Opini

KIT Batang, untuk Siapa?

Bagikan di media sosialmu

Oleh: Dyan Shalihah

Wacana-edukasi.com, OPINI– Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang  Jawa Tengah, resmi dibuka operasionalnya oleh presiden Joko Widodo, Ia optimis proyek tersebut menjadi daya tarik bagi investor asing dan juga menjadi lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitarnya.

“Kami harapkan nanti di Agustus juga akan ada pembangunan industri anoda, September akan ada pembangunan industri katoda disini sehingga ini akan menjadi sebuah kawasan industri yang betul-betul efisien dilirik oleh para investor dan bisa membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi rakyat kita,” Bisnis.com (26/7).

Sebagaimana diketahui, pembangunan Mega proyek Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, yang berdiri di atas lahan seluas  4.000-an hektare akan ditargetkan rampung pada tahun ini. Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri (KPAII), Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, Doddy Widodo menyatakan,  dengan adanya pembangunan KIT Batang akan menjadi magnet untuk menarik para investor, baik dari dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi pada Mega proyek tersebut.

Sementara itu, Bupati Batang, Wihaji berharap dukungan kepada berbagai kementrian dengan regulasinya untuk menjadikan pembangunan KIT Batang sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya dari masyarakat sekitarnya yang ditargetkan dapat menyerap hingga 250.000 tenaga kerja.

Dalam roadmapnya, pembangunan KIT Batang memiliki konsep yang akan terintegrasi dengan perumahan buruh, pendidikan, layanan kesehatan dan juga rantai suplai antar pabrik. Hingga saat ini, sudah ada beberapa pabrik asal luar negeri yang mulai berinvestasi dan memulai pembangunannya, seperti produsen sepatu asal Taiwan yang sudah membuka lowongan, pabrik panel Surya asal Amerika Advance Lighting, LG dari Korea Selatan yang akan memproduksi mobil listrik, Hyundai, KCC glass, serta rencananya akan dibangun juga stasiun dan pelabuhan untuk mempermudah akses ekspor. Dengan begitu, sudah dipastikan keuntungan dari produksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut.

Siapa yang diuntungkan?

Sejatinya pembangunan serupa KIT Batang sudah banyak berdiri di berbagai daerah lain, namun kenyataanya belum bisa merubah kondisi perekonomian khususnya rakyat menengah ke bawah. Kemiskinan masih mendominasi bahkan cenderung meningkat, kesejahteraan yang dijanjikan nyatanya tidak terealisasi, lapangan pekerjaan faktanya sebagian besar untuk warga asing juga dan hanya sebagian kecil untuk masyarakat sekitar, itupun sebagai buruh kasar, lagi dan lagi rakyat hanya kecipratan saja dari pembangunan Mega proyek ini.

Negara yang mengadopsi sistem kapitalisme seperti Indonesia selalu mengandalkan investasi dalam setiap pembangunannya, karena negara tidak memiliki modal untuk proyek pembangunan secara keseluruhan karena APBN hanya mengandalkan pajak untuk pembiayaan negara. Alhasil, penguasa menggaet para investor untuk berinvestasi dalam pembangunan, maka sejatinya pembangunan proyek-proyek besar di negeri ini hanya untuk memfasilitasi investor asing maupun lokal, bukan untuk rakyat.

Berharap kesejahteraan dalam sistem kapitalisme hanya mimpi belaka, karena kenyataanya pembangunan dalam sistem ini tidak pernah berpihak pada rakyat melainkan hanya menguntungkan korporasi yang dilegalkan oleh penguasa. Sejatinya investasi tidak serta merta membuka peluang kerja bagi rakyat namun justru mengambil hak orang banyak karena privatisasi atau penguasaan terhadap harta rakyat oleh para pemilik modal, itulah dusta investasi.

Pembangunan Dalam Islam

Islam tidak melarang negara untuk melakukan pembangunan seperti infrastruktur sebagai sarana untuk memudahkan urusan rakyat, karena pembangunan infrastruktur menjadi bagian dari simbol peradaban, namun pembangunan akan disesuaikan dengan kemaslahatan umat. Negara akan berperan sebagai pihak yang akan bertanggung jawab dalam membangun negeri tanpa adanya campur tangan pihak luar, baik swasta maupun asing.

Biaya pembangunan ditanggung oleh negara sebagai penyelenggara yang diperoleh dari Baitul mal. Baitul mal sendiri memiliki sumber dana yang berasal dari pengelolaan sumber daya alam, Fai, kharaj, zakat, dll. Islam memiliki sistem ekonomi yang menjamin kesejahteraan bagi rakyatnya.

Setidaknya ada tiga pilar bagaimana Islam mampu menghantarkan kesejahteraan dan keberkahan bagi umatnya.
Pertama, penguasa beserta rakyatnya menjalankan syari’at Islam berdasarkan dorongan ketakwaan bukan karena motif ekonomi, yaitu mendapatkan keuntungan materi. Islam juga memerintahkan penguasa untuk mengelola harta rakyat sebagai amanah dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat.

Kedua, Islam mencegah monopoli kekayaan hanya pada segelintir orang, sehingga kesenjangan sosial diantara masyarakat dapat dihindari. Hal itu sesuai perintah Allah SWT;

“…supaya harta itu tidak beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kalian.” (QS Al-Hasyr [59]: 7).

Islam melarang penguasaan atas harta rakyat untuk dikelola oleh swasta maupun asing, yang jelas hanya memperkaya pribadi apalagi menyerahkan pembangunan infrastruktur kepada pihak lain yang akan mengambil keuntungan akibat privatisasi.

Ketiga, Islam melarang memakan harta orang lain secara bathil dan zalim. Larangan inipun bersifat umum termasuk kepada penguasa, maka pengambilan pajak oleh penguasa terhadap rakyat adalah termasuk perbuatan zalim. Di dalam Islam pajak hanya diambil ketika Baitul mal mengalami kekosongan, itupun di ambil dari sebagian rakyat yang memiliki kekayaan lebih.

Begitulah, Islam memiliki sistem yang mampu menjamin kesejahteraan rakyat tanpa harus melibatkan pihak asing dalam mengurusi urusan rakyat. Penguasa dituntut untuk menjaga dan mengelola harta rakyat dengan amanah, sehingga hasilnya pun dapat dinikmati oleh rakyat banyak. Maka, sudah selayaknya umat memperjuangkan sistem yang Haq ini, sehingga kemaslahatan umat benar-benar terealisasi.

Wallahua’lam.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 0

Comment here