Oleh: Nabila Zidane (Forum Muslimah Peduli Generasi dan Peradapan)
Wacana-edukasi.com — Bagaimana kabarnya, nih? Tak terasa, ya, sudah hampir 9 bulan pandemi covid-19 ini berlangsung. Rasa jenuh ingin keluar rumah dan merasakan suasana baru pasti ada. Inilah yang sedang terjadi di masyarakat Indonesia. Ternyata banyak, loh, warga yang pergi berwisata meskipun masih dalam kondisi pandemi. Jalanan sampai macet dan dipenuhi pengunjung. Apakah mereka tidak khawatir dengan adanya covid-19?
Di sisi lain pemerintah juga membuka banyak tempat wisata baru hingga memberikan insentif khusus untuk sektor pariwisata.
Pembukaan tempat wisata di masa pandemi memang memiliki risiko besar. Yakni adanya penyebaran covid-19 di daerah wisata atau tempat wisata justru menjadi klaster baru penyebaran covid-19. Apalagi jika tidak ada pengamanan khusus, pengunjung bisa membludak. Secara otomatis aktivitas seperti social distancing tidak akan terealisasi.
Maka, sebelum membuka pariwisata, seharusnya pemerintah atau pengelola benar-benar yakin bahwa kondisi sudah bebas covid-19. Karena ini masalah nyawa rakyat yang pertaruhkan. Jangan sampai hanya karena mengejar keuntungan demi menaikkan ekonomi, justru rakyat yang menjadi korban bukannya diuntungkan.
Berwisata bagi Kaum Beriman
Di dalam alquran surat Al-Imran ayat 191
ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Melalui Al-Qur’an surat Al- Imran ayat 191 ini bahwasannya Allah mengabarkan tentang kebiasaan orang-orang beriman yang selalu merenungi dan memikirkan penciptaan Allah Swt. yang luar biasa atas seluruh alam.
Indonesia menjadi salah satu tempat yang banyak mendapatkan anugerah Allah Swt. ini. Negeri tropis yang penuh berkah, aneka tumbuhan dapat tumbuh subur di sana. Negeri kepulauan dengan berbagai pemandangan pantai yang menawan hati. Kebudayaan masyarakatnya yang ramah dan murah senyum. Semua adalah keindahan negeri yang menarik wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri untuk datang menikmati.
Namun sayangnya, pemerintahan yang tak punya kedaulatan telah menggadaikan mayoritas isi perut bumi dan samudra kepada penjajah asing. Tinggallah rezim yang kebingungan. Dengan apa harus menghidupi negara?
Karena itu, pariwisata telah menjadi primadona bagi pendapatan negara. Cukup menjual keelokan Nusantara, mempermudah infrastruktur dan proses perizinan, investor akan berdatangan dan siap menangguk untung.
Apalagi rutinitas dan ritme hidup kapitalistik yang kerap menimbulkan stres menjadikan pariwisata naik peringkat dari kebutuhan tersier seakan-akan menjadi primer. Kapitalis yang hedonistik pun memanfaatkan celah ini mengembangkan lifestyle berwisata. Karena itu, begitu beberapa lokasi pariwisata dibuka sekalipun kurva orang yang terkena covid-19 belum melandai, masyarakat segera menyerbunya. Mereka tidak tahan menderita tanpa perubahan suasana yang menyegarkan.
Pemerintah yang hanya fokus menaikkan pendapatan juga tak peduli dengan situasi. Maklum, konon begitu pariwisata harus lockdown kerugian sehari mampu mencapai 7 trillyun.
Tak ada salahnya sebenarnya untuk berwisata apalagi untuk tafakur. Akan tetapi, bila dilakukan dalam suasana yang belum aman akibat pandemi, tentu patut dipertanyakan. Namun seperti biasa, pemerintah tidak pernah peduli akan antisipasi dan solusi. Inkonsistensi kebijakan juga hal biasa. Tinggal kita yang harus menjaga kejernihan pikiran, kita sendiri yang harus menjaga kesehatan, menjaga keamanan orang-orang disekitar kita. Sehingga jika mau bertindak mesti kita memikirkan keselamatan terlebih dahulu.
Ingatlah, Hidup ini bukan tempat untuk memperturutkan kesenangan jasmani saja apalagi menjadikan lifestyle berwisata sebagai salah satu agenda kehidupan. Karena bukan itu tujuan kita diamanahi Allah Swt. keelokan dunia dan segala kenikmatannya. Kembali kepada surat Al-Imron ayat 191 tadi bahwa selayaknya kita berpikir terhadap apapun yang diciptakan Allah Swt. termasuk keterikatan terhadap semua hukum syara’ yang telah diturunkan-Nya.
Views: 9
Comment here