Oleh : Luthfia Fadillah (Pontianak-Kalbar)
wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Aksi kenakalan yang dilakukan pelajar semakin menjadi. Mulai dari pembullyan, perundungan pengeroyokan, bahkan nyawa sebagai taruhan. Sekolah yang seharusnya menjadi pusat penting dalam mendidik akhlak pelajar, justru menjadi tempat sarang aksi kriminalitas pelajar. Ketika akhlak Islami tidak lagi menjadi pegangan, hal ini akan membuat sang pelajar rentan tidak dapat mengenal dan mengontrol emosionalnya sehingga dapat melakukan aktivitas yang bertentangan dengan syariat, termasuk melakukan aksi perundungan yang baru-baru ini terjadi.
Sebuah video viral menampilkan seorang siswa sekolah yang mengalami perundungan oleh teman sekelasnya. Video tersebut menggambarkan kejadian yang sangat mengganggu, dimana siswa tersebut dipukuli oleh temannya.Kasat ReskrimPolresta Pontianak, Kompol Tri Prasetyo memohon kepada seluruh masyarakat agar video yang viral tidak disebarluaskan. Menurutnya ini adalah kenakalan remaja yang juga bias dikategorikan sebagai tindak pidana namun dan yang perlu dipikirkan adalah masa depan anak yang menjadi korban maupun pelaku perundungan (https://www.suarakalbar.co.id/2023/11/video-perundungan-di-sekolah-pontianak-viral-wakepsek-ungkap-kronologisnya/?amp=1).
Rusaknya akhlak pelajar tak lepas pula dari krisisnya identitas diri yang membuat pelajar tak memahami jati diri sebagai generasi muda. Setiap tahun ajaran baru siswa hanya dibekali dengan berbagai wejangan intelektual ala sekolah tentang siapa pelajar, apa peran dan fungsi pelajar. Namun nyatanya wejangan tadi hanya dianggap angin lalu tanpa mengikat erat dalam pemikiran dan akhlaknya. Kondisi ini memunculkan benih-benih siswa yang tidak faham identitasnya.
Salah satu faktor krisis akhlak dan hilangnya identitas jati diri ini adalah karena system sekularisasi yang amat mengikat hampir di setiap sekolah maupun di tatanan keluarga. Dipisahkannya identitas Islam dari pelajar menjadi factor terbesar krisis identitas yang terjadi di tengah-tengah calon intelektual masa depan.
Maka system pendidikan yang berlandaskan syariatlah yang dapat mengayomi pelajar menjadi pelajar yang berakhlak baik dan Islami. Pelayananpendidikantaklepasdariperiayahan negara. Sudahseharusnya negara membentuksekolah-sekolah yang dibentengi oleh para guru yang pahamsyariatsertakurikulum yang bernafaskanaqliyah dan nafsiyah Islamiyah. Denganbegituakanmenghasilkanpelajar yang bermoral dan berakhlakul karimah. Maka peran utama negara dalam membentuk sekolah yang menghasilkan generasi pejuang adalah dengan pengukuhan keimanan, penanaman ilmu dan tsaqofah serta menanamkan sikap konsisten antara iman ilmu dan amal.
Views: 8
Comment here