wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Dilansir dari suarakalbar.co.id pada tanggal 6 Januari 2023, Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi memaparkan survey indikator yang hasilnya menyebutkan bahwa polri dan partai politik menempati urutan terakhir lembaga yang dipercaya publik. Mengapa demikian? Hal ini karena keberadaan kedua lembaga tersebut dirasa jauh dari harapan rakyat.
Pertama, parpol yang diharapkan mampu menjadi penyambung aspirasi rakyat, hari ini justru hanya hadir saat pemilu saja di tengah masyarakat. Begitu menduduki kursi kekuasaan, rakyat tak lagi dianggap ada bahkan dilupakan dan diabaikan.
Kedua, Polri sebagai aparat penegak hukum, faktanya kini kian marak disusupi oleh banyak kepentingan. Tidak mampu lagi menegakkan keadilan.
Ketiga, hukum yang ada, sama sekali tidak memihak kepada rakyat. Sebagaimana ungkapan tajam ke bawah tumpul ke atas. Keras dan tegas pada rakyat, namun banyak pemakluman pada penguasa dan orang berada. Kebijakan yang diterapkan, tidak lagi bersandar pada kebenaran dan kesalahan. Namun, siapa yang mengerjakan.
Beginilah realita pemberlakuan hukum di sistem sekuler. Hukum buatan manusia yang sangat rentan dipengaruhi oleh nafsu dan kepentingan.
Tentu saja berbeda jika sistem Islam yang diterapkan. Di dalamnya, semua hukum berasal dari Allah Swt. Yakni menjadikan syariat Islam sebagai standarnya. Penerapan hukum tersebut juga dilaksanakan secara sempurna dalam segala aspek hidup. Hingga mampu menciptakan masyarakat yang khas, yakni masyarakat yang Islami.
Individu bertakwa. Dalam sistem Islam, setiap individu wajib terikat dengan halal dan haram ketika menjalani setiap kegiatan. Sehingga sangat kecil kemungkinan untuk melakukan penyimpangan. Begitu pun dengan penegak hukumnya.
Politik dalam Islam berperan untuk mengurus urusan rakyat. Bukan untuk memenuhi kerakusan dan mencari setingginya kekuasaan. Partai politik berdiri atas dasar akidah Islamiyah. Sehingga senantiasa berjalan selaras dengan Islam. Parpol Islam memiliki tujuan untuk mengembalikan kehidupan Islam secara kafah. Yakni menyeru kembali umat muslim agar memahami Islam, dan sadar pentingnya keberadaan negara yang menerapkan sistem Islam.
Meskipun begitu, seorang pemimpin dalam dalam sistem Islam, tetaplah memerlukan peran partai politik sebagai pemberi koreksi dan nasihat kepada pemangku kekuasaan jika terjadi pelencengan. Dengan ini, indahnya kehidupan di bawah naungan sistem Islam bisa dirasakan.
Sri Purwanti
Views: 3
Comment here