wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Sebentar lagi, di Indonesia akan mengalami pergantian pemimpin. Pemilihan umum (pemilu) serentak akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 mendatang. Masyarakat Indonesia akan memilih para wakil rakyat. Mulai dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI hingga memilih Presiden dan Wakil Presiden.
Sejak 28 November 2023 para calon legislatif (Caleg) dan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) sudah melaksanakan kampanye. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengeluarkan peraturan terkait kampanye untuk Pemilu 2024 hingga 10 Februari 2024 mendatang. Banyak caleg-caleg yang mengunjungi masyarakat, mengenalkan diri hingga yang berbagi cinderamata. Dengan harapan mereka akan terpilih menjadi wakil rakyat sesuai tujuannya.
Sebagian rakyat memandang, pemilu dinilai penting guna memperbaiki kehidupan bermasyarakat. Terlebih, saat ini berbagai masalah muncul dan berharap penyelesaiannya. Seperti kemiskinan, kriminalitas, minimnya pendidikan, kesehatan yang mahal, hingga sempitnya lapangan kerja. Jadilah setiap pergantian kepemimpinan, masyarakat amat menaruh harapan.
Begitupun dengan janji-janji para Caleg dan Capres. Dengan percaya diri akan menyelesaikan masalah negeri sebelumnya. Namun, saat menjabat, janji tinggallah janji. Masyarakat tetap tidak mendapatkan solusi penyelesaian secara keseluruhan. Alhasil, masyarakat harus menelan penderitaan akibat kebijakan yang dibuat oleh negara. Pemimpin yang ada tak mampu menjadi harapan rakyat sebenarnya.
Sungguh, kita harus memahami bagaimana sebenarnya karakteristik pemimpin yang ideal itu? Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang menjadikan iman dan takwa sebagai landasan dalam perbuatan. Ya. Iman dan takwa adalah modal penting bagi individu. Dengan keimanan, ia tidak akan melakukan aktivitas maksiat karena sadar akan pengawasan dari Sang Pencipta.
Selain itu, pemimpin ideal akan memimpin dengan melaksanakan kebijakan hanya menggunakan hukum Allah Swt. bukan hukum buatan manusia sebagaimana saat ini. Suara rakyat dianggap sebagai suara Tuhan. Manusia bebas membuat hukum sesuai pesanan, rakyat yang jadi korban.
Namun, pemimpin ideal itu lahir dari sistem yang ideal pula. Demokrasi dan turunannya tidak layak menjadi sistem kehidupan, karena berasal dari pemikiran manusia yang serba kekurangan. Demokrasi banyak menciptakan kerusakan, mulai dari pemimpin korupsi hingga praktek suap yang berkembang biak.
Sistem ideal itu adalah sistem hukum Allah Swt. yakni Khilafah Islamiyyah. Sudah pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw., dilanjutkan oleh para Sahabat kala Rasulullah Saw. wafat, dan digantikan para Khalifah setelahnya. Melalui Khilafah, hukum Allah Swt. menjadi panduan yakni berdasarkan al-Qur’an dan As-Sunnah. Setiap hukum yang keluar dari-Nya akan menciptakan keberkahan hidup dan terlaksana kesejahteraan untuk seluruh umat manusia. Mari, jadi bagian di dalam perjuangan menegakkan sistem Allah Swt. itu.
Ismawati
Palembang, Sumatera Selatan
Views: 18
Comment here