Opini

Kenakalan Remaja Buah Sistem Sekuler

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Mita Octaviani S.Pd

(Aktivis Muslimah Peduli Generasi)

wacana-edukasi.com, OPINI– Siapa yang tidak bangga ketika memiliki anak-anak yang salih dan salihah, mampu memberikan prestasi yang baik dan membuat bangga para orangtua. Namun di zaman sekarang ini sangat tidak mudah untuk membersamai tumbuh kembang putra putrinya.

Persoalan seputar kenakalan remaja yang semakin tumbuh subur tak henti-hentinya mengusik pikiran para orang tua khususnya Ibu. Seperti tawuran, pergaulan bebas, bersikap tidak patuh, tidak menghormati yang lebih tua, dan kenakalan remaja lainnya yang menghantui para orangtua yang peka terhadap permasalahan.

Terkadang sebagian menganggap hal tersebut tidak terlalu dipermasalahkan. Mungkin saja dikarenakan ketidaktahuan orang tua tersebut mengenai dampak dikemudian hari dari permasalahan tersebut. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pembiaran tersebut yaitu sudah terlalu sibuk dan lelahnya orang tua mencari nafkah dan memutar otak untuk menyambung hidup untuk esok hari, sehingga anak yang sejatinya yang utama mendapat perhatian khusus menjadi terpinggirkan. Atau orangtua tersebut tahu namun tidak mau belajar mengenai parenting. Hal ini bukan semata kesalahan orangtua saja namun semua pihak harus berperan menciptakan generasi yang salih salihah sesuai dengan syariat Islam.

Belum lama ini kasus kenakalan remaja salah satunya yang terjadi di kota Bogor sangat membuat greget para warganet. Melansir dari WARTAKOTALIVE.COM, BOGOR menerangkan bahwa Polresta Bogor Kota menggelar rilis terkait dengan kasus pembacokan pelajar bernama Arya Saputra, Selasa (14/3/2023).

Seperti diketahui, Arya tewas setelah ditebas oleh pelajar lain di lampu merah Pomad, Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jumat (10/3/2023).

Akibat peristiwa ini Arya yang masih duduk di bangku kelas X SMK harus menghembuskan nafas terakhir karena luka sabetan di bagian kepala. Pelaku yang berjumlah tiga orang dihadirkan langsung di Mako Polresta Bogor Kota saat konferensi pers. Namun, aktor utama dalam peristiwa ini, ASR (17) belum berhasil diamankan.

Kendati demikian, jajaran Polresta Bogor Kota akan terus mengejar dan menangkap ASR yang diketahui pada saat kejadian dia lah yang menebas Arya dengan sebilah sajam berjenis gobang.

Adapun ketiga pelaku yang berhasil diamankan yakni, MA (17) berperan sebagai pemilik motor dan senjata tajam jenis gobang. Atas perbuatannya para pelaku diancam dengan Pasal 76C jo Pasal 80 Ayat 3 UU Nomor 35 Tahun 2014 perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ancaman penjara maksimal 15 tahun dan atau denda Rp 3 miliar serta Pasal 338 KUHP hukuman paling lama 15 tahun penjara.

“Dan Satu yang menyembunyikan dikenakan Pasal 221 KUHP dengan pidana penjara paling lama empat tahun. Sementara pasal yang dikenakan itu,” ucapnya.

“Kita sampaikan ke pak hakim dan saya rasa pengadilan dengan rasa kebatinan dan pertimbangan hakim pasti akan bijak menjatuhkan vonis,” tandas Bismo.

Dari penjelasan berita tersebut, apakah cukup hanya diberikan hukuman 15 tahun penjara dan denda saja? Sedangkan nyawa yang sudah hilang tidak dapat kembali dan digantikan lagi. Perbuatan remaja tersebut sangat jauh dari nilai-nilai Islam dan Syariat Islam. Mereka seakan tidak takut dengan murka Allah Swt.

