Opini

Maraknya Sifilis, Bukti Pergaulan Generasi Makin Liberalis

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Elin Nurlina

wacana-edukasi.com, OPINI– Kekhawatiran demi kekhawatiran seperti tiada akhirnya. Bagaimana tidak, dalam dunia kesehatan kita dikejutkan dengan meningkatnya penyakit menular seksual. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap kondisi terbaru kasus penyakit menular seksual di Indonesia. Juru bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril, menyebutkan bahwa kasus sifilis atau raja singa meningkat hampir 70 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir yakni 2018 sampai 2022 kemarin. Menurut data tahun 2022 tercatat sebanyak 16.283 kasus sifilis yang diterima oleh Kemenkes(klikpendidikan.id).

Sungguh mengejutkan beberapa daerah di Indonesia seperti di jawa barat, yakni Bandung, Sukabumi, Jakarta juga Papua adalah daerah yang menyumbang kasus terbanyak kasus sifilis ini.

Perlu kita ketahui bahwa Sifilis atau penyakit raja singa adalah penyakit yang ditularkan melalui kontak seksual jadi digolongkan dalam Infeksi yang ditularkan melalui kontak seksual atau Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini disebut dengan Treponema pallidum. Sementara bakteri ini bisa masuk dari orang ke orang pada saat hubungan seksual. Penyakit ini dimulai sebagai luka yang tidak nyeri, biasanya di alat kelamin, rektum atau mulut. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat merusak jantung, otak atau organ lain dan dapat mengancam jiwa.

Perlu kita cermati bahwa tingginya kasus sifilis merupakan salah satu bukti dari sekian banyaknya kasus penyakit menular seksual akibat dari buruknya pergaulan ditengah masyarakat saat ini. Liberalisasi pergaulan terbukti membawa masalah besar pada kehidupan masyarakat. Sebab kebebasan yang digaungkan sudah menjadi asas. Sehingga apapun yang mereka lakukan apakah itu buruk atau rusak, disistem saat ini diberi hak atas dasar HAM. Termasuk dalam aktivitas seksual pun mereka bebas melakukannya.

Maka fenomena Gonta ganti pasangan dikalangan masyarakat saat ini menjadi sesuatu yang lumrah ketika kehidupan yang dijalankan lahir dari cara pandang sekulerisme kapitalisme. Aturan agama mereka pinggirkan dari kehidupan. Sehingga kebahagiaan menurut pandangan mereka dinilai dari sekadar kepuasan jasmani saja. Karena kapitalisme menganggap bahwa penyaluran hasrat adalah sebagai kebutuhan bukan naluri. Tentu saja menurut pandangan mereka, kebutuhan itu harus dipenuhi saat itu juga, dengan anggapan jika kebutuhan ini tidak dipenuhi akan membahayakan bagi manusia baik bahaya fisik, psikis maupun akalnya. Maka tidak mengherankan jika kita melihat peradaban barat yang mengusung sekulerisme kapitalisme, banyak sekali pemikiran pemikiran yang mengundang hasrat seksual. Dan pemikiran itu dijadikan alat untuk menghancurkan kaum muslimin. Sementara kaum muslimin sendiri malah ikut ikutan gaya hidup mereka. Padahal apa yang mereka lakukan, yang mereka ikuti bertentangan syari’at, alhasil disitulah awal mula kehancuran manusia karena sudah melanggar hukum Allah.

Dan yang lebih menyesakkan kasus sifilis ini ternyata ditemukan pada ibu hamil. Tentu saja ibu hamil ini tertular dari pasangannya. Kemudian penyakit ini akan terus berlanjut sampai menularkan kepada bayinya saat proses persalinan melalui vagina. Akibatnya banyak anak anak yang mengidap penyakit sifilis. Sungguh sangat memprihatikan bukan. Bayi yang seharusnya sehat justru tertular dengan penyakit yang membahayakan hidupnya.

Kondisi ini akan lebih buruk lagi jika legalisasi LGBT di negeri ini disahkan, na’udzubillahimindzalik. Maka sangat miris, jika ada orang yang memberikan pernyataan bahkan pernyataan keluar dari mulut seorang profesor bahwa LGBT adalah kodrat. Tentu ini sinyal baik bagi para pelaku LGBT. Karena akan ada yang melegalkan, dan mereka bebas sebebas-bebasnya melakukan tindakan yang dilaknat oleh Allah. Jika demikian maka kasus sifilis bukan tidak mungkin akan terus menyebar, naudzubillah.
Ocehan Professor bahwa LGBT adalah kodrat dari Tuhan tentu adalah perkara batil dan perlu kita bantah. Sebab hal itu bertabrakan dengan Al-Qur’an dan As-sunah. Karena pada faktanya, Allah menciptakan manusia secara berpasang-pasangan bukan sekedar untuk memenuhi dorongan seksual tetapi supaya umat manusia terus berketurunan. Sebagaimana firman Allah dalam QS An Najm:45
“Sungguh Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan..”
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:
” Allah telah menjadikan bagi kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri dan telah menjadikan bagi kalian dari istri-istri kalian itu anak-anak dan cucu-cucu (QS An nahl:72).

Karena itulah Islam mensyariatkan pernikahan yang didalamnya terpenuhi pemenuhan kebutuhan biologis sekaligus mendapatkan keturunan yang terpelihara nasabnya. Islam telah menentukan tata pergaulan yang sehat dan sesuai syariat. Semua ada aturannya, aturan yang Allah turunkan tentu untuk kebaikan umat manusia dan untuk keberkahan manusia. Termasuk terkait dengan kebutuhan seksual. Naluri akan bergejolak ketika ada pemicunya, oleh sebab itu masyarakat Islam tidak menjadikan interaksi laki-laki dan perempuan bersifat seksual melainkan interaksi amar makruf nahi Munkar dan saling tolong menolong. Bukan hanya itu, aktivitas pemicu bangkitnya mau akan senantiasa ditutup rapat-rapat melalui sistem pergaulan.

Islam memerintahkan kepada laki-laki dan perempuan untuk menundukkan pandangan mereka. Hal ini bisa kita temui dalam QS An nur:30-31. Sementara untuk kaum muslimah diwajibkan untuk menutup aurat mereka secara sempurna manakala mereka beraktivitas di ranah publik. Selain itu, Islam melarang perempuan safar tanpa dibarengi mahramnya. Dan melarang seorang istri keluar rumah tanpa seizin suaminya. Dalam Islam antara laki-laki dan perempuan tidak boleh berdua-duaan dan bercampur baur. Islam hanya membolehkan ketika ada hajat syar’i seperti dalam pendidikan dan muamalah.

Oleh karena itu, solusi tuntas untuk memberantas maraknya penyakit sifilis tidak lain dan tidak bukan adalah diterapkannya syariat Islam secara kaffah. Baik itu individunya, masyarakatnya maupun negaranya.
Wallahu alam bishowwab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 22

Comment here