Oleh : Mimi Husni
wacana-edukasi.com, MOTIVASI– Hari gini nggak pinjam uang ke Bank, miskinlah kita, kapan bisa punya mobil, rumah, apartemen. “Gue mau-mau aja pake kerudung, tapi nggak perlu yang panjang-panjang, kayak mau sholat aja, kaki kudu ditutup pula? Ribet amat hidup”. Obrolan tersebut sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Mereka mengaku beragama Islam , tapi hanya mau menerima sebagian aturan Islam yang sudah ditetapkan Allah SWT didalam Al-qur’an dan Hadist. Aturan-aturan Allah SWT yang dianggap merugikan dirinya, ditolak, dipandang sebelah mata, bahkan dibuang.
Salah satunya adalah praktek riba yang semakin marak ditengah masyarakat Indonesia. Miris, mengingat Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas Muslim, sementara Islam sendiri melarang keras praktek riba. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin sekuler dan kapitalistik, praktek riba semakin berkembang dan membudaya di Indonesia dan dilakukan hampir diseluruh kalangan masyarakat, baik kalangan atas maupun bawah. Dari jumlah transaksi yang kecil hingga milyaran rupiah.
Perkembangan zaman yang serba digital, pinjaman berbasis riba pun saat ini banyak ditawarkan secara online. Internet adalah dunia bebas dengan minim pengawasan, sehingga membuat situs macam apapun termasuk pinjaman online (pinjol) secara ilegal bukan hal yang sulit. Ditemukan beberapa kasus nasabah bunuh diri karena terbelit pinjaman online dengan bunga selangit. Ujung-ujungnya tidak bisa melunasi, nyawa yang digadaikan.
salah satunya ibu dengan dua anak berinisial JB (44), di Cinere, Kota Depok, dilakukan bunuh diri diduga stres akibat tagihan pinjaman online (pinjol) ilegal. Kapolsek Cinere AKP Suparmin mengatakan JB ditemukan tewas dengan cara gantung diri di kamar mandi rumahnya, Senin (1/11/22) pukul 06.30 WIB (CNN.Indonesia).
bagi Muslimah (wanita muslim) wajib menutup seluruh anggota tubuhnya kecuali muka dan ke dua telapak tangan. Karena hal itu merupakan aurat seorang muslim. Tapi fakta saat ini masih banyak muslim yang beranggapan bahwa menutup aurat itu adalah pilihan bukan kewajiban. Bukan hanya praktek riba yang mewabah, mengumbar auratpun menjadi tren.
Ketaatan totalitas bukti keimanan kepada Allah SWT. Bahwa kita sebagai muslim, beragama Islam, wajib taat pada semua aturan atau hukum-hukum Allah SWT, tanpa kecuali. Ketaatan itu harus dibuktikan dengan amal sholeh yang sesuai dengan keimanan seorang muslim. Banyak yang mengaku muslim tetapi perilakunya tidak sesuai dengan Islam. Contoh lainnya: sikap bengis tanpa perikemanusiaan yang dilakukan sesama muslim, menganggap saudara muslimnya sebagai hewan. Muslim dipukuli, dibantai, ditembak gas air mata, ditendang, diinjak-injak, muslimahnya dilecehkan, dipaksa untuk menanggalkan hijabnya, difitnah dan di hinakan ajaran agamnya.
Fakta yang banyak terjadi, Islam dianggap layaknya menu prasmanan, yang menjadi seleranya maka akan diambil. Ini bukti nyata sekularisasi agama, tuntutan life style ala kapitalis. Manusia seolah tak bisa menghindar dari serbuan mindset/pola pikir sekuler. Akibatnya, semakin jauh dari Islam, semakin jauh dari apa yang disebut keimanan. Karena sesungguhnya beriman itu adalah taat tanpa pilih-pilih sesuai keinginan kita.
Keimanan ibarat akar pohon, yang bisa membawa pertumbuhan baik bagi pohon. Semakin iman kuat terlihat dari perilakunya, implementasi perbuatannya. ibarat rumah, iman seperti pondasi, pondasi tidak boleh rapuh. Pembentukan iman itu butuh proses, agar iman bisa menjadi landasan dan keyakinan seorang muslim. Maka Bukti keimanan adalah sami’na wa Atho’na, kami mendengar dan kami patuh, tidak perlu menawar, kenapa ya aturannya harus begini begitu, kenapa harus haram ya, kenapa riba tidak boleh, kenapa harus menutup aurat, dan lain-lain. Bukti keimanan yang benar adalah tidak ada tawar menawar dengan Allah SWT.
Allah berfirman dalam QS. Al-hujurat ayat 15, artinya: sesunggunya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa merekapada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. Yakin bahwa aturan-aturan Allah berlaku untuk keselamatan hidup didunia akhirat.
Percayalah bahwa Islam akan menyelamatkan kita. Dan keyakinan ini harus 100 persen, tidak boleh ragu. Jika sudah yakin, maka harus ada bukti menyerahkan diri kita sepenuhnya, mau diatur dalam semua hal (Islam kaffah) tanpa kecuali.
Views: 33
Comment here