Bagaimana pandangan Islam tentang perilaku keji ini? Allah berfirman dalam Quran surah Al Isra ayat 33:

وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ وَمَنْ قُتِلَ مَظْلُوْمًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهٖ سُلْطٰنًا فَلَا يُسْرِفْ فِّى الْقَتْلِۗ اِنَّهٗ كَانَ مَنْصُوْرًا

Artinya:
Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sungguh, Kami telah memberi kekuasaan kepada walinya, tetapi janganlah walinya itu melampaui batas dalam pembunuhan. Sesungguhnya dia adalah orang yang mendapat pertolongan. (Qs. Al-Isra: 33)

Selain itu, ada dosa besar bagi yang membunuh dalam islam.

وَمَنْ يَّقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَاۤؤُهٗ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيْهَا وَغَضِبَ اللّٰهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهٗ وَاَعَدَّ لَهٗ عَذَابًا عَظِيْمًا

Artinya:
Dan barangsiapa membunuh seorang yang beriman dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahanam, dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, dan melaknatnya serta menyediakan azab yang besar baginya. (Qs. An-Nisa: 93)

Tentunya Negara menjadi garda terdepan untuk bertanggung jawab terhadap generasi. Negara sepenuhnya memfasilitasi, memberikan edukasi dan menanamkan nilai-nilai Islam yang benar. Negara menciptakan generasi yang taat terhadap perintah Allah Swt dan menjauhi laranganNya. Karena ketika nilai-nilai Islam sudah terpatri di dada pemuda, maka pemuda akan jauh dari perbuatan yang sia-sia dan sikap merasa arogan dan jagoan.

Kisah Muhammad Al Fatih penakluk Konstantinopel

Dikutip dari KOMPAS.com Salah satu pemimpin Turki Ottoman yang terkenal adalah Muhammad Al Fatih atau Mehmed II. Muhammad Al Fatih merupakan Sultan Turki Ottoman yang berkuasa selama dua periode, yakni sejak Agustus 1444-September 1446, dan Februari 1451-Mei 1481.

Ia terkenal sebagai penakluk Konstantinopel (sekarang Istanbul, Turki), yang sekaligus mengakhiri riwayat Kekaisaran Romawi Timur. Setelah naik takhta di usia 12 tahun, Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstantinopel pada usia 21 tahun. Berkat pencapaiannya, Mehmed II dianggap sebagai pahlawan di Turki dan Istanbul, sehingga namanya diabadikan di beberapa kawasan seperti Distrik Fatih, Masjid Fatih dan Jembatan Fatih Sultan Mehmed.

Pada masa pemerintahannya yang kedua, Muhammad Al Fatih bertekad untuk memperkuat angkatan laut Ottoman dan berusaha merebut Konstantinopel dari Kekaisaran Romawi Timur. Keinginannya ini pun dapat terwujud hanya dalam waktu dua tahun.

Pada awal 1453, ia mengerahkan 80.000-200.000 pasukan Ottoman, artileri, dan 320 kapal perang untuk mengepung Konstantinopel. Pada awal April 1453, Muhammad Al Fatih menyerang Konstantinopel dan mengepungnya. Pengepungan berlangsung selama 53 hari, sampai akhirnya Konstantinopel jatuh pada 29 Mei 1453.

Pihak Konstantinopel yang dipimpin oleh Kaisar Constantine XI sebenarnya mendapatkan bantuan dari para pembelot Ottoman dan Vatikan. Namun, mereka tetap tidak kuasa membendung kekuatan Muhammad Al Fatih dan pasukannya.

Dari sepenggal kisah pemuda di atas memberikan pelajaran bagi kita bahwa ketika nilai-nilai islam sudah terpatri dalam dada maka pemuda akan mempunyai akhlak yang baik dan berpegang teguh terhadap agamanya sehingga tidak mudah terbawa arus. Maka dari itu hanya Islam satu-satunya solusi yang memberikan kepuasan akal dan memberikan ketenangan dalam kehidupan.

Wallahu a’lam

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 43

Comment here