Oleh Jahidah El-Husna
wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Sungguh kasihannya bumi ini, setiap hari harus menanggung beban yang berat sebab kerusakan yang dicipta oleh tangan manusia perusak. Bangsa ini pun saat ini sudah muak mendengar berita perihal penderitaan umat. Bagaimana tidak, umat saat ini masih dililit dengan sejumlah permasalahan krusial yang bisa menggiring umat menjadi pecundang di era global ini. Diantaranya adalah masalah kemiskinan. Buktinya jika kita menghadapkan pandangan kita ke negara-negara di Afrika dan Asia Selatan, maka akan kita dapati angka kemiskinan yang membuncah. Sebutlah negara-negara seperti Nigeria, Sudan, Ethiopia, Ehad, atau Pantai Gading yang mayoritasnya muslim, ternyata masih juga dililit kemiskinan ekstrim. Kematian akibat kekurangan gizi dan angka kelaparan yang tinggi sudah menjadi berita sehari-sehari di Afrika, begitupula di Asia Selatan. Gejala serupa juga melanda Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
Problem lain seperti pendidikan dan kesehatan pun tak kalah parahnya, secara umum tingkat pendidikan di negara yang mayoritas muslim masih sangat memprihatinkan. Masih banyak anak-anak yang buta huruf dan tak bisa menulis. Kemudian dalam bidang kesehatan, ternyata masih pula dililit oleh berbagai macam penyakit menular, ditambah biaya pengobatan mahal yang acap kali membuat resah rakyat.
Nyatanya, selama ini dunia telah mengabaikan berita buruk yang diderita dan menghantui banyak rakyat saat ini. Milyran anak di dunia ini hidup tanpa perlindungan sosial. 333 juta hidup dalam kemiskinan, terutama di wilayah berpendapatan rendah. Hal inilah yang mebuat anak-anak rentan terkena penyakit dan terlilit oleh kemiskinan. Berdasarkan data dari ILO dana anak-anak, PBB, UNICEF, dan Save The Children, jumlah anak yang kekurangan gizi mengalami peningkatan global yang pada 2009 hanya mencapai 20% menjadi 28% ditahun 2023. Sedangkan di wilayah yang berpendapatan tinggi meningkat menjadi 9% (Kamis 15/02/ 2023).
Oleh sebab itu direktur global kebijaksanaan sosial dan perlindungan anak dari UNICEF berkata “ secara global kemiskinan ini banyak mengancam rakyat, orang dewasa, sampai anak-anak. Mereka harus berjuang untuk hidup dengan pendapatan kurang dari 2,15 US$ dolar / Rp. 33.565 per harinya. Masalah ini dapat disolusikan dengan memberikan tunjangan anak untuk mengurangi kemiskinan, serta dapat mengakses layanan kesehatan nutrisi, air, dan sanitasi. (CNBC TV 5/6/2023)
Kemudian dipulau jawa, pemerintah berusaha mengentaskan keiskinan dengan konsisten memberantasnya, salah satunya memperbaiki pemberian bantuan sosial dan pemberdayaan secara tepat sasaran.
Dengan demikian, kemiskinan telah menjadi problem dunia. Inilah sebab diterapkannya sistem ekonomi kapitalis liberal yang mana bertuhan pada pengusaha sebagai kaki tangannya. Miris sekali, sistem ini telah banyak membuat rusak tatanan sosial masyarakat atas kehidupan ini. Lebih dari itu, perlindungan sosial yang diberikan pemerintah saat ini ibarat tambal sulam. Sistem ekonomi kapitalis tidak akan pernah membuat rakyat sejahtera. Dengan demikian, kemiskinan akan terus menjadi hal yang lumrah di kehidupan kita, bila negara masih saja mengbdi pada sistem kapitalis-liberal. Karena itu, wajar apabila dalam sistem ini seringkali kita mendapati fakta bahwa orang yang kaya akan semakin kaya dan orang yang miskin akan semakin miskin.
Oleh karena itu sudah saatnya setiap muslim yang merindukan kebangkitan umat untuk berusaha maksimal dalam mengemban dakwah dan menyadarkan umat terhadap pentingnya konstitusi Khilafah dalam kehidupan ini. Terus membongkar makar para musuh Islam. Dengan begitu, umat akan kembali terhadap pemahaman yang benar tentang Islam dan menjadikannya sebagai pandangan hidup. Kemudian akan mengembalikan kehidupan Islam secara sempurna kedalam masyarakat yang secara otomatis pula akan meminta agar penegakkan syariat bisa dilakukan melalui Khilafah. []
Views: 29
Comment here