Oleh: Linda Safitri (Aktivis Dakwah Muslimah Deli Serdang)
Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA–Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan 155,2 juta orang di negara berkembang yang berada di Asia Pasifik, atau 3,9 persen populasi kawasan tersebut hidup dalam kemiskinan yang ekstrem. Hal itu dipicu meningkatnya krisis biaya hidup imbas lonjakan inflasi yang terjadi tahun lalu. Masalah juga dipicu penyebaran pandemi covid dalam 3 tahun belakangan ini.
Kepala Ekonom ADB Albert Park mengatakan jumlah kemiskinan ekstrim itu 67,8 juta lebih tingi jika dibandingkan tidak ada pandemi dan lonjakan inflasi.
Ia menambahkan lonjakan inflasi telah membuat masyarakat miskin menjadi pihak yang paling dirugikan. Pasalnya, karena lonjakan itu mereka kehilangan kemampuan dalam membeli kebutuhan pokok seperti makanan dan bahan bakar karena harganya makin mahal.
Tak hanya itu. Kenaikan harga barang juga membuat banyak masyarakat miskin kehilangan kemampuan untuk menabung, membayar layanan kesehatan, atau berinvestasi di bidang pendidikan. Alhasil, mereka semakin kesulitan untuk keluar dari kemiskinan. Yang terjadi malah mereka semakin terjungkal ke jurang kemiskinan ekstrem.
Pada 2030, diperkirakan 1,26 miliar penduduk di Asia akan rentan secara ekonomi. Kerentanan ditafsirkan melalui pendapatan antara USD3,65 hingga 6,85 atau sekitar Rp100 ribu per hari, setara Rp3,1 juta per bulan.
Laporan tersebut mengimbau pemerintahan di Asia mencegah krisis bereskalasi dengan memperkuat jejaring pengaman sosial. Bantuan juga diperlukan untuk sektor pertanian, antara lain dengan mempermudah akses kredit keuangan, pembangunan infrastruktur, dan inovasi teknologi.
Buah Kegagalan Kapitalis
Kian hari kasus Kemiskinan ini sangat mengancam, bukannya selesai malah semakin bertambah parah, Jika sedikit saja rakyat berpikir kritis dan mencari penyebab kasus kemiskinan yang terjadi di dunia ini, akan ditemukan bahwa kasus ini tidaklah sesimpel berita yang ada karna dibalik dari meningkatnya kemiskinan se Asia tidak lepas dari campur tangan para pemilik modal alias kapitalis. Realitasnya merekalah yang memegang kepemimpinan tertinggi meskipun ada rezim-rezim yang dijadikan boneka sebagai tameng. Tapi merekalah yang memiliki kontribusi besar dalam meningkatkan kasus kemiskinan se Asia Pasifik.
Angka kemiskinan yang semakin tinggi merupakan bukti gagal nya kapitalisme dalam memimpin dunia, sebab negara hanya sebagai regulator saja, negara tidak memperhatikan kebutuhan rakyatnya. Negara hanya memperhatikan kepentingan para kapital, kapitalisme menjunjung tinggi hak kebebasan memiliki bagi para individu,baik itu hal yang boleh dimiliki secara pribadi atau pun hal yang seharusnya milik negara ataupun milik umum, semuanya bisa menjadi milik pribadi selagi mempunyai uang.
Kenaikan harga barang (inflasi) merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan ekstrem, sebab kenaikan harga barang sangat melambung tinggi, yang menyebabkan rakyat tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok nya. Selain itu, kapitalisme tidak menyediakan lapangan pekerjaan untuk rakyat nya sehingga banyak rakyat yang pengangguran.
Ada juga yang bekerja tetapi gajinya tidak mencukupi untuk kebutuhan pokok nya, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, sudahlah gaji kecil harga barang pun melambung tinggi, kemiskinan pun semakin bertambah. Hal ini wajar terjadi, sebab kapitalisme berasaskan manfaat dan memihak pada pemilik modal (kapital) saja.
Islam mengetaskan kemiskinan
Berbeda ketika Islam yang memimpin, negara yang bersistem kan syariat islam akan menjamin kesejahteraan rakyat nya dengan cara menyediakan lapangan pekerjaan dengan gaji yang layak untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Negara juga menjamin layanan kesehatan dan pendidikan yang layak untuk rakyat nya, sehingga rakyat tidak perlu mencemaskan kesehatan dan pendidikan keluarga. Negara tidak akan semena-mena dalam menaikkan harga barang, harga barang akan selalu stabil dan tidak memberatkan rakyat.
Di dalam Islam juga diatur tiga hak kepemilikan yaitu milik individu, umum dan negara, barang yang merupakan milik umum dan negara tidak boleh dikuasai satu individu saja. Negara akan selalu memperhatikan setiap kebutuhan rakyat nya, seperti yang pernah dilakukan oleh khalifah Umar bin Khattab ketika beliau memimpin negara yang bersistem kan Islam, beliau akan berkeliling memperhatikan rakyat nya, ketika ada rakyat nya yang tidak tercukupi kebutuhan nya beliau sendiri lah yang membawakannya.
Kemiskinan akan semakin meningkat apabila sistem kapitalisme masih memimpin dunia, kemiskinan akan terselesaikan ketika Islam yang menjadi sistem pemerintahan di seluruh dunia, campakkan kapitalisme ganti dengan sistem Islam dalam naungan daulah khilafah, kemiskinan musnah rakyat pun sejahtera.
Wallahua’lam Bisshawab
Views: 22
Comment here