Wacana-edukasi.com — Menulis butuh modal ? Jelas iya. Bahkan modal kerapkali menjadi kebutuhan utama. Bagaimana tidak? Saat belum bisa menulis, butuh kursus, training, pelatihan, dan sebagainya, dan itu berbayar. Mau mengawali menulis butuh referensi, bacaan, dan sumber dari buku-buku yang jelas tidak bisa gratis. Ingin mengirimkan hasil tulisan ke media, butuh buka internet, yang jelas ini ada biayanya, untuk beli pulsa ataupun paket data. Belum lagi jika ingin tulisan-tulisan hasil karya kita diterbitkan, pastilah butuh biaya yang jauh lebih besar.
Tapi fakta pun bicara, bahwa tanpa modal pun usaha untuk menjadi penulis sebenarnya tetap dapat dimulai. Karena ternyata banyak penulis yang mengandalkan modal dengkul. Mereka sukses menjadi penulis meski tak punya modal sama sekali atau hanya dengan modal yang terbatas.
Kesalahan pandangan yang seringkali menghiasi otak kita adalah bahwa modal fisik adalah yang paling vital. Jika bukan uang boleh jadi aset kebendaan seperti gerobak, becak, sepeda, mobil, hingga perhiasan dan sebagainya yang bisa digunakan sebagai modal.
Padahal ada pula modal invisible, yang tidak dapat dilihat, atau dipegang secara langsung, tetapi keberadaannya bisa dirasakan. Itulah modal intangible berbentuk keberanian, kejujuran, kemauan, dan tekad baja. Hanya saja kualitas modal intangible berbeda-beda pada tiap individu. Tergantung apakah mau memaksimalkan kehadiran modal itu ataukah tidak.
Di antara modal intangible yang paling banyak mengantarkan para penulis pada puncak kesuksesan adalah ide-ide cemerlang, brilian, serta impian melangit, yang dilandasi minat dan hobi. Melalui bantuan minat dan hobi ini jenis modal intangible dapat dipahat, dipoles, dan diperindah sebaik mungkin tanpa harus menunggu instruksi atau pun intervensi dari siapa pun. Karena di sinilah letak kehendak dan peluang strategis kesuksesan siap dibangun.
Maka jika memiliki minat dan hobi menulis jangan pernah dieliminasi. Jangan pernah berhenti sebelum minat dan hobi itu bisa tumbuh secara mandiri lalu menemukan lingkungan potensial untuk berkembang.
Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan memadukan racikan minat dan hobi menjadi bumbu istimewa, lalu taburkan bubuk kreativitas agar kelezatannya meningkat. Ketahuilah bahwa kreativitas itu lahir dari letusan pikiran-pikiran kita sendiri. Maka tugas kita adalah mengarahkan pemikiran agar bisa melahirkan kreativitas tanpa batas yang menakjubkan.
Pertanyaannya kenapa kreatif itu penting? Karena kreativitas itu barang langka. Ide dan gagasan juga mahal harganya. Itulah sebabnya tidak semua orang bisa memilikinya. Akan tetapi, saat kita mampu mengantongi kreativitas, niscaya citra dan harga diri anda akan naik di mata siapa saja. Percayalah bahwa kreativitas yang kita bangun niscaya akan membuat hidup kita semakin hidup.
Terlebih lagi bagi para calon penulis perlu diingat bahwa ‘the creativity create money’ kreativitas akan membuka peluang terciptanya uang. Maka hilangkan NATO (No Action Talk Only). Segeralah ambil pena dan kertas lalu tuliskan minat dan hobi menulis yang Anda miliki. Klasifikasikan mana jenis minat dan hobi yang kualitasnya biasa hingga luar biasa kemudian segera eksekusi yang paling dominan, jalani dengan usaha serius, sungguh-sungguh, hingga melejit maksimal.
Sisa catatan minat dan hobi yang masih butuh pendalaman, analisis, dan terbukanya pintu-pintu peluang yang lebih banyak dan lebih besar untuk sementara waktu sisihkan saja dalam kaleng investasi minat dan hobi. Kelak tabungan ini akan menjadi inspirasi tulisan Anda.
Views: 28
Comment here