Opini

Liberalisme : Remaja Mabuk Kecubung

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Sherlina Dwi Ariyanti,A.Md.Farm (Aktivis Dakwah Remaja)

wacana-edukasi.com, OPINI– Peristiwa kecubung maut di Banjarmasin memang menyita perhatian. Dilansir oleh okezone.com(13/07/2024) viral puluhan remaja mabuk buah kecubung di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Sebanyak 44 orang pasien dirawat di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, Kabupaten Banjar, sementara dua pasien lainnya meningga dunia. Selain itu, dilansir oleh Kompas.com(10/07/2024) mabuk kecubung menewaskan dua orang di Banjarmasim, Kalimantan Selatan (Kalsel). Kedua korban diketahui mengoplos kecubung dengan alkohol dan obat-obatan.

Sebenarnya mabuk kecubung ini bukan satu-satunya kasus yang terjadi ditengah generasi muda. Fakta mabuk minuman keras hingga narkoba adalah gambaran rusaknya karakter generasi muda saat ini. Pasalnya, sebagian besar generasi yang terjerumus dalam kasus diatas adalah mereka yang mengaku memiliki masalah didalam hidupnya. Ini adalah bukti bahwa ketahanan mental generasi dalam menghadapi masalah sangatlah lemah. Selain itu, ini juga tidak terlepas dari paham liberalisasi yang tumbuh dibenak mereka sehingga merasa bebas melakukan apapun dalam hidup.

Generasi Rusak Produk Pendidikan Sekuler

Paham liberalisasi dalam kehidupan generasi muda tidak tumbuh secara tiba-tiba. Paham ini disebabkan oleh penerapan sistem Sekularisme-Kapitalisme oleh negara saat ini. Sistem ini memisahkan agama dari kehidupan serta menjadikan kepuasan materi sebagai orientasi utama. Selain itu, terus berupaya untuk mendapatkan segala kenikmatan tanpa harus mempertimbangkan halal-haram.

Sistem negara ini juga akhirnya melahirkan sistem pendidikan yang bersumber dari Kapitalisme-Sekularisme. Berbagai macam revisi kurikulum dilakukan dengan harapan bisa memperbaiki kualitas generasi negeri ini. Namun hasilnya nihil, karena hingga saat ini pendidikan tetap tidak bisa menjamin karakter generasi yang berkualitas baik. Padahal pendidikan adalah salah satu aspek utama yang bisa membentuk karakter generasi.

Rusaknya karakter generasi berkaitan erat dengan kurikulum yang diterapkan. Pasalnya negeri ini sedang berasas Kapitalisme-Sekularisme, maka asas kurikulum merdeka yang dirancang pemerintah juga Kapitalisme-Sekularisme. Ditunjukkan dengan teknis kurikulum ini yaitu membebaskan siswa memilih bidang pelajaran yang disukai dan sesuai dengan potensinya. Namun yang perlu diperhatikan adalah kondisi generasi yang saat ini memiliki konsep kebebasan akan mendorong mereka mengambil bidang pelajaran yang sebatas suka tanpa memikirkan faedah bagi kehidupan umat.

Selain itu, konsep dari kurikulum merdeka menunjukkan wajah kapitalisnya. Sistem Kapitalisme yang orientasinya adalah keuntungan, maka wajar jika kurikulum merdeka ini mendorong generasi untuk berperan aktif dalam sektor ekonomi khususnya dalam bidang wirausaha. Prospeknya memang terlihat bagus dari segi materi, namun tak bisa dimungkiri bahwa dalam kurikulum ini tidak menjadikan generasi memahami hakikat hidupnya sebagai hamba Allah.

Maka wajar masih banyak kerusakan ditengah generasi muda karena dalam pendidikan saat ini tidak ada prioritas pembelajaran untuk menjadikan akidah sebagai pondasi hidup mereka. Buktinya adalah kerusakan dilingkup anak sekolah mulai dari tindak bullying hingga tindak kriminal pembunuhan. Dengan segala macam standar kesuksesan bagi generasi muda disistem Sekularisme-Kapitalisme maka sangat mudah mental generasi jatuh. Oleh karena itu, sangat perlu menjadi bahan analisa penguasa bahwa kerusakan mental generasi muda sangat berkaitan erat dengan pengaturan negara ini.

