Oleh: Sindi Laras Wari, S.K.M. (Aktivis Muslimah)
Wacana-edukasi.com, OPINI– Makin ke sini semakin ke sana. Kalimat tersebut dapat menggambarkan kondisi kehidupan kita saat ini di mana semakin bertambahnya hari, maka problem kehidupan semakin kompleks pula. Saat ini, mayoritas masyarakat dipenuhi dengan manusia yang berusia produktif. Generasi Z atau yang biasa disebut Gen Z menduduki peringkat paling atas. Sistem kehidupan yang rusak dan penuh akan problematika ini, merupakan sistem yang harus dihadapi oleh para Gen Z. Salah satu problemnya yaitu sulitnya para Gen Z untuk memiliki rumah. Mengapa hal ini bisa terjadi? Jelas dengan sistem kehidupan yang rusak, pasti akan merusak segala lini kehidupan dan kini telah terbukti.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center di tahun 2019, bahwa Gen Z menghadapi tantangan besar untuk memiliki rumah. Data dari penelitian itu mendapatkan hasil bahwa kenaikan harga yang cepat serta hutang Gen Z yang cukup tinggi merupakan faktor yang membuat para Gen Z sulit untuk menabung uang. Padahal, untuk membeli sebuah rumah membutuhkan pembayaran uang muka atau memenuhi syarat untuk mendapatkan hipotek (kumparan.com, 10/02/2025).
Saat ini Gen Z benar-benar sedang dihadapkan oleh tantangan yang cukup besar, terutama dalam bidang kehidupan berkelanjutan. Pasalnya, sudah ada hasil penelitian yang menyatakan bahwa Gen Z sulit untuk memiliki rumah karena beberapa faktor. Faktor inilah yang sedang merayapi kehidupan para Gen Z, faktor yang muncul dari sistem kehidupan yang ditapaki saat ini. Gen Z hidup dalam sistem Liberal Kapitalis, di mana aturan dan standar kehidupan dibuat oleh manusia itu sendiri alias aturan atau standar yang tidak jelas. Sebab, apabila definisi cantik harus yang kulit putih dan sebagainya, apakah yang tidak berkulit putih harus memaksakan dirinya untuk menjadi putih pula.
Namun, begitulah hidup dalam sistem Liberal Kapitalis, kebebasan yang tidak berarah, para kapitalis dengan berbagai macam cara apa pun, yang haram juga ikut dihalalkan demi meraup keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun, yang miskin tidak mendapatkan apa-apa walau melalui cara yang benar dan menghabiskan banyak waktu. Tidak ada kata sejahtera bagi orang yang hidupnya menggunakan liberal kapitalis, termasuk para Gen Z yang menghadapi realita kehidupan dengan sistem yang rusak.
Biaya kehidupan yang semakin meningkat di tengah pencarian pekerjaan yang begitu sulit menambah keparahan kehidupan yang dihadapi Gen Z. Sebab, lapangan pekerjaan yang ada hanya sedikit dan tidak mampu menampung para Gen Z dan generasi lainnya yang sudah siap kerja ditambah harus berbagi lapangan pekerjaan dengan para warga negara asing. Di saat mereka mendapatkan pekerjaan gajinya sangat kecil, tidak sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Namun, para tenaga asing dengan kerjaan dan tanggung jawab yang sama bisa mendapatkan gaji yang lebih daripada warga negaranya sendiri.
Gaji yang kecil dengan kebutuhan hidup yang tinggi dan harga rumah serta properti yang semakin meningkat tanpa ada penurunan sedikit pun dapat kita rasakan bersama hari ini. Oleh karena itu sangat sulit untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup apalagi rumah sebagai tempat pulang yang nyaman. Hingga timbullah solusi dari pemerintah dengan Program Sejuta Rumah untuk rakyat, di mana rakyat mendapatkan subsidi uang muka sebesar 1% dan suku bunga pinjaman 5% untuk membeli sebuah rumah dengan cicilan dalam jangka waktu 20 tahun.
Sayangnya solusi yang diberikan hanyalah solusi parsial yang tidak menyolusikan permasalahan yang ada. Solusi yang ditawarkan pemerintah juga memperlihatkan negara berlepas tangan dengan permasalahan rakyatnya, solusi yang diberikan bukan solusi yang tepat dengan permasalahan yang ada. Pembangunan yang dilakukan hanya berorientasi pada bisnis dan keuntungan, hal yang wajar dalam dunia kapitalis.
Sistem Islam
Sedangkan dalam sistem Islam, khilafah menjamin kesejahteraan seluruh umatnya. Kebutuhan dasar setiap umat seperti sandang, pangan dan papan akan dipenuhi oleh negara apabila terdapat umat yang belum memilikinya. Jadi, dapat dipastikan bahwa sistem dalam pemerintahan Islam bertanggungjawab penuh terhadap kesejahteraan umat yang hidup di bawah naungannya.
Dalam sistem pemerintahan Islam pemimpin negara atau Khalifah merupakan ra’in atau pelayan bagi umat yang hidup di bawah pimpinannya. Khalifah akan menjamin bahwa setiap umat akan mendapatkan rumah yang layak huni, nyaman dan pasti berkualitas. Negara menjamin perumahan dengan lingkungan yang bagus dan mumpuni, sebab dari rumah dan lingkunganlah para generasi penerus peradaban yang mulia akan bertumbuh dan berkembang.
Begitu sejahtera hidup di bawah naungan negara Khilafah Islamiyah, yang pasti menyejahterakan umatnya. Memenuhi semua kebutuhan hidup umat seperti sandang, pangan dan papan serta lingkungan yang mendukung kehidupan ke arah ketakwaan dan pemikiran yang cemerlang. Hal ini telah terbukti dengan berdirinya Daulah Khilafah Islamiyah selama 13 abad lamanya, sungguh Islam mampu menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَمَاۤ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّـلْعٰلَمِيْنَ
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 107).
Views: 1
Comment here