Surat Pembaca

Lingkungan Butuh Penanganan Sistemis

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com–

*Lingkungan Butuh Penanganan Sistemis*

Pontianak, Ibukota Provinsi Kalimantan Barat, terpilih sebagai lokasi penyelenggaraan seminar internasional tentang lingkungan. Seminar bertajuk Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan ini digelar 23 Maret 2022 oleh Sekolah Kajian Strategik Global Universitas Indonesia bekerjasama dengan Pemprov Kalbar (kalbarterkini.pikiran-rakyat.com, 17/03/2022).

Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) Sekolah Pascasarjana (SPs) Dr Audrey Tangkudung yang dihubungi di Jakarta menjelaskan tentang dipilihnya Kalbar sebagai lokasi seminar. “Pemprov Kalbar dan juga stake holder terkait selama ini dikenal komit dalam menjaga lingkungan, sehingga wajar jika provinsi ini dipilih jadi tuan rumah seminar,”, ungkapnya.

Sungguh suatu ironi ketika Kalbar terpilih sebagai lokasi Seminar Internasional Perubahan Iklim dengan alasan karena Kalbar selama ini dikenal komit menjaga lingkungan. Baru saja beberapa waktu lalu, daerah hulu Kalbar tertimpa bencana banjir selama lebih dari sebulan tidak surut dikarenakan maraknya deforestrasi dan eksploitasi tambang. Ditambah lagi masalah Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang selalu menjadi langganan ketika musim kemarau akibat dari pembakaran lahan besar-besaran oleh korporasi perusahaan perkebunan sawit. Sungguh ini suatu lelucon yang tidak lucu.

Ada paradigma mendasar dan memerlukan kajian sistemis dalam tata kelola lingkungan kita. Paradigma kapitalisme yang mengutamakan kepentingan korporasi adalah faktor yang menyulitkan niat untuk mewujudkan kelestarian lingkungan. Hasrat meraup keuntungan telah mengerdilkan kesadaran korporasi untuk memperhatikan lingkungan.

Alhasil, hutan digunduli, berganti kebun kelapa sawit, sumber daya alam dikeruk, reklamasi dengan dalih pembangunan masif, pengabaian analisis dampak lingkungan dalam pembangunan dan seabrek dosa kapitalis terhadap lingkungan lainnya. Jadi, selama negara masih memberikan peluang individu untuk menguasai aset-aset umum, selama itu pula masalah lingkungan senantiasa hadir.

Inilah mengapa masalah lingkungan butuh penanganan sistemis. Sebab paradigma yang tegak dalam pengelolaan lingkungan harus sesuai dengan sunatullah penciptaan lingkungan sebagai habitat seluruh makhluk. Untuk itu, penting merujuk pada Islam dalam mengelola lingkungan.

Dalam tataran regulasi, Islam telah membagi konsep kepemilikan menjadi tiga yakni kepemilikan individu, umum dan negara. Hal ini menjadikan penguasa tak boleh menyerahkan pengelolaan kepemilikan umum kepada individu seperti pengelolaan hutan maupun ekosistem lainnya.

Paradigma yang lahir dari kapitalisme tidak akan mampu mengurai masalah lingkungan. Seminar ataupun konferensi yang ada hanyalah basa-basi kapitalisme, sebab sistem ini ada untuk mewadahi seluruh kepentingan korporasi. Berharap pada sistem ini mengurai penyebab krisis iklim ibarat pungguk merindukan bulan.

Lathifah
Pontianak-Kalbar

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 3

Comment here