Surat Pembaca

Maksiat kok Jadi Tren?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Shofiyanti Inda, A.Md.

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Para orang tua kini resah. Setelah kemarin marak fenomena game online yang sempat digandrungi anak-anak bahkan kalangan dewasa, sekarang giliran judi online yang menjadi hobi baru anak-anak. Berita tentang perjudian yang dilakukan oleh orang tua, sudah sering berseliweran di media. Tetapi, sekarang perjudian sudah mulai digemari oleh anak-anak remaja, bahkan banyak pula dilakukan oleh anak-anak di bawah umur. Sama halnya dengan game online, efek dari judi online bisa membuat anak-anak menjadi kecanduan.

Seperti yang diungkapkan oleh Kawiyan, Komisioner KPAI Sub Klaster: Anak Korban Cybercrime, bahwa anak di bawah umur jika terpapar judi online cenderung tidak mau berhenti. Aktifitas fisik mereka juga biasanya menurun, karena waktu mereka banyak dihabiskan untuk bermain dan memantau perkembangan judi online. Lebih berbahaya lagi anak-anak yang terlibat judi online berpotensi menyalahgunakan uang orang tua, bahkan dari sumber manapun termasuk dengan cara-cara yang tidak dibenarkan oleh hukum. (cnbcindonesia.com, 21/9/2023).

Problem prilaku anak di atas, bisa kita tarik benang merahnya. Paling terdekat itu bagaimana peran orang tua dalam menerapkan aturan memakai gawai anak-anaknya di rumah. Semestinya anak-anak tidak dibebaskan begitu saja. Namun, harus menyepakati waktu dan durasi tertentu untuk anak memegang gawainya selama di rumah. Juga, memberikan edukasi tentang aplikasi atau tontonan apa saja yang boleh ditonton oleh anak-anak. Karena, tak jarang, anak-anak melakukan sesuatu hanya karena ikut-ikutan tren. Karenanya orang tua pun tak boleh luput dari memantau lingkungan anaknya. Memilihkan sekolah yang terbaik, dan mengawasi dengan siapa saja anaknya bermain dan bergaul.

Perlu menjadi renungan, sabda Rasulullah SAW: “Perumpamaan teman yang baik dan yang jahat adalah seperti orang yang membawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Yang membawa minyak wangi, boleh jadi dia memberimu, atau kamu membeli daripadanya, atau paling tidak kamu mendapatkan harum semerbak daripadanya. Adapun tukang pandai besi, boleh jadi bajumu terbakar karenanya, atau kamu mendapatkan bau busuk daripadanya.”(HR Al-Bukhari dan Muslim).

Bila pengaruh kawan bermain bisa sebesar ini, maka muncul dorongan kepedulian di sisi orang tua, untuk turut aktif menciptakan kondisi masyarakat yang dipenuhi ketakwaan. Karena tidak selamanya anak selalu diam di dalam rumah. Pada saat itu, pengaruh dari luar, jika buruk, akan turut menempel, meracuni, bahkan sampai memburamkan masa depannya.

Sudah saatnya para orang tua menyadari pentingnya memperbaiki masyarakat. Pepatah mengatakan: Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Awalnya, anak hanyalah seibarat kertas putih. Bila ada perilaku keliru dari diri anak, bisa jadi ada yang terluput dari orang tuanya. Semua berkelindan. Sholeh sendiri menjadi tidak cukup. Maka aktifitas amar ma’ruf nahi munkar, harus menjadi budaya. Saling mengingatkan bila melihat kemaksiatan, lalu bersama-sama ber-azzam untuk belajar menjalani hidup dengan panduan Al-Qur’an.

Lingkungan yang kondusif dengan suasana keimanan tinggi, akan menekan laju perbuatan maksiat. Anak-anak maupun orang dewasa, tidak akan berani memancing murkanya Allah. Apalagi jika didukung oleh aturan dari negara. Menjadi sempurna, jika negara turut serta dalam ketaatan, berhukumnya hanya dengan hukum Allah. Kemaksiatan tidak lagi digemari, sedangkan berburu pahala akan menjadi tren. Anak-anak pun akan terjaga, selamat dunia akhirat.

Wallâhu a’lam bish-shawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 5

Comment here