Oleh : Iin Zainal
wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Kriminalitas semakin hari semakin meresahkan. Kejahatan yang di lakukan pun kian beragam dan kian mengerikan, kondisi ini sungguh sangat memprihatinkan. Berita mengenai tindak kejahatan selalu menghiasi wajah pemberitaan baik di media sosial ataupun media media lainnya.
Sebagaimana diberitakan di salah satu media bahwa sudah terjadi penangkapan terhadap seorang pria berinisial MA (20) tersangka pembunuhan atas korban yang berinisial W (51) yang di temukan tewas di sebuah kontrakan di kampung Muka Ancol, Pademangan jakarta Utara.
Berita yang lebih sadis lagi adalah berita pembunuhan dengan cara di mutilasi di Sleman, Yogyakarta. Polisi sudah menangkap dua tersangka, kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Polda DIY)menyebut, korban berinisial R berstatus mahasiswa kampus swasta di Yogya. Sedangkan dua pelaku merupakan karyawan restoran dan penjual kue di Yogya. Kepolisian menyatakan potongan tubuh korban mutilasi di temukan di lima titik sejak penemuan pertama hari Rabu (12/7) kemarin. “Yang sudah di temukan ada di TKP awal, kemudian kemarin kami susuri dan kami dapatkan satu kepala, kemudian beberapa potongan tubuh. Iya, lima titik” kata Direskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi di markasnya. Sleman, Minggu (16/7).
Kemudian berita dari Muara Enim, di mana seorang pria di Muara Enim tusuk tetangganya hingga tewas, dengan alasan karena tak mau bayar hutang. Kasus penganiayaan ini sendiri karena masalah hutang, dimana korban yang bernama Musfa alias Epot memiliki hutang kepada Iin dan tidak mau membayarnya. Kapolres Muara Enim, AKBP Andi Supriadi, mengatakan kasus tersebut terjadi di rumah korban di Kecamatan Gunung Megang, Senin 10 Juli 2023.
Ini hanya sebagian kecil tindak kriminal yang terjadi, masih banyak lagi tindak kriminal seperti pencurian, pembegalan, perampokan dll. Ini lah yang menjadi fakta hilangnya rasa aman di negri ini. Jika kita cermati, hal itu tidak lepas dari sistem kapitalisme yang di terapkan negri ini, di mana kapitalisme berorientasi pada pencapaian nilai materi untuk mengukur segala sesuatunya.
Individualis, materialisme dan kebebasan bertingkah laku turut menjadi sebab semakin meningkatnya kriminalitas. Di tambah lagi tidak adanya jaminan dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, masyarakat sulit dalam mencari pekerjaan karena kurangnya lapangan pekerjaan.
Belum lagi PHK besar besaran semakin membuat masyarakat sulit dan tertekan, masyarakat menjadi kalut dan akhirnya berani berbuat kriminal, seperti mencuri, menipu, merampok hingga membunuh demi untuk bertahan hidup. Ini salah satu alasan mengapa kriminalitas semakin meningkat.
Hal ini diperparah dengan sistem keamanan yang di terapkan. Di mana hukum yang diterapkan tidak memberikan efek jera, bahkan seringkali hukum di negri ini dapat di beli, sebab sanksi dan peradilan dalam sistem ini hanya di dasari dari pertimbangan akal manusia yang terbatas, sehingga aturan dari yang maha mengatur malah di singkirkan. Akibatnya pelaku kriminalitas semakin banyak dan semakin berani bertindak kriminal karena merasa tidak takut dengan hukuman yang akan mereka dapatkan ketika mereka berbuat kriminal.
Berbeda sekali dengan sistem Islam yang menerapkan Islam secara keseluruhan. Islam punya seperangkat aturan yang berasal dari Sang Maha pengatur, yang mengatur interaksi antar manusia. Di mana aturan yang allah turunkan bertujuan untuk menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia.
Sebagaimana Allah Swt. berfirman “Dan tidaklah “Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS Al-Anbiya: 107).
Penerapan sistem Islam secara menyeluruh dalam sebuah negara, akan menjamin rahmat bagi seluruh alam itu terealisasikan. Negara akan menjamin manusia terhindar dari kriminalitas yang berbahaya. Sorang pemimpin di dalam Islam akan menjalankan tugasnya hingga jaminan kesejahteraan bisa benar benar dirasakan masyarakat.
Pemimpin di dalam negara Islam mempunyai tugas sebagai Raa’in atau pengatur dan pemelihara dan juga sebagai Junnah atau pelindung, Rasul saw bersabda : “Imam (Khalifah) adalah raa’in, dan bertanggung jawab atas rakyat yang dipimpinnya” (HR. Muslim).
Negara Islam melahirkan seorang pemimpin yang bertakwa dan takut kepada Allah swt. Karena terus merasa di awasi olehnya, dia akan bersungguh sungguh dalam urusan masyarakatnya. Kebutuhan pokok akan dipenuhi, baik sandang, pangan dan papan. Negara juga akan membuka lapangan pekerjaan untuk kaum laki laki agar terpenuhi semua kebutuhan mereka. Islam juga menetapkan bahwa keluargalah yang menjamin nafkah bagi yang tidak mampu berkerja karena sakit atau yang lainnya. Tetapi jika keluarganya tidak mampu maka negara yang akan menanggung nafkahnya.
Begitulah pemimpin dalam negara Islam memperlakukan masyarakatnya. Negara akan selalu ada dalam setiap kondisi masyarakat, menjalankan tanggung jawab sebagai seorang pemimpin yang melindungi rakyatnya dari tindak kejahatan apapun.
Wallahua’lam bisshowab.
Views: 27
Comment here