Bahasa dan SastraPuisi

Kuterasing dalam Peraduan

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Ummu Aisyah

Saat malam menjelang
Terkapar di atas peraduan
Ditemani suara desir angin berbisik, bersabarlah
Jangan menyerah walau napas seakan terlepas dari raga

Tak ada yang tahu ajal itu tiba
Ketika sesak di dada, mengaduh tak hilangkan sakit yang mendera
Kukira nyawa itu terlepas dari tubuhku
Namun, aku masih terjaga

Malam terasa begitu panjang
Berulang kali kuhela napas perlahan
Dentang jarum jam mengiringi setiap rintihan
Rabbii, apakah ini malam terakhirku dalam perjalanan ini?

Satu dua hingga puluhan kali mata lelahku melihat jam dinding
Betapa lama ia berputar
Sementara tubuh ini belum reda dari merasa kesakitan
Azan awal pun memalingkan lamunan
Kembali lisan ini berdzikir

Akhirnya pagi tiba
Bagaskara memancarkan cahayanya
Namun keindahannya tak seindah apa yang kurasa
Pun tak seringan yang kuharap

Saat Engkau ambil rasa
Saat Engkau ambil penciuman
Saat itu, seolah dunia gelap, bukan cerita mereka
Namun, itu fakta yang dirasa

Kelu lisan, tak sanggup berucap walaupun lirih
Semoga Allah kembalikan lagi sebelum nyawa ini dijemput
Semoga Allah rida ia kembali pada tubuh ini
Hingga al-faqir mampu bersungguh-sungguh bersujud pada-Mu

Bersyukur atas segala nikmat yang tak ternilai materi
Nikmat yang tak akan terganti
Nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?
Rabbii, ampuni aku atas segala salahku…

Bandung 18-22 Juli 2021

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 2

Comment here