Oleh Nilma Fitri S. Si (Aktivis Muslimah Bekasi)
Penguasa dalam Islam akan senantiasa memastikan kesejahteraan rakyatnya, bahkan sampai ke individu perorangan.
Wacana-edukasi.com — Rencana pembuatan laptop Merah Putih pun mengalahkan terpenuhinya kebutuhan pangan bagi masyarakat. Lagi-lagi, harapan rakyat mendapatkan bantuan dana yang memadai akibat desakan PPKM yang terus diperpanjang, pupus sirna dengan anggaran investasi yang semakin unjuk diri.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa pemerintah sedang berupaya mempersiapkan riset dalam negeri demi meningkatkan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) agar dapat memproduksi laptop Merah Putih, dengan anggaran Rp 17,42 triliun untuk belanja produk Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada bidang pendidikan sepanjang 2021 hingga 2024 (Tribunnews.com, 23/7/2021).
Latar belakang digulirkannya rencana ini, menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita agar ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap produk impor yang mendominasi pangsa pasar Indonesia yakni 95 persen dari total permintaan, dapat diminimalisir dengan beralih kepada produk lokal.
Hal inilah yang menjelaskan langkah yang diambil pemerintah dalam mengeluarkan dana anggaran yang sangat fantastis demi terlaksananya pengembangan proyek laptop Merah Putih. Bahkan demi mencapai target penggunaannya, Luhut mendorong pemerintah daerah untuk membeli produk tersebut. Dengan total kebutuhan Kemendikbudristek dan pemerintah daerah (pemda) dalam pengadaan laptop yakni sebanyak 431.730 unit dengan anggaran sebesar Rp 3,7 triliun.
Pemerintah pun berkolaborasi dengan enam perusahaan besar yang menyatakan mampu memenuhi pengadaannya, baik di level pusat maupun Pemda. Keenam produsen laptop merah putih itu adalah PT Zyrexindo Mandiri Buana, PT Tera Data Indonesia, PT Supertone, PT Evercoss Technology Indonesia, PT Bangga Teknologi Indonesia, dan Acer Manufacturing Indonesia.
Di tengah karut-marutnya situasi rakyat di tengah pandemi, keberpihakan penguasa kepada pengusaha masih saja nyata. Jumlah dana investasi yang cukup fantastis untuk laptop merah putih yang bahkan rencana pemasarannya pun baru akan dilakukan tahun 2022 mendatang, hampir setara dengan total nilai dana Bantuan Sosial Tunai (BST) selama semester awal tahun 2021 yaitu sebesar Rp18,04 triliun (merdeka.com, 5/7/2021),
Prioritas Investasi Kapitalisme Mengalahkan Hati Nurani
Sebegitu pentingkah pengeluaran dana yang besar untuk investasi, dilakukan negara di tengah pandemi yang semakin tidak terkendali? Niat baik pemerintah demi menyelamatkan ekonomi, terkesan melalaikan kebutuhan pangan rakyat dan pemulihan kesehatan yang kian mengkritis.
Suatu prioritas kebijakan yang salah alamat, sejatinya anggaran dana investasi ini dapat dialokasikan sebagai tambahan bansos bagi masyarakat, atau bahkan sediaan medis demi menyelamatkan nyawa, tentulah akan sedikit mengobati kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah yang semakin menurun.
Itulah fakta kebijakan pemerintah di era demokrasi kapitalisme ini, yang seharusnya dapat membuat masyarakat semakin sadar, bahwa rezim saat ini sedang memainkan peran protagonis dalam panggung sandiwara. Pemberian dana bansos yang minimalis dikeluarkan setengah hati hanya demi kata “pemerintah peduli.” Tetapi pada kenyataannya bansos yang diberikan masih jauh dari kata “memadai” bagi pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Sedangkan kucuran dana besar dengan menggandeng pengusaha, mudah dikeluarkan demi sebuah investasi keuntungan.
Bentuk konsekuensi dari sistem sekuler demokrasi kapitalisme yang sedang dijalankan. Sistem yang dibangun atas dasar kekuatan modal, berpihak pada kaum kapital tetapi minim sentuhan hati nurani. Sistem yang lebih mengedepankan keduniaan tetapi mengesampingkan tanggung jawabnya untuk era keabadian.
Islam Menjadi Solusi
Lain halnya dalam Islam, kesusahan yang mendera rakyat haruslah dirasakan pertama oleh seorang pemimpin negara, karena cita-cita rakyat sejahtera adalah tujuan kepengurusannya juga amanah yang akan ia pertanggungjawabkan kelak. Seperti sabda Rasulullah saw. berikut ini,
الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR Bukhari)
Begitu besar tanggung jawab seorang pemimpin terhadap rakyat, karena tugas pemerintah bukan hanya memerintah, tetapi lebih luas lagi yang akan Allah tuntut di hari akhir nanti. Sehingga penguasa dalam Islam akan senantiasa memastikan kesejahteraan rakyatnya, bahkan sampai ke individu perorangan. Seperti sebuah kisah mashyur seorang pemimpin Islam, Khalifah Umar bin Khaththab.
Sosok pemimpin yang dikenal tegas dan tangguh, tiba-tiba menangis saat menyaksikan seorang ibu yang memasak batu untuk anaknya yang kelaparan, dan sang ibu pun menyalahkan kepemimpinan Umar yang tidak peduli terhadap rakyat miskin.
Kemudian dengan kerelaannya, Umar pun memanggul sendiri gandum di pundaknya untuk diantarkan ke rumah ibu tersebut. Bahkan hal itu pun belum juga dapat menghilangkan rasa bersalahnya sebagai sosok pemimpin negeri di mana ada rakyatnya yang kelaparan, beliau pun turut memasakkannya untuk mereka, tanpa diketahui oleh sang ibu bahwa Khalifah Umar lah yang melakukannya.
Tidak itu saja, ketakutan beliau di hadapan Allah kelak terhadap tanggung jawab amanah sebagai pemimpin rakyat, membuat ia menolak bantuan yang akan diberikan oleh Aslam asistennya. Seraya berkata : “Apakah engkau akan mampu memikul dosaku ini terhadap rakyatku? Dan menanggung azabnya?.”
Begitulah sosok pemimpin dalam Islam. Senantiasa merasakan pedih jika rakyat merasakan perih. Sosok pemimpin yang ikhlas, amanah, dan memiliki kepedulian tinggi kepada rakyat. Bahkan sejarah pun telah membuktikan, di saat kepemimpinan Islam tegak, masyarakat pun hidup dalam kebahagiaan. Penguasa benar-benar bertanggung jawab atas rakyatnya. Mereka senantiasa siap menyertai rakyat dalam segala kondisi. Setiap kebijakan yang diterapkan pasti berpihak pada rakyat sesuai dengan perintah dan aturan yang Allah turunkan.
Wallaahu a’lam bishshowab.
Views: 6
Comment here