Surat Pembaca

Maulid Nabi Saw. Momentum Meneladani Kepemimpinan Islam

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Salsabillah AP. (Aktivis Generasi Peradaban Islam)

Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Memasuki bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, bulan yang penuh berkah ini sering dirayakan dengan berbagai acara pengajian dan peringatan Maulid. Namun sayangnya, bagi sebagian kalangan, peringatan Maulid sering kali hanya menjadi seremonial belaka. Padahal, makna hakiki dari Maulid Nabi adalah momentum untuk meneladani sosok Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan sepanjang masa.

Sejatinya, momen kelahiran Rasulullah SAW menandai lahirnya sosok pembawa rahmat bagi seluruh alam, seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 107:
*”Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.”*

Nabi Muhammad SAW adalah teladan dalam segala hal, baik dalam ibadah maupun kepemimpinan. Beliau berjuang menyampaikan risalah Islam dengan penuh kesungguhan, bahkan nyawa menjadi taruhannya. Dalam perjuangan dakwahnya, Rasulullah SAW melewati berbagai rintangan, termasuk memimpin peperangan untuk menyebarkan Islam ke wilayah-wilayah yang belum tersentuh. Tujuan utamanya adalah mengajak manusia untuk menyembah Allah SWT dan menghentikan segala bentuk penyembahan kepada sesama manusia. Perjuangan ini bukan sekadar tentang agama, tetapi juga tentang membangun sistem kepemimpinan yang membawa rahmat dan keadilan bagi seluruh umat manusia.

Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW: Teladan Sepanjang Masa

Sosok Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang sangat dirindukan oleh umat Islam. Tidak hanya dari segi ibadah, tetapi juga dari dimensi politik dan kepemimpinan. Namun, sayangnya, banyak yang hanya mencontoh Nabi dalam aspek ibadah, tetapi melupakan dimensi politiknya. Padahal, Nabi SAW adalah contoh sempurna dalam segala hal. Kepemimpinannya yang mencakup seluruh dimensi kehidupan—baik spiritual, sosial, maupun politik—seharusnya menjadi panutan bagi umat Islam hari ini.

Setelah peristiwa Isra Mi’raj dan baiat Aqabah yang dilakukan oleh penduduk Yastrib, Nabi Muhammad SAW hijrah ke Yastrib (yang kemudian dikenal sebagai Madinah) bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq. Sejak saat itu, berdirilah negara Islam pertama di Madinah pada tahun 622 M. Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW tidak hanya terbatas pada soal agama, tetapi juga dalam urusan negara. Beliau memimpin Madinah sebagai kepala negara yang menerapkan hukum-hukum Islam secara sempurna dalam seluruh aspek kehidupan.

Di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW, Madinah menjadi negara yang adil, di mana umat Islam hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain dalam suasana damai dan harmonis. Nabi SAW menetapkan Piagam Madinah sebagai dasar hidup berdampingan, di mana semua penduduk—baik Muslim maupun non-Muslim—dilindungi hak-haknya. Kehidupan yang rukun dan adil ini lahir dari penerapan syariat Islam yang menyeluruh, bukan dari kompromi atau moderasi yang melemahkan prinsip-prinsip agama.

Darurat Kepemimpinan Islam

Saat ini, umat Islam berada di titik terendah dalam sejarah. Pemimpin-pemimpin yang ada saat ini justru menjauhkan agama dari urusan negara. Bahkan, banyak yang rela menyerahkan nasib umat kepada kekuatan asing dan musuh-musuh Islam. Sumber daya alam yang seharusnya dikelola untuk kesejahteraan umat diserahkan kepada pihak asing atau swasta, meninggalkan umat dalam ketidakadilan dan kemiskinan. Na’udzubillah min dzalik.

Kita membutuhkan sosok pemimpin seperti Nabi Muhammad SAW yang menerapkan Islam secara sempurna dalam kehidupan bernegara. Kepemimpinan yang adil, bijaksana, dan penuh rahmat, yang mampu membawa umat keluar dari keterpurukan. Kepemimpinan seperti inilah yang dirindukan oleh umat Islam di seluruh dunia.

Meneladani Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW

Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW tidak hanya sekadar simbol, tetapi nyata dalam setiap aspek kehidupan. Oleh karena itu, Maulid Nabi SAW seharusnya menjadi momen untuk meneladani kepemimpinannya, tidak hanya dalam urusan spiritual tetapi juga dalam tata kelola negara dan masyarakat. Umat Islam harus kembali kepada ajaran yang telah diwariskan oleh Rasulullah SAW dan berusaha menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Hanya dengan menerapkan syariat Islam secara sempurna, umat Islam akan kembali meraih kejayaan seperti yang pernah ditorehkan selama 14 abad. Semoga Allah SWT memudahkan jalan bagi seluruh umat Islam untuk meneladani kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan mengembalikan kejayaan Islam dengan menegakkan kembali kehidupan Islam di setiap sendi kehidupan. Aaamiiin.

Wallahu’alam bishowab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 23

Comment here