Opini

Menyoal Kejatuhan Rezim Assad di Suriah

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Neliana, S.E.

Wacan-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Penghujung tahun 2024 tepatnya 8 Desember yang lalu menjadi akhir kezaliman dan kediktatoran rezim Bashar Assad yang sudah berkuasa di Suriah selama puluhan tahun.
Pemberontak Suriah yang dipimpin kelompok Islamis Hayat Tahrir al-Sham (HTS) telah menggulingkan kekuasaan Bashar al-Assad. Hal ini terjadi setelah serangan kilat dalam waktu kurang dari dua minggu yang membuat kota-kota besar di Suriah lepas dari tangan pemerintah. Puncaknya adalah perebutan ibu kota Damaskus oleh pemberontak pada hari Minggu (NCBC Indonesia, 4/1/25).

Rezim Assad yang terkenal akan kekejaman dan kezoliman nya dalam memerintah Suriah membuat rakyatnya harus bersabar terhadap penderitaan yang disebabkan oleh pemimpin mereka selama lebih dari setengah abad. Ribuan orang dipenjara, disiksa, dan akhirnya syahid di balik jeruji besi. Kini kesabaran mereka atas kezoliman penguasa tiran itu telah berakhir. Allah SWT memberi balasan terbaik dengan karunia pahala yang tak terbatas, sebagaimana firman-Nya:
“Sungguh Allah memberikan kepada orang-orang sabar pahala tanpa batas,” (TQS az-Zumar : 10).

Sejarah selalu mencatat  bahwa kezaliman akan berakhir dengan kehancuran, seperti yang sudah terjadi pada pemimpin negeri-negeri Arab sebelumnya. Arab spring yang terjadi tahun 2010 merupakan awal dari kejatuhan para penguasa arab yang diktator lagi zalim tersebut.

Arab Spring dimulai dengan aksi protes yang di Tunisia dan Mesir. Aksi itu akhirnya meluas dan memicu revolusi di negara-negara sekitarnya, seperti Revolusi Melati (Tunisia), Pemberontakan Mesir 2011, Pemberontakan Yaman 2011–2012, Pemberontakan Libya 2011, dan Perang Saudara Suriah (Liputan6.com, 5/1/25).

Di Tunisia Presiden Zine al-Abidine Ben Ali harus mundur dan melarikan diri dari negara itu pada 14 Januari 2011, sedangkan Pemberontakan Mesir setelah menyebabkan Presiden Husni Mubarok kehilangan dukungan militer dan meninggalkan jabatannya pada 11 Februari 2011 setelah berkuasa hampir 30 tahun.

Adapun, Pemberontakan Yaman telah menuntut Presiden Ali Abdullah Saleh untuk turun dari jabatannya, tetapi harus melalui proses yang lama dan akhirnya Presiden Abdullah Saleh menyerahkan jabatannya melalui mediasi Internasional. Begitu pula pemberontakan yang terjadi di Libya, setelah pasukan pemberontak menguasai kota Tripoli, Qaddafi kemudian terbunuh di Sirte pada Oktober 2011 saat pasukan pemberontak menguasai kota tersebut.

Arab spring yang meluas di Suriah menimbulkan perang saudara. Kala itu, gejolak berawal juga dari aksi protes besar-besaran yang menuntut Presiden Bashar Assad turun dari jabatannya. Akan tetapi, aksi tersebut dibalas dengan perlawanan brutal rezim Assad kepada pengunjuk rasa yang menuai kecaman dunia Internasional dan telah melanggar HAM. Rezim Assad menjadi satu-satunya rezim yang masih bertahan sejak Arab Spring sampai tahun 2024 atas dukungan Amerika Serikat dan Rusia.

Namun, bagaimana pun juga kekuasaan itu ada batasnya dan telah berakhir. Revolusi Syam harus terus dijaga agar tidak dibajak para musuh-musuh Islam yang menggiring ke dalam jebakan permainan politik. Umat harus waspada terhadap tawaran solusi palsu yang mengatasnamakan kestabilan dan kesejahteraan rakyat Suriah.

Umat harus mengarahkan revolusi Syam yang diberkahi bukan hanya untuk menggulingkan kekuasaan zalim Bassar Al Assad, tetapi menggulingkan sistem sekuler yang zalim beserta seluruh pilar dan simbolnya, termasuk konstitusi, para penjahat, dan institusi represifnya.

Perjuangan harus terus berlanjut untuk menegakkan syariat-Nya setelah meruntuhkan sistem sekuler ini. Caranya adalah dengan mendirikan pemerintahan Islam berdasarkan manhaj kenabian. Kaum muslim di Suriah harus bersatu berpegang teguh pada keimanan dan keyakinan, bahwa pertolongan Allah SWT akan datang, serta mewaspadai upaya membajak dan membelokkan revolusi ini ke arah yang bertentangan dengan Islam.

Umat harus berpegang teguh pada tariqah dakwah Rasulullah Saw. Jangan pernah berkompromi atau bernegoisasi dengan orang-orang kafir itu, karena seperti firman Allah SWT :

“Kaum Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah ridha kepada kalian hingga kalian mengikuti agama (jalan hidup) mereka”. (TQS al-Baqarah [2]: 120).

Cukuplah Arab Spring yang menunjukkan kegagalan perubahan yang tidak mendasar. Arab Spring harusnya dijadikan sebagai gambaran bahwa perubahan tidak terjadi dengan pergantiangan penguasa yang tetap menjalankan sistem sekuler.

Perubahan harus di dorong pada perubahan sistem yang baru, yaitu sistem Islam yang akan membawa berkah dunia dan akhirat. Suriah adalah bumi Syam yang diberkahi, seperti yang disabdakan Nabi SAW,
“Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam kami“ (HR Bukhari no: 1037).

Keberkahan akan terwujud dengan Khilafah dan hanya Khilafah satu-satunya yang bisa membebaskan negri-negri muslim yang masih terzalimi oleh Israel, Amerika Serikat, dan para penjajah lainnya. Hanya penerapan Islam kafah yang akan menjadikan bumi dan seisi nya bisa merasakan rahmatan lil’alamin.

Semoga rakyat Suriah bisa istiqomah memperjuangkan tegaknya syariah Islam dalam naungan Khilafah, sebagaimana istikamah nya kesabaran dan keimanan mereka yang menjadi standar keimanan terbaik di akhir zaman.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 25

Comment here