Penulis: Eki Efrilia
wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau kedua ujungnya, atau pula di sekitar mata. [Wikipedia]
Kebanyakan orang tersenyum secara spontan, untuk menampilkan kebahagiaan atau untuk memberi hormat (bersikap ramah) terhadap orang lain.
Sayangnya, ekspresi senyum saat ini seperti semakin sulit dilakukan. Banyak yang berdalih, hal ini terjadi karena efek pemakaian masker yang berkelanjutan selama 2 tahun lebih akibat pandemi covid-19 yang melanda dunia. Tapi sebetulnya, jauh sebelum itupun, banyak hal yang membuat orang menjadi sulit tersenyum, misalnya permasalahan kebutuhan hidup yang semakin tinggi yang tidak dibarengi dengan pendapatan yang memadai. Tentu saja hal tersebut membuat tekanan pada dirinya, yang membuat dirinya tidak merasa tenang menjalani hidup sehingga lupa atau tidak sempat tersenyum.
Seperti yang terjadi di Jepang, sebuah perusahaan didirikan khusus untuk mengajarkan teknik tersenyum. Perusahaan yang bernama Egaoiku (Pendidikan Senyuman) itu mengalami lonjakan permintaan lebih dari empat kali lipat dibandingkan tahun lalu. Perusahaan ini membuka kelas teknik tersenyum yang memakan waktu satu jam dengan dipatok biaya 7.700 yen atau sekitar Rp 800.000,-. Tujuan para peserta yang mengikuti kelas tersebut bermacam-macam seperti mempersiapkan diri bersaing di dunia kerja, perusahaan-perusahaan yang melatih tenaga penjualannya dan lain sebagainya. [TAGAR.id, 6 Juni 2023]
Kita ketahui bahwa Jepang adalah termasuk negara maju yang terkenal dengan biaya hidupnya yang tinggi. Menurut hasil Survei Biaya Hidup yang dilakukan konsultan investasi Mercer, Jepang memiliki biaya hidup paling mahal keempat di Asia pada tahun 2019 dan akan terus naik dari tahun ke tahun. Orang Jepang secara rata-rata membutuhkan biaya hidup sekitar 550 ribu yen atau setara dengan Rp 64,5 juta perbulan bagi yang sudah berkeluarga dan yang belum berkeluarga memerlukan Rp 41 juta perbulan. [https://www.rukita.co/stories/biaya-hidup-jepang/]
Tekanan atas biaya hidup yang tinggi di Jepang inilah yang membuat banyak warganya mengalami stres atau kesehatan mental terganggu, baik ringan maupun berat. Sulit mengekspresikan senyuman sepertinya termasuk gangguan kesehatan mental ringan. Tapi hal ini saja membuat hati miris, sebetulnya tersenyum adalah hal yang sangat mudah, tapi menjadi sangat sulit dilakukan sekarang ini.
Sedangkan yang berat adalah seperti perilaku hikikomori (mengisolasi diri) dan yang paling parah adalah tingginya angka bunuh diri di Jepang, menurut Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang ada 21.881 orang melakukan bunuh diri pada 2022. [koran-jakarta.com, 14 Maret 2023]
Inilah hasil dari sekulerisme, yaitu pemisahan agama (Islam) dari kehidupan yang dianut oleh kaum Kapitalis yang saat ini menguasai dunia. Apalagi kondisi sebagian besar warga Jepang tidak beraqidah Islam dan banyak yang memilih atheis (tidak beragama), akhirnya banyak yang mengambil jalan pintas (sesat) saat mereka terpuruk.
Sedangkan dalam Islam, manusia dituntut untuk menghadapi segala tantangan itu dengan lapang dada karena itu adalah ujian terhadap keimanan mereka, seperti Firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam Al Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 214 sebagai berikut:
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاۤءُ وَالضَّرَّاۤءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَلَآ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ
“Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat”
Perihal ‘senyum’ ada hadis yang khusus menguatkan tentang anjuran bagi seorang muslim tersenyum kepada sesama yaitu dari Abu Dzar ra. yang dia berkata bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda:
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu”
(HR Tirmidzi)
Dari dalil-dalil di atas, nampak jelas bahwa Islam menjaga umat manusia, dari permasalahan kecil sampai besar, seperti perihal ‘senyum’ ini.
Sudah selayaknya, prinsip sekuler (beserta induknya yaitu Kapitalisme) dilenyapkan dari muka bumi, karena sangat mempersulit kehidupan umat. Kemiskinan, kebodohan, hilangnya rasa aman dan lain sebagainya adalah produk sistem rusak ini.
Mengembalikan umat dalam kehidupan Islam dengan berhukum kepada hukum-hukum Allah yang dilaksanakan secara kaaffah adalah tanggung jawab bersama bagi seluruh kaum muslimin, karena solusi dari seluruh permasalahan yang ada di dunia adalah Sistem Islam, seperti yang telah dibuktikan umat terdahulu selama 13 abad, Khilafah Islamiyah menjadi mercusuar dunia.
Views: 31
Comment here