Opini

Kepemimpinan Islam, Bebaskan Palestina

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Lely Novitasari (Aktivis Generasi Peradaban Islam)

wacana-edukasi.com, OPINI–
Menuliskan nama di tangan, bagian dari cara anak-anak Palestina mempersiapkan dirinya kala reruntuhan menimpa tubuh mereka. Seolah mereka sudah siap dengan segala resiko terburuk tertimpa bangunan bahkan kematian.

Hampir seluruh fasilitas vital seperti rumah sakit, pabrik roti, tempat perbelanjaan, bahkan gereja hancur lebur dihantam rudal zionis israel. Listrik dan air pun diputus zionis Israel membuat kondisi bumi Syam semakin mencekam. Pemutusan air dan listrik membuktikan ketidak berdayaan wilayah bumi Syam atas penjajahan zionis.

Di kondisi yang serba terbatas pasokan air dan listrik juga obat-obatan, membuat penyelamatan serta pengobatan di rumah sakit sangat memprihatinkan. Seolah derita tak selesai saat kondisi bernyawa, untuk tempat penyimpanan jenazah pun memakai truk es krim ala kadarnya sebab banyaknya rakyat bumi Syam yang menjadi korban dari penjajahan ini.

Dari kekejaman zionis israel yang sudah sangat nyata ditambah penggunaan senjata fosfor yang tertangkap kamera membuktikan zionis israel tak layak sekedar dikecam oleh para pemimpin negeri-negeri muslim.

Pembelaan diri mereka (zionis israel) atas serangan hamas tak layak dibenarkan, mengingat penjajahan yang dilakukan zionis israel bukan dilakukan baru ini, melainkan sudah sejak lama hampir satu abad lamanya. Pendudukan mereka atas Palestina semakin diperkuat dengan dukungan Amerika dan Inggris sebagai sekutu yang langsung memberikan dukungan militer dan senjata.

Kekejaman sudah sangat nampak nyata, lantas kenapa pemimpin negeri-negeri muslim tak segera memberikan bantuan militernya? Seolah mereka buta bahkan melakukan diplomasi dan berjabat tangan dengan PM Israel yang masih berlumuran darah kaum muslimin.

Di sisi lain, umat Islam di luar gaza mulai membuka mata hingga berbondong-bondong melakukan aksi bela Palestina. Menyerukan agar pemimpin-pemimpin negeri mereka bersikap tegas dan mau bergerak mengerahkan bantuan militernya. Namun, seolah tak bergeming, pemimpin yang mereka harapkan justru mengambil sikap hanya dengan mengecam.

Semakin geram kala bantuan pangan, medis dan pakaian yang disumbangkan kaum muslim dihadang saat melintas di perbatasan Gaza dan Mesir. Padahal sebelumnya zionis Israel mengarahkan penduduk Gaza untuk mengungsi ke perbatasan. Tapi, apa yang terjadi? Sebelum sampai di perbatasan, rudal melumat habis para pengungsi yang diangkut dengan truk besar. Yaa Rabb.

Malam harinya Gaza meyala-nyala bagai neraka. Banyaknya rudal yang diluncurkan zionis Israel mengakibatkan ledakan besar hingga meluluhlantahkan bangunan. Pakar militer pun menyebutkan bom tentara zionis Israel yang dijatuhkan di Gaza lebih kuat dari Hirosima.

Begitu nampak jelas kezholiman, harus berapa banyak nyawa lagi yang dipertaruhkan?

Viral video dari anak Gaza dengan lantang yang menyerukan, “Dimanakah orang Arab? Dimanakah kaum muslim? Mereka selalu membicarakan kami! Wahai orang Arab! Bangkitlah! Allah saja yang berkuasa! Wahai penguasa! Wahai seorang ayah! Kalau kalian takut padanya. Saya hanya percaya pada Allah! Dia adalah sebaik-baik pelindung! Cukuplah Allah menjadi penolong bagiku, Allah adalah sebaik-baik pelindung! Dimanakah orang Arab!? Dimanakah kalian?!”

