Surat Pembaca

Mabuk Kecubung dan Rusaknya Ketahanan Mental

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Irawati Tri Kurnia

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Maraknya mabuk kecubung di Kalimantan Selatan berujung maut. Dua warga Banjarmasin tewas dan 35 orang harus dirawat (www.kompas.com, Rabu 10 Juli 2024) (1).
 
Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Cuncun Kurniadi menyampaikan agar masyarakat tidak mengonsumsi kecubung karena membuat akal manusia tidak bisa membedakan antara nyata dan ilusi yang berujung gangguan mental. Bahkan kehilangan nyawa (www.tirto.id, Rabu 11 Juli 2024) (2).
 
 
Pemakaian kecubung yang dioplos dengan hal yang baru, khususnya di Kalimantan. Kecubung di sana sudah biasa untuk pengobatan tradisional, penyalahgunaannya untuk mabuk-mabukan membawa dampak negatif bagi  masyarakat.
 
Maraknya mabuk kecubung membuktikan bahwa perilaku generasi muda telah rusak. Menimbulkan euforia dan halusinasi seperti mengonsumsi narkoba. Pemakainya ingin sejenak melepaskan beban pikiran. Ini membuktikan generasi bermental lemah. Karena beban hidup semestinya dihadapi dan diselesaikan. Bukan malah melarikan diri dengan mengonsumsi zat-zat yang menghilangkan akal yang terlarang. Mental lemah bukti lemah iman dan sekuler, menjauhkan agama dari kehidupan sehingga ada ujian hidup  sedikit mudah goyah. Ditambah dampak mengonsumsi kecubung membuat mereka memiliki permasalahan sosial di lingkungannya. Ini juga dampak dari pendidikan sekuler yang hanya berfokus pada prestasi akademik dan tingkat terserapnya anak didik di lapangan kerja, minim akhlak mulia dan amal salih.
 
Menurut keterangan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kalimantan Selatan, Brigjen Pol Wisnu Andayana, kecubung dalam UU belum masuk ke dalam golongan narkotika. Sehingga saat ini juga belum ada pasal pidana yang bisa menjerat pengedar kecubung. Miris. Padahal nyatanya kecubung tidak aman untuk digunakan sembarangan. Ini berdampak lambatnya upaya pemerintah dalam pemberian sanksi para pengedar dan pemakainya. Padahal jelas nyata merusak rakyat. Ini juga akibat pemerintah tidak bervisi membentengi generasi dari kerusakan secara sistemis. Ini tampak pada sistem pendidikan sekuler yang malah difungsikan untuk mencetak generasi instan, pragmatis, serta jauh dari profil tangguh. Generasi berakhlak mulia pun sekadar wacana. Ini jelas malapetaka.
 
Hanya Khilafah solusi nyata atas persoalan mabuk kecubung. Karena Khilafah ada buah kesadaran kaum muslim akan urgensi penerapan syariat Islam kafah (secara menyeluruh). Karena Islam berasal dati Allah yang menciptakan manusia, otomatis hanya Dia yang paham solusi terbaik untuk problem hidup manusia.
 
Ini yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, para sahabat beliau, juga para Khalifah kaum muslim sepanjang sejarah emas peradaban Islam. Penerapan syariat Islam kafah adalah solusi tuntas bagi seluruh problematik kehidupan manusia; baik pada level individu, masyarakat, maupun negara.
 
Adanya generasi bermental lemah perlu dibina akidah dan keimannya agar kokoh, sehingga tidak mudah goyah jika menghadapi ujian. Ini akan menimbulkan keterikatan mereka terhadap syariat. Keyakinan seorang muslim terhadap Allah sebagai Sang Pencipta sekaligus sebagai Sang Pengatur, membuat mereka semakin dekat pada-Nya. Inilah yang akan membuahkan takwa dan rasa takut untuk melanggar aturan-Nya. Sehingga tidak akan terbersit untuk mabuk kecubung jika ada masalah, tapi berlari pada syariat untuk mencari solusinya.
 
Penguatan iman rakyat ini akan didukung oleh Khilafah melalui sistem pendidikan berdasarkan akidah Islam, yang akan membentuk generasi berkepribadian Islam. Mereka akan memiliki pola pikir dan pola sikap Islami. Ini akan membuat mental mereka kuat. Tak akan mudah melampiaskan hawa nafsu sehingga tercegah dari mabuk kecubung.
 
Dengan adanya pendidikan Islami yang diterapkan Khilafah, akan tercipta juga masyarakat Islami yang akan melakukan kontrol sosial dan aktif beramar makruf nahi mungkar agar mabuk kecubung tidak lagi ada. Sehingga lingkungan masyarakat yang tercipta adalah mendukung untuk ibadah dan mencegah maksiat.
 
Khilafah juga menutup berbagai celah yang memungkinkan terjadinya produksi, promosi, konsumsi, dan distribusi kecubung di tengah-tengah masyarakat. Khilafah berperan aktif untuk terus mengedukasi masyarakat tentang keharaman dan mudarat kecubung. Khilafah juga akan terus melakukan pengkajian dan penelitian mendalam untuk mendapatkan data-data terbaru seputar kandungan bahan aktif dari alam, kemudian secara periodik merilisnya ke tengah-tengah masyarakat sehingga mereka tidak sembarangan menggunakannya sebagai akibat kurangnya pengetahuan mereka. Dengan demikian masyarakat dengan keimanan yang mereka miliki akan dituntun untuk menggunakan berbagai bahan alami dengan bijak sesuai tuntunan syariat.
 
 Wallahualam bissawab.
 
Catatan Kaki :
(1)       https://regional.kompas.com/read/2024/07/10/162843178/mabuk-kecubung-berujung-maut-di-banjarmasin-2-tewas-dan-35-orang-dirawat-di
(2)       https://tirto.id/viral-kecubung-maut-di-banjarmasin-apa-itu-kenapa-mematikan-g1xi

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 8

Comment here