Wacana-edukasi.com — Tidak pernah ada habisnya apabila kita membahas perihal kemiskinan yang semakin merajalela di negeri ini. Pasalnya kesulitan ekonomi telah menjadi kendala yang luar biasa, berbagai solusi yang disuguhkan tak dapat menyelesaikan masalah, yang ada kemiskinan makin menghantui hampir seluruh masyarakat di negeri ini.
Sejatinya, kehidupan masyarakat berada pada garis dan daerah yang kaya akan pangan, namun malah sebaliknya masyarakat hidup dalam keterbatasan. Bahkan bermukim di tempat yang tak layak untuk ditempati. Seperti kehidupan seorang kakek tua yang lumpuh tinggal di tempat yang begitu mengiris hati, yaitu bekas toilet umum (tribunnews.com, 30/07/21).
Kakek Zainal yang berusia 85 tahun memiliki satu orang anak dan empat cucu hidup dalam keterbatasan ekonomi yang sangat sulit. Pekerjaan anaknya yang hanya sebagai kuli serabutan dengan penghasilan yang tidak menentu, mengakibatkan hidup selalu dalam kekurangan. Hasil yang tidak menentu bahkan terkadang tidak dapat penghasilan sama sekali.
Kakek Zainal dahulu pernah menjadi seorang marbot masjid di Perumnas Gunung Ibul namun karena sakit yang dideritanya menyebabkan kelumpuhan selam 3 tahun dan tidak mampu lagi bekerja dan mengerakkan anggota tubuhnya.
Di sisi lain, program bantuan dari pemerintah belumlah sampai ke rumah Kakek Zainal, walaupun pihak dari RT telah berusaha mengurusnya namun nama Kakek Zainal belum keluar dan sulit mendapatkan bantuan.
Sungguh miris hidup dalam kubangan kapitalis ini, diwarnai dengan penuh suka duka dan air mata. Rakyat yang hidup di nuansa yang berlapiskan SDA yang berlimpah, namun harus menelan pahitnya kehidupan yang selalu dirundung susah yang berkepanjangan.
Padahal, sejatinya Allah memberikan kekayaan yang luar biasa pada bumi yang di tempati kaum muslim diseluruh dunia. Agar kita dapat menikmatinya dan mengelolanya menjadi hal yang bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat. Namun, kenyataan tidak seindah yang dibayangkan. Malah rakyat harus hidup di dalam kubangan kemiskinan yang berkepanjangan.
Sistem kapitalis telah melahirkan kerusakan, baik alam maupun manusianya, merusak sendi-sendi kehidupan, menambrak hukum Allah yang telah ditentukan dan membuang jauh syariat yang seharusnya diterapkan. Kapitalis telah berhasil menjadikan umat jauh dari agamanya. Sehingga, ketika dirundung kesedihan dan kesusahan beralih hanya kepada manusia yang memiliki nafsu dan moral kebebasan, bukan kepada aturan Allah yang amat rinci dan mendalam.
Memisahkan agama dari kehidupan sudah jadi modal utama bagi sistem yang berlandaskan hawa nafsu dan kerakusan, serta kebebasan bak harimau yang siap menyantap buruan. Ekonomi yang kian ambruk sulit untuk dibenahi bagaikan benang kusut. Karena masalah yang terus menerus tidak diselesaikan dengan baik dan benar. Malah yang ada hanya terus mencari keuntungan dari sebuah kebijakan tanpa perduli dengan rakyat yang semakin terpuruk dan hampir binasa.
Padahal, apabila pengelolaannya benar dan aturan pencipta alam diterapkan pastilah hidup akan selalu dalam keberkahan bahkan maslahat selalu didapatkan. Sayangnya hanya sebuah kenangan ketika kita menengok masa lampau selama 13 abad lamanya Islam mampu memimpin dunia dengan perannya periayah umat terbaik sepanjang zaman. Tanggung jawab yang sangat besar ketika menjabat jadi penguasa karena abdinya langsung dengan Allah Swt.
Dalam pandangan Islam, rakyat merupakan tanggung jawab penguasa dalam negara. Perihal ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan bahkan pemerintahan. Merupakan tanggung jawab abdi negara. Para penguasa dipilih dengan seksama baik dan benar dan memiliki syarat-syarat yang harus tetap terpaut kepada hukum syara’ yang berlaku.
Pengelolaan ekonomi diberikan kepada orang yang menguasainya dan dipilih dengan syarat memenuhui kriteria sesuai pasal dalam hukum syara. Sehingga kecil kemungkinan melanggar aturan yang diberlakukan.
Rakyat diriayah dengan baik dan benar sesuai aturan Al-Quran dan As-sunnah yang telah menjadi tolok ukur kehidupan, tanpa pangkasan atau pemisahan aturan melainkan secara menyeluruh diterapkan dalam kancah kehidupan. Sehingga maslahat tercapai kehidupan dunia dan akhirat menjadi terarah dengan sebuah instusi aturan yang berlandaskan keberkahan untuk seluruh alam dengan tetap menerapkan hukum-hukum Allah disetiap lini kehidupan.
Analisa ( Muslimah Peduli Generasi)
Views: 9
Comment here