Begitu menyayat hati seruan yang disampaikan anak remaja tanpa sedikitpun ragu menyebutkan hanya Allah sebaik-baik pelindung, seolah pasrah menyaksikan dunia dan pemimpin-pemimpin negeri muslim tak nampak batang hidungnya mengirimkan bantuan militernya.

Sampai detik ini kekejian laknatullah zionis Israel terus dilakukan hari demi hari, tahun berganti tahun hingga hampir satu abad lamanya perampasan dan genosida terus mereka lakukan di Bumi Syam.

Sekalipun ada PBB yang digadang-gadang sebagai polisi dunia, nyatanya tak sedikitpun memberikan pengaruhnya terhadap penjajahan di Palestina.

Kepala Perwakilan PBB untuk Indonesia Valerie Julliand mengatakan, “PBB beranggotakan 193 negara. Apa yang kami lakukan sebagai perwakilan PBB, mandat, tindakan kami ditentukan oleh negara-negara anggota,” kata Julliand kepada wartawan di sela-sela acara Hari PBB di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan, “Ketika PBB tidak bisa melakukan intervensi, itu bukan karena staf PBB tidak mau, tetapi karena negara anggotanya tidak menyetujuinya,”

Di antaranya Amerika Serikat sebagai sekutu Israel, dan mereka sering menggunakan hak veto mereka untuk memblokir resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendukung Palestina.

Bukti lain, resolusi yang diputuskan Dewan Keamanan PBB sebelumnya yakni Resolusi 242 (1967) yang menyerukan penarikan pasukan Israel dari wilayah yang diduduki setelah Perang Enam Hari dan Resolusi 1397 (2002) menyerukan penghentian kekerasan dan memulai proses perdamaian untuk mendirikan dua negara pun tak mampu menghentikan konfik penjajahan Palestina. Berulang kali pengkhianatan zionis Israel terus dilakukan.

Masalah Palestina bukan masalah batas wilayah, sebab zionis Israel lah yang mencaplok tanah Palestina dengan cara paksa hingga genosida. Sudah puluhan tahun, layakkah umat Islam masih berharap pada polisi dunia bernama PBB?

Semakin ironi dibuatnya, zionis Israel berusaha playing victim ke media Barat. Bak bergayung bersambut, Amerika dan Inggris mendukungnya dan mengirimkan bantuan yang luar biasa. Sementara dunia dan umat Islam mengirimkan diantaranya ada kain kafan di truk bantuannya. Hal ini disampaikan Muhammad Husein warga asal Indonesia yang tinggal di Palestina. “Ya kain kaffan”.

Ia menambahkan bahkan yang diperbolehkan masuk dari ratusan truk disisakan hanya 20 truk yang boleh melintas. Tak habis pikir para dokter dan tenaga medis pun tidak menemukan obat-obatan di truk yang boleh masuk perlintasan. Semakin mencekam dan serba terbatas penyelamatan pun berlangsung dramatis. Rumah sakit mana yang menggunakan flash hp sebagai alat penerangan saat operasi? Hanya di Gaza, tindakan operasi pun dilakukan tanpa anastesi.

Mengutip Gazamedia, tercatat di hari ke 18 setelah serangan perlawanan Hamas, zionis Israel melepaskan 12 ribu ton bahan peledak ke jalur Gaza, 33 ton per kilometer persegi. Hampir setara dengan nuklir Hirosima. Bukankah jelas ini genosida luar biasa di zaman modern?!

Eksistensi Penjajahanan

Sejarah kelam terjajahnya Palestina tak luput dari pengaruh keterpurukan umat Islam yang mulai terpesona dan melihat peradaban dunia Barat sebagai kiblat.

