wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Senangnya menjadi santri adalah dambaan setiap orang tua terhadap anaknya. Memang tidak semua anak merasakan kehidupan pesantren yang dimana terdapat banyak pemahaman agama didalamnya. Banyak orang-orang yang berprestasi dimasa muda atau tuanya kemudian diusut ternyata mereka banyak yang jebolan dari pesantren. Maasyaa Allah.
Menimbang pesantren yang viral diduga sesat dalam memahamkan santri-santrinya. Misalkan penyimpangan yang terbidik dari masyarakat yaitu shaf dalam shalat dicampur antara laki-laki dan perempuan, perempuan menjadi khatib shalat jum’at, melantunkan salam nyanyian dari agama lain, boleh berzina, dan lain sebagainya. Penyimpangan ajaran seperti itu harus dihapus dan ditindaklanjuti agar tidak menetap pemahamannya. Kita harus berhati-hati terhadap penyelewengan yang dilakukan oleh mereka yang memang tidak dibenarkan dalam agama Islam. Malah hal tersebut menjadi sebuah penistaan agama.
Dan Abu Dharma berkata “Dahulu saya pernah berjalan bersama Rasulullah saw. lalu beliau bersabda “ Sungguh bukan dajjal yang aku takutkan atas ummatku.” Beliau mengatakan tiga kali, maka saya bertanya ”Wahai Rasulullah, apakah selain dajjal yang paling engkau takutkan atas ummatmu?”. Beliau menjawab, “ Para tokoh yang menyesatkan”. [Musnad Ahmad (35/222)]
Seorang anak yang tinggal dipesantren dan mendalami ilmu agama akan merasakan betapa pentingnya mencari ilmu. Walaupun jauh dari orang tua dan meninggalkan kesenangannya ketika dirumah. Misalnya kalau dirumah dia bisa main gadget lama-lama, main sama teman berangkat jam enam pulang jam enam, atau melakukan kesenangan lain yang membuatnya bikin belajar jadi main-main. Kalau dipesantren bisa dididik untuk menggunakan waktu dengan baik. Seorang murid mau enggak mau harus mengikuti kegiatan pesantren yang dapat menjadi pembelajaran untuknya dimasa depan. Insyaa Allah kalau anak sudah dipesantren ia akan menyadari asyiknya menuntut ilmu, bergaul dengan teman-teman, banyak melakukan aktivitas dan mengasah kreativitas.
Anak-anak memang bervariasi, ada yang bersemangat untuk masuk ke pesantren ada juga yang enggan tinggal dipesantren. Pasalnya tentu mereka akan membutuhkan ilmu yang tercakup didunia kepesantrenan dimasa muda dan tuanya. Selain kemandirian yang akan dilatih tentu pemahaman tentang agamalah yang sangat penting dipelajari. Karena ilmu dan agama saling membutuhkan agar terarahnya kemajuan dari peradaban.
Bagi orang tua memilih anaknya dipesantren dan memilihkan sebuah study pesantren bagi anak dapat menjadi keputusan penting terhadap pembentukan karakter dalam kehidupan dan spiritual seorang anak. Tips ini dapat membantu dalam memilih pesantren untuk anak. Contohnya kita mengetahui visi dan nilai pesantren, kualitas pengajar, kurikulum pendidikan, program pesantren, keamanan, fasilitas, keterlibatan orang tua untuk perkembangan anak, dan evaluasi. Bisa juga dengan berkomunikasi dengan alumni orang tua santri perihal pengalaman dan pandangan mereka tentang pendidikan dipesantren tersebut, dan dampak yang dirasakan oleh anak- anak setelah mengikuti pendidikan disana. Supaya pendidikan agama terhadap anak menjadi lebih baik melalui pesantren.
Memahamkan ajaran yang baik bagi anak-anak sesuai Al-Qur’an dan sunnah Insyaa Allah dapat menguatkan akhlak Islam yang benar didalam hati dan amal kesehariannya. Maka memasukkan anak kepesantren adalah hal yang sangat bermanfaat untuk perbaikan akhlak anak, memahami ilmu agama, dan terdidik di samping pendidikan dari orang tua dan motivasi belajar ilmu dan agama bagi anak. Mereka dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang sesuai dengan syariat dan mana yang bukan sesuai syariat dalam agama Islam. Wallahu’alam
Views: 9
Comment here