Oleh: Ratna Mufidah, SE.
wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Sudah lama membuat resah umat, namun apa daya umat tak berdaya. Itulah ungkapan yang pantas untuk menggambarkan bagaimana kondisi salah satu fenomena dari sekian banyak permasalahan yang dihadapi umat Islam saat ini. sejak beberapa bulan terakhir, media gencar sekali memberitakan banyak keganjilan berupa penyimpangan dari berbagai kegiatan yang terlaksana di Ponpes Al Zaytun Indramayu Jawa Barat.
Sementara itu, Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI), KH Athian Ali menyatakan Ma’had Al Zaytun dengan berbagai penyimpangan dan kesesatannya tak bisa sekedar diberi teguran oleh pemerintah saja. Beliau membandingkan dengan sikap pemerintah yang telah membubarkan HTI dan FPI (karena dianggap membahayakan negara) padahal tidak ada satupun dari ajaran yang dibawanya terbukti menyimpang dari Akidah yang lurus serta ajaran Rasul SAW.
Sudah ramai di media mengenai kesesatan yang jelas dan nyata dari aktivitas ma’had yang berdiri sejak jaman orde baru ini. Mulai dari praktik tata cara ibadah yang tidak sesuai syariat hingga keterkaitan dengan NII kw 11 yang merupakan kelompok sempalan untuk menghancurkan citra Islam. Begitu pula dengan berbagai pernyataan sang Ketua yaitu Panji Gumilang yang tak kalah kontroversial bagi ajaran Islam seperti menyatakan diri sebagai komunis.
Sebagai sebuah ma’had/pesantren yang telah berdiri puluhan tahun dan bertahan hingga sekarang, tak sedikit masyarakat dari berbagai kalangan yang telah terekrut dan menjadi pengikut ajaran Islam yang menyimpang ini. Kita patut bertanya, bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi mengingat negeri ini mayoritas muslim dan negara yang berlandaskan Ketuhanan, sudah seharusnya bila pemerintah menjaga suasana keislaman yang murni.
Hal itu merupakan kewajiban negara/pemerintah yang fungsinya sebagai “junnah” atau pelindung dan periayah bagi rakyatnya.
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ عَلَيْهِمْ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah, dari Malik dari Abdullah bin Dinar, dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Ketahuilah bahwa setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya, seorang pemimpin umat manusia adalah pemimpin bagi mereka dan ia bertanggung jawab dengan kepemimpinannya atas mereka …..” (H.R. Abu Dawud)
وَإِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَعَدَلَ فَإِنَّ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرًا وَإِنْ قَالَ بِغَيْرِهِ فَإِنَّ عَلَيْهِ مِنْهُ
Dan sesungguhnya imam (pemimpin) adalah laksana benteng, dimana orang-orang akan berperang mengikutinya dan berlindung dengannya. Maka jika dia memerintah dengan berlandaskan taqwa kepada Allah dan keadilan, maka dia akan mendapatkan pahala. Namun jika dia berkata sebaliknya maka dia akan menanggung dosa”. (H.R. Bukhori).
Perlindungan seorang pemimpin kepada rakyatnya meliputi segala urusan, termasuk penjagaan Akidah mereka. Kemurnian Akidah ini sangat penting demi lurusnya pelaksanaan syariat Islam. Karena Akidah adalah masalah pokok dalam hidup sehingga tidak boleh ternodai oleh penyimpangan-penyimpangan.
Bisa kita lihat dalam sejarah peradaban Islam, dalam Kitab Daulah Islam karya Syaikh Taqiyuddin An Nabhani pada bab-bab pertengahan menjelaskan bahwa proses kemunduran umat Islam diantaranya adalah karena adanya penyimpangan Aqidah dan aliran-aliran yang dianut oleh firqoh/kelompok yang akhirnya berpengaruh pada buruknya penerapan syariat Islam. Hal itu berujung pada lemahnya tsaqofah umat sehingga akhirnya kekhilafahan mampu dihancurkan kaum penjajah.
Saat ini, banyaknya aliran dan ajaran sesat yang dibiarkan berkembang akan berefek pada terhambatnya pemikiran umat pada pemikiran dan Akidah yang benar, sehingga otomatis akan menghambat terjadinya kebangkitan pada diri umat Islam.
Untuk itu, Tindakan tegas terhadap penyimpangan di Al Zaytun harus secepatnya dilakukan oleh negara, jangan sampai pemerintah seperti menetapkan standar ganda dalam melakukan penyikapan sebagaimana terhadap ormas FPI dan HTI. Sehingga tidak terjadi sebagaimana yang disabdakan Rasul,
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ الرَّحَبِيِّ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Abu Asma` Ar Rahbi dari Tsauban berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Yang aku takutkan atas umatku adalah pemimpin-pemimpinnya menyesatkan.” (H.R. At Tirmidzi).
Wallaahu’alamu bi ash showab
Views: 14
Comment here