Opini

Mengisi Bulan Rajab dengan Mendakwahkan Islam Kaffah

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Novianti

Isra Mi’raj menegaskan bahwa Islam akan menjadi pemimpin dunia yang kemudian terbukti setelahnya, Nabi Muhammad SAW menjadi pemimpin Daulah Islamiyah di Madinah.

http://Wacana-edukasi.comUmat Islam memasuki bulan Rajab, bulan yang memiliki kedudukan mulia dalam Islam. Rasulullah bersabda tentang keistimewaannya.

“Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari-Muslim).

Kaum muslimin dianjurkan memperbanyak amal dan menghindari kemaksiatan di bulan Rajab serta mengingat sebuah peristiwa penting di dalamnya yaitu Isra dan Mi’raj yang terjadi pada 27 Rajab.

Mi’raj secara bahasa berarti suatu alat yang digunakan untuk naik. Adapun secara istilah, Mi’raj bermakna tangga khusus yang digunakan oleh Nabi saw. untuk naik dari bumi menuju tujuh lapis langit hingga ke Sidratul Muntaha. Ini berdasarkan firman Allah SWT:

“Sungguh Muhammad telah melihat Jibril (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatan dia (Muhammad) tidak berpaling dari yang dia lihat itu dan tidak (pula) melampauinya. Sungguh dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS an-Najm [53]: 13-18).

Kala itu Rasulullah SAW., menempuh perjalanan dari Masjid al-Haram di Mekkah menuju Masjid al-Aqsha di al-Quds, Palestina dilanjutkan dengan Miraj, naiknya Rasulullah SAW., menembus lapisan langit hanya dalam waktu satu malam.

Menurut Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol’ahji ada tiga poin penting dalam peristiwa Isra Mi’raj. Poin pertama, dalam peristiwa ini turun perintah sholat yang membangun kekuatan spiritual. Poin kedua, Rasulullah SAW., menjadi imam ketika shalat bersama para nabi. Poin ketiga, Umat Islam harus menjadi kekuatan politik secara kolektif.

Isra Mi’raj menegaskan bahwa Islam akan menjadi pemimpin dunia yang kemudian terbukti setelahnya, Nabi Muhammad SAW menjadi pemimpin Daulah Islamiyah di Madinah. Tampilnya Rasulullah menjadi imam bagi seluruh nabi menunjukkan tercabutnya kepemimpinan dari Bani Israil dan diserahkan kepada umat Muhammad.

Urgensi Isra Mi’raj

Peristiwa Isra Mi’raj merupakan ujian dari Allah sehingga jelaslah siapa yang benar-benar beriman dan yang berdusta. Pasca kejadiannya melahirkan keguncangan yang mengakibatkan perdebatan tentang idiologi yang dibawa Rasulullah.

Melalui peristiwa ini, terjadi seleksi alami sehingga Rasulullah mengetahui diantara kaum mukmin yang menjadi pendukung dakwah Islam. Mereka dibutuhkan karena setelahnya terjadi peristiwa hijrah yang menandai berdirinya Daulah Islam.

Sebelum Rasulullah memproklamirkan Daulah Islam, beliau harus mengetahui yang dapat dijadikan sandaran dan yang harus dijauhi. Jelas pula yang pantas diberi amanah dan tugas-tugas penting. Tatkala Allah telah memberi izin untuk hijrah ke Madinah, mudah bagi Rasulullah menempatkan orang-orang yang pantas sesuai dengan posisinya.

Kondisi Umat Sekarang

Rasulullah berdakwah di Mekah untuk mengubah sistem jahiliyah menuju sistem Islam. Sistem jahiliyah dicirikan oleh diterapkannya hukum yang bersumber dari akal manusia. Benar dan salah ditimbang atas dasar keuntungan dan manfaat ukuran manusia.

Saat ini, jumlah umat Islam memang berkembang dan tersebar di berbagai negara. Namun, umat Islam terpecah-pecah di negeri-negeri muslim yang menganut sistem buatan manusia salah satunya adalah sistem demokrasi.

