wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bandung terus ditingkatkan. Salah satunya dengan mempermudah masyarakat dalam pembayaran pajak melalui berbagai aplikasi. Selain mempermudah pembayaran pajak melalui berbagai aplikasi, strategi lain untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah adalah dengan menghadirkan duta-duta pajak. Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Bandung menggelar pemilihan duta pajak tahun 2023. Dengan harapan, keberadaan duta pajak ini mampu menaikkan kembali kepercayaan publik melalui informasi pajak bagi masyarakat khususnya milenial. Para duta pajak tersebut akan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mempermudah pembayaran pajak.
Pemilihan duta pajak oleh Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bandung ini sebanyak sepuluh orang pemuda pemudi. Para peserta tersebut akan bersaing agar mendapatkan predikat duta pajak.
Gencarnya pemerintah daerah dalam meningkatkan pendapatan daerah bahkan sampai mengerahkan para milenial agar supaya masyarakat mau membayar pajak. Ini membuktikan kalau pemerintah tidak mampu menghasilkan pendapatan daerah dari hasil pengelolaan sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan dan hanya mengandalkan pajak. Bahkan sekarang sudah melibatkan para pemuda pemudinya.
Pemuda yang seharusnya dicetak menjadi pemimpin umat yang berkualitas, tapi justru dilibatkan dan dijadikan sebagai mesin pencetak uang. Inilah kehidupan dalam sistem kapitalisme yang berasaskan manfaat. Demi kepentingan rela mengorbankan apa saja tanpa melihat halal dan haramnya. Dimana pajak itu hukumnya haram dalam Islam.
Masyarakat diminta untuk membayar pajak, demi kepentingan siapa? Yang jelas bukan untuk kemaslahatan rakyatnya. Rakyat menengah ke bawah terus di kenai pajak, tetapi justru yang menikmatinya adalah orang-orang diatas.
Dengan menjadikan pemuda pemudi sebagai duta pajak, artinya pemerintah telah mengeksploitasi mereka. Betapa tidak, karena justru seharusnya mereka para milenial fokus pada pendidikan yang akan menjadikannya generasi yang cemerlang dan pemimpin umat masa depan, justru dimanfaatkan untuk kepentingan mereka.
Para pemuda yang tidak memahami bahwa dia sedang dimanfaatkan untuk kepentingan segelintir orang. Bahkan mereka merasa bangga. Padahal dengan dijadikannya mereka duta pajak justru mereka didorong kedalam jurang kemaksiatan.
Islam menjadikan para pemuda sebagai generasi penerus setelah generasi sebelumnya. Karena itu ada ungkapan dalam bahasa arab “Syubanu al-Yaum rijalu al-ghaddi (pemuda hari ini adalah tokoh masa yang akan datang)”. Karena itu Islam memberikan perhatian yang sangat besar pada mereka bahkan sejak dini . Dimasa lalu terdapat banyak generasi hebat karena generasi sebelumnya adalah generasi yang hebat. Maka negara didalam Islam memberikan perhatian penuh kepada para pemuda agar menjadi generasi yang hebat.
Pemuda pemudi Muslim telah dibajak potensi mereka. Padahal pemuda pemudi Muslim memiliki potensi istimewa yaitu: Pertama, Hamba Allah (QS adz Dzariyat : 56).
Kedua, pemimpin bertakwa, pengelola dan pemakmur bumi dengan tuntunan-Nya.
Ketiga, kepribadian lurus atas fitrah.
Keempat, tangguh, kuat dan berkualitas.
Kelima, penegak amar makruf nahi mungkar, kokoh memegang kebenaran, panghancur kebatilan/kemungkaran dimana pun berada.
Begitupun seharusnya saat ini, bukannya menjerumuskan para milenial kedalam jurang kemaksiatan dengan menjadikannya duta pajak yang diharamkan dalam Islam. Tapi seharusnya membimbing dan memfasilitasi mereka menuju generasi yang cemerlang dan hebat.
Wallahu’alam bishshawab
Sumiati
Views: 6
Comment here