wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Indonesia adalah negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Kekayaan alam darat dan laut ini nyatanya tak mampu menekan angka kemiskinan.Jumlah penduduk miskin pada September 2022 sebesar 26,36 juta orang, meningkat 0,20 juta orang terhadap Maret 2022 (bps.go.id, 16/1/2023). Kemiskinan ditengarai menjadi salah satu penyebab kriminalitas.
Seperti yang baru-baru ini terjadi, polisi berhasil menangkap tiga tersangka sindikat perdagangan orang melalui Pekerja Migran Indonesia atau PMI. Ketiga pelaku ditangkap Polisi di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Modus yang dilakukan para pelaku yakni menjanjikan kepada calon korbannya pekerjaan di luar negeri dengan gaji yang menggiurkan.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, yang menjadi salah satu pembicara dalam Forum Bali Process di Adelaide, Australia, mengatakan tindak pidana perdagangan manusia semakin kompleks dan pelakunya semakin canggih. Tiga solusi yang ditawarkan pemerintah dalam kasus ini, diantaranya pertama memperkuat upaya pencegahan. Kedua, memerangi penyalahgunaan teknologi. Ketiga, mengoptimalkan dampak kerja dari Bali Process.
Hanya saja akankah solusi ini akan mampu menghentikan kasus perdagangan orang. Mengingat, akar masalahnya adalah karena faktor kemiskinan. Banyak pekerja migran yang ‘terpaksa’ harus bekerja di luar negeri untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Mengadu nasib di negeri orang, meninggalkan sanak saudara di sini agar dapat memperbaiki ekonomi. Meskipun risiko besar akan terjadi. Mulai dari penganiayaan, perbudakan, hingga pemerkosaan.
Seharusnya fokus utama negara adalah dengan menyejahterakan rakyat. Mengentaskan kemiskinan sehingga tidak perlu mengadu nasib di negeri orang dengan penuh risiko. Tugas dan fungsi negara adalah pengurus urusan umat. Sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi Saw.
“Imam (khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggungjawab atas pengurusan rakyatnya” (HR. Al-Bukhari).
Oleh karena itu, negara wajib menjamin ketersediaan kebutuhan rakyat. Mulai dari sandang, pangan, papan. Bahkan kebutuhan kesehatan, pendidikan, keamanan pun harus dipenuhi negara. Berbeda halnya dalam sistem kapitalisme, justru rakyat yang harus berjuang sendiri memenuhi kebutuhan hidup. Bergantung ke sana ke mari agar bisa memenuhi periuk nasi.
Negara dalam sistem Islam juga wajib membuka lapangan pekerjaan bagi rakyat. Dengan beragam mekanisme seperti pengadaan lapangan kerja atau modal usaha. Melalui mekanisme ekonomi Islam pengentasan kemiskinan lambat laun akan teratasi. Saatnya putuskan kapitalisme, lanjutkan dengan Islam.
Ismawati
Palembang, Sumatera Selatan
Views: 4
Comment here