Menjadi Muslimah Berharga
Oleh. Risa Novitasari (Mahasiswi Universitas al Hikmah Surabaya)
Apa yang terlintas saat mendengar kata mahkota? Pasti sesuatu yang berha rga, atau kalau tidak membayangkan sesuatu yang sangat indah. Betul gak Sob?
Siapapun yang melihat mahkota, pasti begitu menyenanginya. Untaian mutiara yang terpadu dengan indah begitu memanjakan mata. Pesonanya bisa memalingkan pandangan siapa saja. Indah, berharga, istimewa dan tidak sembarang orang sebagai pemiliknya, cukup menggambarkan bagaimana mahkota itu.
Wanita bisa juga diibaratkan seperti mahkota. Lho kok bisa? Bisa dong. Tapi tidak sembarang wanita yang layak digelari seperti halnya mahkota yang begitu berharga.
Wanita muslimah yang bertaqwa kepada Allah SWT, diibaratkan seperti mahkota. Muslimah yang taat akan syariat dan mampu menjaga dirinya dari maksiat. Betapa banyaknya muslimah yang kita tahu, namun untuk di zaman yang penuh dengan ujian dan fitnah seperti saat ini, muslimah shalihah sangatlah jarang kita ditemukan.
Mengapa hal demikian terjadi? Karena muslimah hari ini banyak yang jauh dari islam. Liberalis dan hedonis menjadi budaya. Mereka tak mau mendalami ajaran agamanya, sehingga tersesat ke dalam jurang kemaksiatan.
Tren baru diikuti tanpa memfilter terlebih dahulu. Setiap apa yang viral seringkali diikuti. Tak perduli lagi, halal dan haram.
Rasa malu menjadi langka. Berlenggak lenggok di depan kamera tanpa malu, serta dengan sukarela membagikannya ke khalayak umum. Miris melihatnya! Padahal sikap malu seharusnya menjadi karakter muslimah. Malu jika melakukan kemaksiatan, malu jika memperlihatkan aurat pada orang yang bukan mahromnya.
Lalu melihat kondisi seperti ini apa yang akan kita lakukan? Sebagai saudara sesama muslim, sudah seharusnya menjadi kewajiban kita untuk saling menorehkan kasih sayang satu sama lain. Caranya dengan melakukan amar ma’ruf nahi munkar.
Sebagaimana disebutkan bahwa “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebijakan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang yang beruntung” QS. Ali Imran ayat 104. Dalam surah tersebut kita sebagai saudari sesama muslimah berkewajiban untuk mengingatkan dalam kebaikan dan mencegah keburukan dari saudari kita. Ya, dakwah adalah cara untuk beramar ma’ruf nahi munkar.
Maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengembalikan marwah muslimah agar menjadi muslimah yang diibaratkan seperti mahkota:
Pertama, seorang muslimah harus mengetahui untuk apa Allah menciptakan seorang muslimah dengan begitu istimewa, sehingga dia harus memiliki tujuan hidup yang jelas . Allah menciptakan kita tidak lantas dibiarkan hidup seenak sendiri.
Ada amanah yang butuh diemban. Kehidupan yang dijalani dalam rangka mendapatkan ridho Allah SWT. Semua visi dan misi yang terencana hanya semata-mata mendapatkan pahala di sisi Allah SWT. Seluruh hidupnya pun berjalan karena aturan yang Allah SWT tetapkan. Istilahnya harus sami’na wa ata’na.
Kedua, menjalani kehidupan kita dengan penuh ketaqwaan. Karena esensi sebenarnya seorang muslimah adalah menjaga kehormatannya dengan selalu patuh kepada Allah SWT. Oleh karena itu, bukan suatu pilihan untuk seorang muslimah harus taqwa atau tidak, melainkan sebuah keharusan untuk bisa menjaga izzah dan iffah nya sebagai seorang muslimah.
Dengan adanya trend sosial media kekinian yang melanda bagaikan virus yang meluas dan menginfeksi siapa pun, baik tua maupun muda, hal ini menjadikan wadah yang dapat merusak kita sebagai muslimah. Hanya taqwalah yang mampu menghantarkan kita untuk menjadi muslimah lebih baik dan menghadirkan keyakinan bahwa taqwa mendatangkan kebahagiaan dan kebaikan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Sudah sepantasnya muslimah mengikuti trend-trend yang membawa kepada ketaqwaan dan dapat menghantarkannya ke surga Allah SWT, dengan menghadiri majelis ilmu memperkokoh iman serta mencerdaskan pemikiran dengan khasanah ilmu Islam untuk mengarungi problematika kehidupan.
Ketiga, jadilah muslimah yang membawa perubahan untuk kebangkitan umat Islam. Serangan pemikiran yang merusak, membawa dampak pada kehidupan umat, tak terkecuali kaum muslimahnya. Mereka banyak yang tak menyadari bahwa kehidupan mereka dipenuhi pemahaman-pemahaman yang salah, sehingga merusak umat islam.
Persoalan-persoalan yang melanda umat islam, tentu tak sedkit. Maka dari itu mengkaji islam secara kaffah dan istiqomah menjadi kebutuhan. Agar bisa menyikapi berbagai persoalan sesuai sudut pandang islam.
Kita adalah agen-agen pembawa perubahan untuk masa depan umat Islam yang cermelang. QS. Muhammad ayat 7 “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” Yuk jadi muslimah yang tetap menjaga kehormatan kebanggan dan tak abai untuk saling mengingatkan pada kebaikan.
Views: 156
Comment here