Surat Pembaca

Menghadang Propaganda Barat dengan Membangun Kesadaran Umat

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Sriyanti

wacana-edukasi.com, Opini– Beberapa waktu lalu tepatnya pada Rabu 7 Desember 2022 pukul 08.30. terjadi sebuah ledakan yang diduga merupakan bom bunuh diri, di depan kantor Kapolsek Astanaanyar Kota Bandung. Untuk melakukan aksinya, pelaku menggunakan bom panci rakitan yang dimasukkan ke dalam ransel. Peristiwa ini menelan 1 orang meninggal dunia dan 10 orang luka-luka. Hasil penyelidikan menyebutkan bahwa pelaku bernama Agus Sujanto/Agus Muslim, seorang mantan narapidana kasus terorisme.

Terlibat jaringan ISIS dan pengesahan RKUHP, diduga menjadi motif Agus Muslim melakukan tindakan ini. Hal tersebut diperkuat oleh barang bukti milik pelaku, yaitu sebuah motor yang di bagian depannya tertempel selembar kertas bertuliskan bahwa RKUHP adalah hukum syirik/kafir yang penegaknya harus diperangi. (beritasatu.com 09/12/2022)

Peristiwa di atas sontak menjadi sorotan dan menuai berbagai pendapat. Menanggapi terulangnya kembali kasus ini, Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta dengan tegas pada MUI agar mengaktifkan kembali tim penanggulangan terorisme yang sudah dibentuk sebelumnya. Supaya penyebabnya bisa dikurangi melalui pendekatan keagamaan khas MUI seperti, meluruskan paham radikal serta fatwa bahwa terorisme bukanlah jihad.

Sementara itu pengamat Stanislaus Riayata berpendapat bahwa, kasus ini terjadi kembali dikarenakan para mantan napi teroris tidak menjalani program deradikalisasi. Hingga mereka masih memiliki pemikiran ekstrem. Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Yudo Margono bahwa peristiwa ini harus dijadikan momentum untuk memperkuat program pemberantasan paham radikal di masa depan dan menetralkannya.

Jika ditelaah lebih mendalam, mengapa isu terorisme mencuat kembali? Jawabannya tentu saja untuk membendung geliat kebangkitan Islam. Tidak dipungkiri dukungan terhadap syariah Islam semakin menguat. Hal ini sangat dikhawatirkan Barat. Isu terorisme selalu dikaitkan dengan Islam. Sehingga ada alasan agar program deradikalisasi terus dimasifkan. Selain itu, baru saja berlangsung pengesahan RKUHP yang banyak menuai protes, karena dipandang ada sebagian pasalnya yang merugikan rakyat. Maka seolah hendak menegaskan siapapun yang menentang pengesahan RKUHP maka akan dicap sebagai radikal. Di samping itu menghubungkan aksi bom bunuh diri dengan jihad, sama saja dengan menuduh jihad sebagai ajaran radikal.

Sejatinya Barat dengan ideologi kapitalismenya akan terus melakukan berbagai upaya untuk menghadang laju kebangkitan Islam kafah. Karena mereka menyadari betul hal tersebut merupakan ancaman besar bagi eksistensinya. Terlebih saat ini, umat muslim mulai beranjak menemukan jati dirinya sebagai umat terbaik.

Moderasi dan deradikalisasi merupakan agenda besar Barat untuk menjauhkan kaum muslimin dari agamanya. Sehingga tidak layak didukung. Seorang muslim diajarkan menjadi muslim yang kafah, yaitu yang mengamalkan seluruh ajarannya baik ibadah, muamalah, serta seluruh hukum-hukumNya. Islam kafah bukanlah ajaran radikal sebagaimana dituduhkan Barat.

Oleh karena itu, penting membangun kesadaran politik di tengah masyarakat, agar tidak terjerumus dalam propaganda kafir Barat yang menyesatkan. Kasus bom bunuh diri yang dikaitkan dengan Islam dan ajarannya, merupakan framing yang harus diluruskan agar publik tidak terbawa oleh narasi salah ini. Syariat sendiri memandang bahwa perbuatan tersebut sebagai dosa besar, karena telah membunuh dirinya serta menyebabkan orang lain menjadi korban. Maka sangatlah keliru jika tindakan tersebut dianggap sebagai jihad, bahkan sejatinya hanya akan dilakukan oleh seseorang yang tidak paham terhadap agama mulia ini. Tauladan kita adalah Rasulullah saw. yang telah mencontohkan kepada kita dakwah pemikiran non-kekerasan.

Jika sistem pemerintahan Islam tegak, peristiwa seperti ini tidak akan terjadi. Penguasa tidak akan terjerumus oleh propaganda dan makar yang dibuat Barat untuk menghancurkan agama Allah dan kaum muslimin. Serangan pemikiran akan dihadapi dengan membongkar segala kebobrokannya, kemudian disampaikan solusi yang benar. Sehingga umat dapat membandingkan antara keduanya dan memahaminya lebih dalam. Masyarakat pun tidak akan teracuni oleh pemahaman kufur yang menyesatkan seperti saat ini.

Saat dihadapkan dengan musuh Allah Swt. tidak seharusnya umat terkecoh untuk membedakan siapa kawan dan lawan. Jelas sudah bahwa musuh mereka saat ini adalah kekufuran yang menjelma pada kafir Barat serta para kaki tangannya. Kebencian mereka tak akan pernah habis, segala upaya akan dilakukan untuk menghancurkan Islam, dan umat tidak boleh terjebak oleh skenario global mereka. Allah Swt. berfirman dalam QS. al Imran. Ayat 118, yang artinya:

“Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi.”

Oleh karena itu agar monsterisasi dan kriminalitas terhadap Islam dan ajarannya terhenti, dibutuhkan upaya penyadaran terhadap masyarakat melalui dakwah. Dengan cara membangun opini tentang pemikiran dan hukum-hukum yang Allah Swt. wahyukan secara benar dan menyeluruh. Sampai umat bersedia mengadopsi dan berjuang untuk mewujudkannya dalam sebuah sistem pemerintahan.

Wallahu a’lam bi ash-showab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 11

Comment here