Oleh: Watini Aatifah
wacana-edukasi.com, OPINI– Sindikat penjualan ginjal membeberkan alasan memilih Kamboja sebagai basis aksi mereka. Salah satunya adalah karena rumah sakit di negara itu punya sistem administrasi yang tak rumit. Hal itu diungkap salah satu sindikat, Hanim, saat memberikan kesaksian setelah ditangkap aparat kepolisian, jum’at (21/7). Tak hanya itu, ia juga mengatakn pihak rumah sakit juga dirasa peduli terhadap pendonor.
Salah seorang tersangka jual beli ginjal internasional, Hanim mengatakan bahwa pihaknya memberikan uang sekitar Rp 3,5 juta hingga Rp 3,7 juta untuk oknum petugas Imigrasi yang memuluskan keberangkatan warga negara Indonesia (WNI) ke Kamboja untuk mendonasikan ginjalnya. Kompas.com (21/7/2023)
Dari hari ke hari hingga tahun berganti tahun, permasalahan umat makin rumit dan beragam. Dari kenaikan bahan pangan, kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) pelayanan kesehatan dan pendidikan yang buruk hingga jual beli organ tubuh. Ginjal adalah organ tubuh yang sangat penting untuk berlangsungnya hidup. Menurut informasi para korban menjual ginjalnya karena faktor ekonomi.
Para korban dibayar 135 juta. Padahal bertahan hidup dengan satu ginjal itu tidak mudah, dan resiko kehilangan nyawa juga tinggi. Hal ini tak sebanding dengan apa yang mereka dapatkan. namun apalah daya faktor ekonomi dan lemahnya iman akibat penerapan sistem kapitalisme membuat mereka rela melakukan apa saja demi bertahan hidup. Inilah bukti nyata sistem kapitalisme telah gagal menjamin kesejahteraan rakyat.
Realitas ini sungguh begitu miris, keterlibatan aparat imigrasi memuluskan kejahatan ini. potret buram petugas yang mengkhianati sumpah jabatannya demi rupiah sebab tidak mungkin bisnis haram dan membahayakan nyawa orang ini dapat berlangsung secara tersistematis ,terstruktur dan massive. sungguh malang nasib para korban, di dalam negeri mereka tak memiliki lapangan pekerjaan, bahan pangan sulit didapat. kehidupan yang pelik ini membuat mereka rela menjual ginjal demi menukarnya dengan rupiah untuk bertahan hidup.
Inilah potret buruk sistem kehidupan sekulerisme kapitalisme. Memisahkan agama dari kehidupan. sistem ini membuat negara abai akan tanggungjawabnya menjamin kesejahteraan dan perlindungan terhadap rakyatnya. Orientasi materi kapitalisme juga membuat sesama rakyat pun merugikan sesamanya.
Sungguh berbeda dengan sistem Islam yang secara praktis terwujud dalam sistem kepimimanan Islam negara ini mampu menjamin kesejahteraan setiap individu rakyatnya dan melindungi harta kehormatan dan jiwa mereka secara nyata. Kemampuan ini karena didasari oleh perintah syariah, bahwa pemimpin adalah rain (pengurus) Rasulullah
SAW bersabda ;
‘’ Imam adalah raain atau pengembala dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya (HR Bukhari).’’
Dan junnah atau pelindung bagi rakyatnya.
Rasulullah bersabda ‘’ sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai, (orang-orang ) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaannya)’’ HR Bukhari, Muslm,Ahmad Abu Dawud) ‘’
Faktor utama para korban menjual ginjalnya karena mereka sulit mendapatkan pekerjaan yang layak, sehingga mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka, maka untuk menyelesaikan masalah ini penguasa akan menerapkan sistem ekonomi Islam agar setiap individu mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Islam memandang kebutuhan manusia bukan hanya sekedar tercukupinya sandang, papan, dan pangan namun kebutuhan keamanan, kesehatan juga harus terpenuhi Setiap individu harus mendapatkannya tanpa terkecuali. Hanya saja ada perbedaan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk kebutuhan pokok sandang papan pangan dan papan. penguasa akan menjaminnya secara tidak langsung dengan cara bekerja. Setiap laki-laki dalam naungan penguasa Islam yang dia mampu bekerja dan memiliki tanggung jawab nafkah dipastikan pekerjaan yang layak.
Sektor lapangan pekerjaan dibuka luas dari sektor industri pertanian, peternakan dan pengelolaan sumber daya alam perdagangan dan lainnya. Di bawah naungan penguasa Islam lapangan pekerjaan tidak akan diserahkan kepada kepentingan asing seperti TKA (Tenaga Kerja Asing) saat ini sehingga warga negara Islam mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa harus menjual ginjal mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Penguasa juga memastikan gaji yang layak sesuai dengan standar di wilayah setempat dengan demikian tidak ada satupun laki-laki yang tidak bisa menafkahi keluarganya apalagi nekat menjual ginjalnya.
Sementara seperti kebutuhan publik pendidikan, kesehatan dan keamanan, penguasa akan menjaminnya secara langsung penguasa yang akan menyediakan fasilitas layanan publik tersebut sehingga setiap warga akan menikmati fasilitas tersebut baik kaya maupun miskin dengan secara cuma-cuma dan berkualitas.
Penguasa akan mengambil dana dari Baitul mal pos kepemilikan umum dan kepemilikan negara untuk membiayainya. Pos kepemilikan umum berasal dari sumber daya alam sedangkan pos kepemilikan negara berasal dari harta unsur kharaj, fai, ghanimah dan ghulul dan lainnya. Ketika kebutuhan pokok dan kebutuhan publik tercukupi serta lapangan pekerjaan sudah tersedia maka masyarakat bisa hidup dengan sejahtera. Wallahu alam bisowab.
Views: 21
Comment here