wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Dalam beberapa hari terakhir, sebagian warga Batam mengalami gangguan suplay air bersih. Warga terpaksa menampung air hujan untuk mencuci, dan membeli galon isi ulang untuk mandi, serta memanfaatkan keberadaan tangki isi ulang yang datang ke rumah-rumah.
Badan Pengusahaan (BP) Batam melalui keterangannya mengatakan bahwa, matinya suplai air bersih akibat dari adanya pekerjaan perbaikan Variable Speed Drive (VSD) pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Duriangkang. (kompas.com, 23/1/2023).
Dampak Global Warming?
Pemanasan Global atau Global Warming merupakan perubahan kondisi bumi yang menyebabkan perubahan iklimpada waktu yang cukup lama, suhu atmosfir meningkat. Hal ini dapat menyebabkan timbulinya sejumlah bencana. Seiring meningkatnya aktivitas tangan manusia, suhu atmosfir pun terus meningkat. Pembangunan proyek besar-besaran, diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya global warming.
Sebagaimana dikutip dari laman kemenperin.go.id, Batam merupakan kota industri ke tiga terbesar di Indonesia. Selain kota industri, Batam juga dikenalkan sebagai kota pariwisata. Pembangunan dalam skala besar, penebangan hutan, pembakaran limbah pabrik diduga menjadi salah satu penyebab minimnya ketersedian air bersih. Ditambah lagi dengan rendahnya curah hujan, mengakibatkan berkurangnya fungsi waduk yang tersedia. Bukan hanya krisis air bersih, bencana kekeringan pun mengancam.
Indonesia sebagai negara maritim, dengan sumber daya alam melimpah, ternya tidak membuat negeri tercinta bebas begitu saja dari krisis air. Krisis air bersih hingga bencana kekeringan menjadi ancaman terhadap jutaan manusia. Kapitalisme dengan segala aturannya berorientasi pada materi. Begitu pula dengan pembangunannya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi sebagaimana visi pembangunan kapitalistik.
Tidak hanya itu, adanya hak konsesi dalam kapitalisme memberikan kebebasan kepada setiap individu maupun perusahaan untuk memiliki lahan, sehingga berakibat pada ekploitasi secara berlebihan. Begitu pula dengan gaya hidup konsumerisme, mendorong meningkatnya produksi secara besar-besaran. Sehingga segala upaya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini sepatutnya menjadikan manusia paham, bahwa kapitalisme tidak hanya merusak ideologi, tetapi juga sistem ekonomi, politik, hukum, serta lingkungan.
Solusi Islam
Islam memandang bahwa air adalah miliki umum dan harus dikelola untuk kepentingan umum. Sebagaimana dalam sebuah hadis.
“Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara, yaitu padang rumput, air, dan api.” (HR Abu Dawud).
Karena itu, penting sekali mempunyai visi yang berorientasi pada kemaslahatan rakyat terkait SDA, mengingat negeri ini memiliki wilayah perairan yang lebih luas dibandingkan daratan.
Pengelolaan air sepatutnya pula dilakukan oleh negara, baik itu proses produksi maupun distribusi. Dan melakukan pengawasan terhadap proses pemanfaatan air, seperti peningkatan kualitas air, menyalurkan kepada masyarakat melalui industri perpipaan, hingga memastikan bahwa kebutuhan masyarakat atas air terpenuhi dengan baik. Yang tidak kalah penting adalah dengan selalu menjaga dan memelihara lahan agar daerah resapan air tidak hilang dan tetap berfungsi dengan baik. Memberikan edukasi kepada masyarakat untuk bersama menjaga lingkungan, dan memberikan sanksi tegas kepada pelaku perusak lingkungan.
Dengan demikian, tidak ada alasan untuk menolak diterapkannya aturan Islam. Sebab Islam tidak hanya rahmat bagi manusia, namun bagi seluruh semesta alam.Islam tidak membiarkan tangan-tangan rakus berbuat kerusakan pada alam, yang menjadi penyebab terjadinya krisis air dan kekeringan, maupun bencana lainnya.
Negara tidak pula menyerahkan pengelolaan sumber daya milik umum kepada individu maupun swasta. Pun, negara memberdayakan para ahli terkait, agar masyarakat bisa menikmati air bersih dengan mudah serta sumber daya milik umum lainnya.
Oleh Yulweri Vovi Safitria
Views: 42
Comment here