di tengah berbagai persoalan saat ini dibutuhkan peran negara dalam mengatur segala aspek kehidupan. Negara mengambil porsi besar dalam menjaga generasi. Aturan yang dibuat harus senantiasa mengikat mereka terhadap hukum syara. Negara harus mampu membuat aturan yang menjaga ketakwaan setiap individu.
Maka solusi seperti itu dicerminkan oleh Islam. Secara historis penerapan Islam secara Kaffah mampu menciptakan kehidupan yang diharapkan. Bukan hanya ketakwaan individu dan kontrol masyarakat, namun pilar negara adalah pilar terpenting dalam membangun peradaban. Negara dalam hal ini menerapkan Islam secara kaffah untuk menjaga setiap interaksi individu dan lingkungannya. Islam akan memberikan perhatian besar terhadap remaja. Islam berupaya menyelamatkan generasi dengan menciptkan pendidikan yang bermutu dengan visi mencetak generasi berkepribadian tangguh. Wallaahu alam .
Views: 19
Comment here