By: Messy Ikhsan (Aktivis Mahasiswa dan Founder Diksi Hati)
Wacana-edukasi.com — Setiap orang pasti pernah merasakan berada di titik terendah. Lelah. Tak tidak tahu mau melakukan apa. Ingin menyerah pada ujian yang menjamah. Bahkan tak jarang menyalahkan takdir Allah.
Jalan kehidupan ini tak selamanya mulus. Ada jalan yang berliku dan terjal. Setiap detik siap menggoyahkan kaki-kaki mungil. Sehingga diperlukan amunisi yang membuncah. Untuk tetap bertahan sampai titik akhir.
Jika kita mampu melewati satu tanjakan. Maka, akan ada beragam tanjakan selanjutnya. Untuk menilai kualitas pertahanan dan kekuatan kita. Sementara saat diri pasrah. Kita hanya berjalan di tempat dan stagnan. Tanpa ada progres dan proses menuju perubahan.
Kawan, dakwah adalah jalan mulia. Jalan yang pernah ditempuh oleh Rasulullah dan para sahabat tercinta. Jalan yang menjadikan Islam dikenal seluruh semesta. Sehingga saat kaki kita berada di jalur ini. Jangan pernah berbelok arah.
Jika kita mulai merasa sesak dengan masalah. Terhadap cacian yang datang bertubi-tubi. Terbesit lelah dalam melangkah. Berhentilah sejenak dan isi amunisi secara melimpah. Untuk melanjutkan langkah yang lebih besar dan cepat.
Dunia memang tempat kita berlelah-lelah. Mengumpulkan pundi-pundi amal secara melimpah. Sementara janah tempat memanen hasil jariyah. Memetik bunga kebaikan dari Allah. Sebagai penghilang rasa lelah selama hidup.
Kawan, jalan perjuangan ini tak mudah. Sehingga hanya orang-orang pilihan yang mampu bertahan. Mereka yang ikhlas mengharapkan rida Allah. Mukhlis al-khalis. Menyerahkan segala yang dipunya untuk Islam semata. Harta, tahta, bahkan seluruh pernak-pernik dunia.
Tidak pernah terbesit kata lelah. Apalagi ingin menyerah dan keluar dari jemaah. Tatkala dakwah sudah menjadi denyut nadi kehidupan. Sehingga segala perbuatan hanya berdasarkan lillah. Memilih berhenti, berati memilih mati.
Kawan, surga sudah dijadikan jaminan oleh Allah Taala. Bagi kaum yang isikamah membela kebenaran. Tak takut mati karena risalah Ilahi. Tak khawatir terluka untuk sunah nabi. Demi din ini bersinar terang laksana cahaya mentari. Menerangi semesta sampai ke pelosok bumi.
Allahu akbar!
Views: 778
Comment here