Membuat patung bukanlah cara satu-satunya untuk menghormati jasa para pahlawan. Apalagi jika sudah jelas bahwa membuat patung itu dilarang dalam agama. Tentu seharusnya hal ini dihindari, karena belajar sejarah dan mengabadikan perjuangan para pahlawan tidak serta merta terwakilkan hanya dengan membangun patungnya.
Oleh : Dinda Pramesti Utami (Aktivis Muslimah)
wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Ramai, rencana pembangunan patung Ir. Soekarno menuai kontroversi. Forum Ulama Tokoh dan Advokat (FUTA) Jawa Barat, menggelar aksi damai di depan Gedung Sate (Gesat), Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (25/8/2023). Aksi mereka yaitu menolak pembangunan Patung Soekarno di sejumlah daerah di Jabar.
Aksi ini tentu dilakukan dengan dasar alasan yang sangat ideologis. Pertama, pembangunan/pembuatan patung yang menyerupai makhluk hidup adalah sesuatu yang dilarang dalam agama Islam. Sehingga sangat wajar dan memang seharusnya umat Islam mengkritisi hal ini.
Rasulullah saw. juga bersabda:
إِنَّ الَّذِيْنَ يَصْنَعُوْنَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يُقَالُ لَهُمْ: أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ
Sungguh orang-orang yang membuat gambar-gambar (makhluk bernyawa) ini akan diazab pada Hari Kiamat dan akan dikatakan kepada mereka, “Hidupkanlah apa yang kalian buat ini! (HR al-Bukhari dan Muslim).
Kedua, tujuan dari adanya pembangunan patung ini mengarah pada pengkultusan salah satu tokoh pahlawan, ini merupakan sesuatu hal yang tidak ideal dan membahayakan aqidah. Pasalnya, dalam agama Islam, penghambaan hanya ditujukan kepada Allah tidak kepada selainNya.
Ketiga, aktivitas pembangunan patung ini menghamburkan dana yang besar, kisaran 10-20 triliun. Meski Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan ini bukan menggunakan dana pemerintah, melainkan menggunakan dana inisiatif masyarakat yang dikoordinir oleh Yayasan Putra Nasional Indonesia, tetap saja pada hakikatnya sangat disayangkan dana sebesar hanya untuk pembangunan patung yang mengarah pada pengkultusan.
Bagaimana Seharusnya Menghormati Jasa Pahlawan?
Membuat patung bukanlah cara satu-satunya untuk menghormati jasa para pahlawan. Apalagi jika sudah jelas bahwa membuat patung itu dilarang dalam agama. Tentu seharusnya hal ini dihindari, karena belajar sejarah dan mengabadikan perjuangan para pahlawan tidak serta merta terwakilkan hanya dengan membangun patungnya.
Kita sebagai umat muslim dan generasi penerus agama dan bangsa, sudah menjadi keharusan untuk belajar mengkaji ilmu agama dan sejarah sebagai pengetahuan agar bisa dijadikan pelajaran untuk melangkah kedepan.
Menghormati jasa pahlawan sebagai generasi penerus perjuangan, bisa kita lakukan dengan :
1. Mempelajari sejarah sebagai pengetahuan
2. Mendoakan para pahlawan
3. Mengikuti jejak baik perjuangan pahlawan
4. Tidak mengkultuskan seorang pun pahlawan
5. Belajar sungguh-sungguh dan menjadi penggerak perubahan hakiki dengan tuntunan agama secara syar’i
Oleh karena itu, ambisi historis yang diimplementasikan dengan pembuatan patung hanya menjadi aktivitas yang tidak fungsional dan tidak membangun generasi. Sedangkan hari ini dan seterusnya, negeri ini butuh generasi-generasi unggul yang akan menjadi penerus perjuangan, tentu akan sangat bermanfaat sekali jika dana yang diinisiasi untuk sekedar pembuatan patung ini sebaiknya dialokasikan untuk hal lain yang berkepanjangan, seperti biaya pendidikan, mengentaskan kemiskinan, memperbaiki kualitas kesehatan, dll.
Wallahu ‘alam bishowab
Views: 39
Comment here