Dalam kitab Daulah Islamiyah karya Syaikh Taqiyuddin Annabhani menggambarkan di masa akhir-akhir Daulah Islamiyah para intelektual muslim mulai mengalami kemunduran, sebab mereka menerima peradaban Barat secara sempurna dan penuh kerelaan, seraya memperlihatkan bahwa akidah dan peradaban mereka sesuai dengan peradaban Barat.

Dalam waktu bersamaan, mereka membebaskan dirinya dari peradaban yang islami. Akibatnya pemahaman kaum muslim bergeser menjadi matrealistik. Para politisi pun tak lepas dari bujuk rayu Barat, yang akhirnya membuat mereka ikut membebek pada pemahaman asing yakni Barat.

Gambaran kemunduran diantaranya tentang jihad yang merupakan ruh politik luar negeri Daulah Uslam diganti dengan perundingan. Alhasil ketika wilayah kekuasaan Daulah Islam yang mulai diacak-acak oleh penjajah Barat tidak lagi diserukan dengan Jihad.

Semakin terjerumus dalam kenestapaan saat masa Daulah Islam Utsmaniyah diruntuhkan, yang menandakan tiada lagi kepemimpinan umat Islam. Hingga kini menjadikan umat Islam mudah dirong-rong kafir penjajah. Tersekat batas teritorial bangsa-bangsa.

Termasuk Palestina direbut paksa sejak 14 Mei 1948, oleh Kepala Badan Yahudi, David Ben-Gurion yang memproklamasikan sebagai negara Israel. Ia melanjutkan mimpi besar Theodor Hezl, pencetus entitas Yahudi yang kala itu ingin membeli tanah Syam di masa Sultan Abdul Hamid II.

Jika di masa Daulah Islam saat kekhalifahan Sultan Abdul Hamid II tidak sejengkal pun Palestina diberikan. Berkata Sultan Abdul Hamid II, “Tanah ini (Syam) bukan milikku, tapi milik umatku (Islam)”. Dengan tegas khalifah menolak permintaan Theodor Hezl. Namun kini entitas Yahudi begitu mudah mencaplok tanah Syam tanpa membayarnya sepeserpun.

Rasulullah Saw. bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.”

Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.”

Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud)

Kini, sistem kapitalisme yang menguasai pemikiran banyak bangsa dan negeri kaum muslimin. Seakan membelenggu tangan dan mulut mereka untuk bersikap tegas pada zionis Israel sebab diikat dengan diplomatik.

Kemajuan semu peradaban Barat yang bangkit dari masa kegelapan membutakan umat Islam, menjadikannnya sebagai tolak ukur sebuah kemajuan peradaban. Padahal Barat yang notabene bukan beragama Islam jelas berbeda cara pandangnya tentang hidup.

Menjadi malapetaka kaum muslimin, Barat berhasil mendakwahkan idenya ke berbagai wilayah kaum muslim, menghembuskan pemahaman nasionalisme ke dalam jiwa-jiwa kaum muslim. Hingga di masa akhir sebelum runtuh Daulah Islam, terjadi perpecahan dalam tubuh umat yakni terbetuknya Pan Islamisme yang begitu terbuka dengan ide barat dan Pan Arabisme yang termakan virus kesukuan.

Termasuk kondisi Palestina tak lepas dari sekat nasionalisme yang ditancapkan oleh penjajah Inggris dan Prancis dalam membagi wilayah kaum muslimin menjadi negara-negara kecil saat ini.

Palestina Harus Diperjuangkan

Belajar dari sejarah, umat Islam tidak bisa membebaskan Palestina berharap dengan sistem Kapitalisme-demokrasi apalagi polisi dunia bernama PBB. OKI (Organisasi Konferensi Islam) pun berada di bawah bayang-bayang PBB, apakah masih bisa diharapkan?

Bantuan makanan, medis dan pakaian/selimut hanya seujung kuku dampak yang dirasakan umat di Palestina. Mereka butuh bantuan militer, bukan sekedar kecaman dari para pemimpin-pemimpin negeri muslim.

