Wacana-edukasi.com– Shalawat nabi berkumandang, tabligh akbar diselenggarakan di mana-mana. Kaum muslimin bergembira karena memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw. pada setiap awal bulan Rabbiul awal. Umat Islam memperingatinya sebagai ekspresi untuk meluapkan rasa rindu, cinta dan memuliakan baginda Rasulullah Saw. Semoga peringatan maulid ini bukan sekedar seremonial saja. Karena sosok Rasulullah Saw. bukan hanya untuk dikenang akan kemuliaannya tetapi kita wajib untuk mencontoh seutuhnya dalam semua hal, yakni dalam berkepribadian yang berakhlak mulia, suami yang lembut, ayah dan kakek teladan, juga sebagai panglima perang. Terlebih sebagai pemimpin negara terbaik dan banyak lagi hal yang lainnya yang wajib diteladani.
Allah Swt. berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya: “Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”
Rasulullah Saw bukan sekedar pemimpin spiritual tanpa kekuasaan seperti halnya Paus sebagai pemimpin gereja tertinggi di Vatikan, Rasulullah adalah kepala negara Islam yang pertama, beliau menyusun Piagam Madinah, mengangkat para wali dan hakim. Beliaupun memimpin dan mengirim pasukan sebagai panglima perang dan mengangkat para komandan perang, mengatur perekonomian negara, mengirim para utusan untuk berdakwah ke berbagai kabilah juga sampai ke kekaisaran Romawi dan Persia.
Berikut adalah beberapa karakter kepemimpinan Rasulullah Saw. :
Pertama, didalam kepemimpinannya Nabi Saw. menerapkan syariah Islam secara total, hukum Allah diberlakukan ditengah umat, tidak ada satupun perintah dan larangan Allah Swt. yang diabaikan dalam menjalankan pemerintahannya seperti yang Allah perintahkan :
“Hendaklah engkau memutuskan perkara diantara mereka sesuai dengan apa yang telah Allah turunkan dan jangan engkau mengikuti hawa nafsu mereka. Berhati-hatilah engkau terhadap mereka supaya mereka tidak memalingkan dari sebagian wahyu yang Allah turunkan kepadamu (TQS Al- Maidah :5:49)
Kedua, Rasulullah Saw. menegakan hukum dengan adil. Karena keadilan inilah yang menjamin tegaknya pemerintahan. Hukum tegak tanpa tebang pilih, hukum berlaku untuk dan kepada siapa saja walaupun terhadap keluarganya, termasuk pada putri kesayangannya, sebagaimana sabda beliau Saw.:
“Demi Allah, sungguh andai Fatimah binti Muhammad mencuri aku sendiri yang akan memotong tangannya.(HR.Al-Bukhari )
Ketiga, Rasulullah Saw. sangat memperhatikan dan melayani kepentingan rakyatnya. Salah satunya beliau memerintahkan petugas baitul mal untuk melunasi utang-utang kaum fakir dan miskin, serta memberikan pekerjaan untuk rakyatnya.
Sabda Rasulullah Saw.:
“Aku lebih berhak atas kaum mukmin daripada diri mereka sendiri. Karena siapa saja yang meninggal dalam keadaan memiliki utang maka akulah yang akan melunasi utangnya” (HR Ibnu Majah)
Keempat, Rasulullah Saw. dalam kepemimpinannya menjaga ketertiban masyarakat agar tidak terjadinya kecurangan dalam perdagangan, konflik, tindakan kejahatan ataupun kriminal lainnya.
Kelima, Rasulullah Saw. memimpin pengadilan dan mengatur tata tertib pengadilan bagi para hakim. Dengan demikian pengadilan dapat berjalan adil tanpa menzalimi siapapun.
Keenam, Rasulullah Saw. memungut jizyah dari kaum kafir ahluldz dzimah dan memberlakukan sejumlah hukum syariah atas kaum kafir. Namun beliau melindunginya dari kezaliman yakni membebaskan mereka menjalankan ibadahnya, makan, minum, dan pernikahan sesuai dengan agama mereka .
Ketujuh, Nabi Saw. melindungi Islam dan kaum muslimin dari setiap gangguan, sebagaimana yang pernah terjadi ketika Yahudi Bani Qainuqa melecehkan kehormatan seorang muslimah dan seorang pedagang, beliau tidak segan-segan untuk memerangi mereka dan mengusirnya.
Kedelapan, Rasulullah Saw. mengutus sejumlah delegasi ke kabilah, kerajaan dan kekaisaran untuk mendakwahkan Islam kepada mereka, dan memimpin jihad, dalam upaya menyebarkan Islam juga mengirimkan pasukan yang dipimpin para sahabat untuk berjihad.
Itulah karakter kepemimpinan Rasulullah yang harus dicontoh seutuhnya dalam kehidupan bernegara, yang berdasarkan aqidah Islam. Bukan kepemimpinan sekuler, yakni tunduk pada trias politika buah dari para pemikir kafir Barat yang ingin menghancurkan kemulian Islam. Saatnya untuk bangkit bersatu untuk meraih kembali kemulian Islam dengan mencontoh secara utuh kepemimpinan Rasulullah Saw..
Wallahu a’lam bi ash-shawab.
Dahniar
Views: 41
Comment here