Demokrasi mempromosikan kebebasan dan mengakui hak asasi manusia yang memiliki kedaulatan menjalankan kehendaknya termasuk memilih siapa yang akan memerintah dan dengan cara apa memerintah. Manusialah yang menetapkan sistem dan hukum, memilih siapa yang menjalankannya.

Pengagungan kebebasan individu ini menjadi bumerang karena mengakibatkan pergaulan bebas yang memicu kekerasan seksual, rusaknya keluarga, rasisme, terjebak dalam minuman beralkohol dan narkoba dll. Manusia hidup dalam keberlimpahan materi dan kemajuan ilmu pengetahuan luar biasa cepat, namun tidak membawa dunia menjadi lebih baik. Sistem ini terus memproduksi masalah demi masalah yang tidak pernah selesai.

Kesalahan terbesar dari sistem demokrasi adalah membangun landasan berpikirnya di atas akidah sekuler. Meminggirkan peranan Tuhan untuk mengatur negara yang mustahil mampu membangun tatanan dunia yang menciptakan kebahagiaan.

Penerapan Islam Kaffah adalah Solusi

Boroknya Barat sebagai pengusung demokrasi sudah terbongkar dan manusia sudah pu di asa dengan kehidupan yang tidak bisa memberi harapan terutama bagi rakyat jelata. Minoritas yang kaya menguasai sebagian besar kekayaan sehingga jurang kaya dengan miskin bertambah lebar.

Keadaan ini seharusnya diambil oleh kaum muslimin untuk berani mengambil peran besar. Islam sudah membuktikan kehebatan konsepnya dalam meriayah masyarakat dunia dalam wilayah yang sangat luas dengan menerapkan sistem Islam kaffah.

Inilah peran agung dan mulia yang dapat dilakukan oleh setiap muslim, siapapun, kapanpun dan dimanapun. Tentunya dibutuhkan kompetensi terutama penguasaan tsaqofah Islam sebagai gerbang lahirnya peradaban mulia. Peradaban yang lahir dipandu wahyu Allah, diperjuangkan oleh kaum muslimin karena dorongan cinta pada Allah yang pastinya akan dipantaskan untuk mengemban amanah menguasai Barat dan Timur.

Cita-cita besar ini tentunya diikuti oleh tantangan besar pula terutama dari Amerika yang telah melakukan imperialismenya ke negeri-negeri muslim. Melalui pemaksaan sistem demokrasi ke negeri-negeri muslim membuat pelemahan umat Islam terjadi secara sistemik terutama dalam aspek pemikiran.

Tak sedikit umat Islam yang masih pesimis akan keampuhan Islam sebagai satu-satunya sistem alternatif. Alih-alih ikut menyuarakan Islam Kaffah, malah lebih lantang mendukung penerapan Islam model Barat yaitu Islam moderat. Ini disebabkan ketidaktahuan dan pengaruh opini Barat.

Karenanya, bulan Rajab, bulan yang dilipatgandakannya pahala, harus dimanfaatkan untuk meraih kemuliaan dengan mempersembahkan amalan-amalan terbaiknya bagi keagungan Islam termasuk mengembalikan kemuliaan Islam dan umatnya. Selain meningkatkan amalan seperti sholat dan puasa, amalan lainnya yaitu mendakwahkan Islam Kaffah.

Umat Islam sudah begitu lama diperlakukan secara zhalim oleh Barat melalui kaki tangannya di negeri-negeri muslim. Sementara Allah memerintahkan:

“Janganlah kalian cenderung kepada orang-orang zhalim yang menyebabkan kalian disentuh api neraka…” (TQS Hud [11]: 113).

Rasulullah juga bersabda, ”Sungguh akan ada sesudahku para pemimpin. Siapa saja yang membenarkan kebohongan mereka dan membantu kezaliman mereka, ia bukan golonganku dan aku pun bukan golongannya dan ia tidak akan masuk menemaniku di telaga.” (HR an-Nasai, al-Baihaqi dan al-Hakim).

Apa lagi yang ditunggu kaum muslimin ketika tantangan sudah makin menguji level keimanan dan Rajab menjanjikan pahala yang akan memuliakan bagi mereka yang bersungguh-sungguh menegakkan kalimat Allah.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 26

Comment here