Masalah di Palestina bukan hanya ujian bagi rakyat di sana. Melainkan juga bentuk pembuktian akidah umat Islam seluruhnya. Jika zionis Israel dan sekutunya bersatu dalam kebathilan, mengapa umat Islam tidak bersatu dalam membebaskan Bumi Syam?

Sejarah bumi Syam sebagai tanah yang diberkahi begitu melekat dengan Islam. Di masa dulu Rasulullah diperjalankan Isra’ Mi’raj di bumi Syam, mengimami para Nabi dan Rasul, bahkan Nabi Saw. diperjalankan ke Sidrotul Munthaha di Baitul Maqdis.

Sepanjang sejarah, Baitul Maqdis terbebas dari cengkraman kekuasaan penjajahan hanya dengan kepemimpinan Islam. Dibebaskan dari luar wilayah Syam. Sejarah mencatat setelah Rasulullah Saw. mendirikan Daulah Islam di Madinah, pada tahun ke 11 Hijriyah, beliau Saw. mengutus Usamah Bin Zaid sebagai panglima perang untuk membebaskan Al Quds dari kekuasaan Romawi.

Namun, belum sampai pembebasan itu, Rasulullah Saw. wafat. Berganti kepemimpinan saat itu dalam Daulah Islam dengan dibai’atnya Abu Bakar sebagai Khalifah. Abu Bakar As Shiddiq melanjutkan kepemimpinan Rasulullah Saw. sebagai kepala negara.

Kedekatannya dengan Rasulullah Saw. semasa hidup, menjadikan Abu Bakar memiliki pengetahuan tentang strategi Rasulullah. Termasuk melihat Rasulullah SAW sebelumnya memiliki target besar, yang merupakan langkah strategis untuk membebaskan Baitul Maqdis. Hal itulah yang sangat dipahami oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Misi terus berlanjut kemenangan-kemenangan dan pembebasan wilayah-wilayah menuju Syam didapatkan. Namun kepemimpinan Abu Bakar As Shiddiq tak berselang lama sebab beliau wafat.

Dilanjutkan kepemimpinan Khalifah Umar Bin Khattab, kemenangan itu diraih atas izin Allah hingga diserahkannya kunci Baitul Maqdis oleh pendeta gereja di Syam. Hal ini menandakan bahwa Bumi Syam adalah tanah Kharajiyah yang artinya tanah yang dibebaskan kaum muslim, tandanya tanah Syam milik kaum muslim.

Kemudian masa kekuasaan dipergilirkan, hingga Baitul Maqdis kembali dirong-rong oleh pasukan salib. Dan pembebasan kembali dilakukan oleh Shalahuddin Al Ayyubi. Dengan kekuasaan kepemimpinan umat Islam, dimanapun negerinya masyarakatnya hidup tentram dan berdampingan. Termasuk di Bumi Syam, bahkan masih adanya keberadaan entitas Yahudi dan Nasrani merupakan bagian dari kebaikan Islam, yang tidak menggenosida seperti penjajah zionis Israel hari ini.

Hanya saja kini kemerdekaan Baitul Maqdis kembali dirampas, umat Islam di Palestina digenosida, bahkan tak luput kaum Nasrani ikut dibombardir rumah ibadahnya.

Sudah saatnya umat Islam kembali sadar, tidak ada jalan lain selain menegakkan kembali hukum-hukum Allah dalam kepemimpinan umat Islam. Sebagaimana Rasulullah Saw. contohkan di masa lalu.

Dengan kepemimpinan umat Islam yang menerapkan hukum-hukum Allah dalam naungan sebuah institusi negara. Tentu akan sangat bisa berperan besar dalam mendorong umat melaksanakan perintah Allah yakni dengan Jihad untuk membela dan membebaskan kembali Bumi Syam Palestina dari cengkraman zionis israel laknatullah ‘alaih.

Wallahu’alam bishowab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 50

Comment here