Generasi Taat Produk Sistem Pendidikan Islam

Tidak bisa dimungkiri bahwa kerusakan karakter generasi adalah akibat dari penerapan sistem kehidupan yang rusak. Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan untuk memperbaiki dan menyelamatkan kehidupan generasi yaitu mengubah sistem kehidupan yang rusak dengan sistem yang baik dan bisa menghasilkan generasi yang bermental tangguh dan berkualitas. Sistem tersebut adalah sistem Islam. Sistem ini akan melahirkan pengaturan untuk masalah cabang termasuk sektor pendidikan, namun poros dalam setiap pengaturan adalah Islam.

Dalam sistem pendidikan Islam, kurikulum adalah jantung dalam pendidikan yang akan menentukan output generasi. Oleh karena itu, didalam negara Islam atau khilafah sangat memastikan kurikulum sesuai dengan hukum syariat Islam yang membentuk generasi berkepribadian Islam.

Dilansir oleh Muslimahnews.id(27/06/2024) sistem pendidikan Islam menjadikan Tsaqafah Islam sebagai materi pokok paling esensial pada kurikulum pendidikan. Hanya dengan tsaqafah Islam akan terwujud kepribadian Islam pada diri siswa sebagai identitas dasar mereka. Hal itu berupa pola pikir Islam sebagai metode penetapan hukum terhadap suatu benda, perkataan dan perbuatannya pun sesuai ketetapan syarak.

Terkait tujuan, sangat jelas berbeda antara sistem kapitalisme-sekularisme saat ini dengan Islam. Pertama, mewujudkan generasi yang berkepribadian Islam. mulai dari pola pikir, pola sikap sesuai dengan Islam. Pendidikan bertujuan untuk memperkuat generasi dalam menjaga identitasnya sebagai seorang muslim.

Kedua, tak hanya dari segi tsaqofah Islam, Pendidikan dalam Khilafah akan mencetak generasi agar berkontribusi didalam aspek kehidupan baik secara ilmu-ilmu keislaman (ijtihad, fikih, dan peradilan); maupun berbagai bidang sains, (teknik, kimia, fisika, dan kedokteran), yakni para ilmuwan, pakar, dan ahli. Selain itu, Khilafah akan memastikan tenaga pengajar yang kompeten untuk mendidik generasi berkepribadian Islam. Dari konsep ini, sudah jelas tuduhan kepada Islam yang membatasi potensi untuk berkembang didalam bidang sains sangat tidak benar.

Tak hanya dilingkup sekolah, sistem Islam akan memastikan kondisi lingkungan luar sekolah tetap sesuai syariat Allah. Dengan pengaturan yang sesuai dengan Islam, hal ini akan menghantarkan lingkungan masyarakat yang berkepribadian Islam pula. Maka individu, masyarakat hingga negara dipastikan melakukan setiap aktivitas berdasarkan landasan Islam.
Maka berkaitan dengan kasus kecubung, didalam sistem Islam tidak akan menunggu ada korban jiwa. Pencegahan dilakukan mulai dari lingkup individu hingga negara. Individu tidak akan melakukan aktivitas yang tidak berlandaskan Islam, maka sangat kecil generasi dalam sistem Islam mencari-cari kesempatan untuk mabuk dari tumbuhan. Selain itu, negara akan senantiasa menjaga ketertiban individu dan masyarakat untuk taat syariat.

Pengaturan ini hanya bisa dilakukan didalam negara Islam selayaknya Rasulullah pada saat Daulah Islam tegak di Madinah. Sejak Rasulullah mendapat kekuasan di tanah Madinah, beliau mengatur seluruh masyarakat dengan syariat Islam secara total. Dan sejak itu pula Madinah menjadi Negara Islam atau Daulah Islam. Hal ini dikarenakan dasar negaranya adalah Islam. Hingga Rasulullah wafat negara Islam ini dilanjutkan kepemimpinan oleh Khulafaur rasyidin. Kemudian dilanjutkan masa kepemimpinan negara Islam oleh Khalifah pengganti setelah para sahabat.

Selama 1400 tahun lamanya, generasi muslim hidup di negara Islam atau Kekhilafahan. prestasi demi prestasi diraih oleh kaum muslim. Generasi muslim hanya disibukkan untuk menjadi generasi yang berkripadian Islam serta menciptakan temuan untuk kemajuan Islam di dunia. Namun saat ini, Khilafah sedang tumbang, maka sudah menjadi kewajiban generasi muslim saat ini untuk mengembalikan sistem Islam dalam naungan Khilafah agar kehidupan generasi muda bisa sesuai dengan Islam. Wallahualam bissawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 9

Comment here