wacana-edukasi.com — Demam Korean-Wave masih merebut hati remaja. Mulai dari drama, film, musik, fashion, produk kecantikan, makanan dan tempat wisata. Korean-Wave muncul sejak tahun 1990-an. Hal ini pun memicu banyak orang di negara tersebut untuk mempelajari budaya dan kebudayaan Korea. Bahkan, Wapres Ma’ruf Amin berharap Korean-Wave dapat menjadi inspirasi generasi muda dalam berkreatifitas. Demi memperkenalkan budaya Indonesia agar ‘go internasional’.
Di balik gaungnya Korean-Wave, sarat akan masalah. Tingginya kasus bunuh diri oleh artis Korea menjadi masalah tersendiri. Mereka dijadikan sebagai mesin penghasil uang. Selain itu, budaya kumpul kebo menjadi hal biasa. Pernikahan tak lagi dianggap penting.
Jika remaja Korea saja bermasalah, apakah tepat kita menjadikan mereka sebagai inspirasi? Sekulerisme menjadi asas dalam berfikir dan bertingkah laku. Budaya permisif dan hedonis mewarnai hidupnya.
Tak layak remaja muslim menjadikan mereka sebagai inspirator. Islam memiliki remaja inspiratif seperti sosok Mush’ab bin Umair. Mush’ab rela meninggalkan kehidupan glamour. Hanya untuk mempertahankan agama. Beliau dikenal sebagai pionir dakwah di Madinah. Hidupnya diisi dengan mempelajari dan mendakwahkan Islam.
Sejatinya, remaja Muslim mengikuti jejak langkah beliau. Agar Islam Rahmatan Lil A’lamin dapat kembali menaungi negeri ini.
Putri Ira
Views: 10
Comment here