Oleh: Imas Rahayu, S.Pd. (Pemerhati Sosial)
Wacana-edukasi.com, OPINI-– Demonstrasi mahasiswa dan elemen masyarakat, termasuk Gen Z, yang menolak kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen menunjukkan kesadaran akan kebijakan yang menyengsarakan rakyat. Aksi-aksi tersebut bukan hanya bentuk perlawanan terhadap beban ekonomi, tetapi juga menjadi sinyal kuat bahwa generasi muda memiliki kepedulian terhadap nasib bangsa. Namun, penolakan ini perlu diarahkan dengan pemahaman yang lebih mendalam, yaitu membangun kesadaran politik Islam sebagai landasan perjuangan yang hakiki.
Mahasiswa Menolak Kenaikan PPN
Kenaikan PPN menjadi 12 persen yang direncanakan pemerintah memicu gelombang protes dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa. Dikutip dari Kompas.com, (24-12-2024) mahasiswa dari berbagai universitas bersama elemen lain seperti komunitas K-Popers, turut menyuarakan penolakan atas kebijakan ini yang dinilai menambah beban rakyat kecil.
Ketua BEM Universitas Airlangga, dalam pernyataannya yang dimuat BeritaJatim.com, (25-12-2024), menyebutkan bahwa kenaikan PPN adalah kebijakan yang menyengsarakan rakyat dan harus segera dibatalkan.
Penolakan terhadap kebijakan pajak ini mencerminkan keresahan masyarakat, terutama dari kalangan muda, terhadap sistem yang dirasa tidak adil. Namun, kesadaran ini perlu dilengkapi dengan pemahaman yang lebih luas mengenai akar permasalahan, yaitu sistem kapitalisme yang menjadi asas dari lahirnya kebijakan pajak yang menekan rakyat.
Kebijakan Pajak dalam Sistem Kapitalisme
Penerapan pajak yang tinggi pada rakyat kecil adalah salah satu ciri khas sistem kapitalisme yang menempatkan negara sebagai pihak yang mencari pemasukan sebesar-besarnya dari rakyat. Dalam sistem ini, kebutuhan negara untuk mendanai berbagai program sering kali dibebankan pada rakyat melalui pajak, tanpa memandang kemampuan mereka. Akibatnya, kebijakan seperti kenaikan PPN justru menjadi beban bagi masyarakat yang sudah kesulitan secara ekonomi.
Tak heran, karena pajak sumber pemasukan utama negara yang menerapkan sistem kapitalisme. Mirisnya, rakyat terus dikenai pajak namun kesejahteraannya tidak dijamin oleh pemerintah. Seharusnya, pajak yang sudah dikeluarkan oleh rakyat bisa kembali lagi ke rakyat dalam bentuk jaminan kesejahteraan mereka. Sayangnya, kesejahteraan bagi rakyat hanya angan-angan yang belum terwujud.
Dalam sistem kapitalisme, solusi masalah ekonomi seringkali berfokus pada eksploitasi rakyat, bukan pada pengelolaan sumber daya alam yang melimpah atau menciptakan sistem yang lebih adil. Padahal, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah namun yang menikmati dan memilikinya bukan rakyat melainkan korporat. Hal ini menunjukkan bahwa masalah bukan hanya pada kebijakan tertentu, tetapi juga pada sistem yang melahirkan kebijakan tersebut. Oleh karena itu, menolak kenaikan PPN saja tidak cukup, yang perlu ditolak adalah seluruh sistem kapitalisme yang mendasari kebijakan tersebut.
Islam Solusi Tuntas
Penolakan kebijakan yang menyengsarakan rakyat harus dibangun dengan kesadaran politik Islam. Dalam pandangan Islam, Gen Z memiliki potensi besar sebagai agen perubahan yang dapat membawa umat menuju kehidupan yang lebih baik. Namun, potensi ini harus diarahkan dengan pendidikan politik yang sahih agar perjuangan mereka terfokus pada perubahan sistem yang mendasar, bukan hanya pada isu-isu parsial.
Islam memiliki sistem pendidikan yang komprehensif untuk membekali Gen Z dengan berbagai ilmu, termasuk ilmu agama, sains, dan sosial, yang dibutuhkan untuk menjadi generasi produktif dan inovatif. Dalam konteks politik, Islam memberikan pendidikan politik yang berlandaskan akidah, sehingga generasi muda memahami perannya dalam memperjuangkan penerapan Islam kaffah. Pendidikan ini akan membangun kesadaran bahwa perubahan hakiki hanya bisa dicapai dengan mengganti sistem kapitalisme dengan sistem Islam yang membawa keadilan dan keberkahan.
Dalam perjuangan menuju perubahan hakiki, Gen Z juga perlu bergabung dengan partai politik Islam ideologis. Partai ini akan memberikan pembinaan politik Islam yang terarah dan membimbing generasi muda untuk bergerak di jalan yang benar. Dengan pembinaan ini, Gen Z akan memahami bahwa perjuangan mereka bukan hanya tentang menolak kebijakan tertentu, tetapi juga tentang memperjuangkan sistem Islam kaffah yang akan mewujudkan keadilan sejati.
Dalam sistem Islam, negara tidak akan bergantung pada pajak sebagai sumber utama pendapatan. Pemasukan Khilafah yaitu dari pos fa’i, kharaj, ghanimah, harta milik umum dan negara, serta zakat. Khilafah mengelola sumber daya alam yang menjadi milik umat, seperti tambang, minyak, dan gas, untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Pajak hanya diterapkan dalam kondisi darurat dan bersifat sementara serta tidak membebani rakyat kecil. Sasaran pajak hanya orang yang mampu saja. Dengan demikian, negara dalam sistem Islam menjalankan perannya sebagai pelayan rakyat, bukan sebagai penguasa yang menindas.
Perjuangan Gen Z harus dilandasi kesadaran politik Islam. Demonstrasi mahasiswa menolak kenaikan PPN adalah langkah awal yang baik untuk menunjukkan kepedulian terhadap nasib rakyat. Namun, perjuangan ini harus dilanjutkan dengan membangun kesadaran politik Islam agar lebih terarah dan menyasar akar masalah, yaitu sistem kapitalisme. Pendidikan politik Islam dan keterlibatan dalam partai politik Islam ideologis menjadi kunci bagi Gen Z untuk mewujudkan perubahan hakiki.
Khatimah
Dengan memahami dan memperjuangkan Islam kaffah, Gen Z dapat menjadi motor perubahan yang membawa umat menuju kehidupan yang adil, sejahtera, dan penuh keberkahan di bawah naungan Khilafah Islamiyah. Saatnya Gen Z bergerak dengan kesadaran yang sahih, demi membangun peradaban Islam yang mulia dan berkeadilan.
Views: 2
Comment here