Opini

Menyoal Pendidikan dalam Kapitalisme

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Nurlela

wacana-edukasi com—Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan akan membekali 26 ribu anak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Jawa Barat dengan kurikulum shopee terkait bisnis digital, hal ini tidak terlepas dari keberhasilan Ghaozali everyday atau Sulthan Gusti Al Ghozali seorang mahasiswa semester 7 Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang yang mendadak viral lantaran pemuda berusia 22 tahun ini bisa mendapatkan uang miliaran rupiah karena berhasil menjual foto selfie Non Fungible Token (NFT) hingga 1,5 miliar. Menurut kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil, bisnis digital telah menjadi salah satu celah bisnis yang belum banyak dipahami orang. (Tempo.co, 15/01/2022).

Hal yang tidak jauh berbeda pernah diungkapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim di tahun 2019 silam saat sambutan serah terima jabatan dengan Mendikbud sebelumnya Muhadjir Effendy, Nadiem menyatakan lembaganya akan membangun suatu sistem pendidikan yang berdasarkan kompetensi dan mengikuti arahan Presiden Joko Widodo untuk membangun sistem pendidikan yang berkesinambungan, artinya harus ada link and match antara dunia industri dan institusi pendidikan. (Tirto.id, 23/10/2019)

Pendidikan adalah perkara yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa, karena lewat pendidikan akan dilahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul yang akan meneruskan kepemimpinan suatu bangsa.

Namun melihat bagaimana upaya pemerintah menjadikan pendidikan agar sejalan dengan dunia bisnis, dimana sistem pendidikan harus mampu menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai dengan keahlian tertentu dan tidak memperhatikan pembentukan karakter pada generasi, tampak jelas tujuan pendidikan di negeri ini mulai mengalami pergeseran.

Sebagaimana disebutkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1  “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Namun kini pendidikan hanya dijadikan ‘mesin pencetak’ tenaga kerja, hal ini dapat dilihat dari program-program pemerintah yang terkesan lebih mengutamakan bidang pemenuhan ekonomi semata. Sungguh miris teori yang dimiliki negeri ini mengenai pendidikan namun tidak sejalan dengan kenyataan.

Hal ini amatlah wajar terjadi, mengingat sistem yang diterapkan di negeri ini adalah sistem kapitalisme dengan asas nya pemisahan agama dari kehidupan (sekuler). Kapitalisme telah menghilangkan peran agama dari kehidupan dari pemerintahan, dan juga menghilangkan peran agama dari pendidikan, akibatnya generasi yang lahir dari sistem pendidikan kapitalisme kosong dari nilai nilai agama.

Sistem ini pula menstandarkan segala sesuatu berdasarkan materi, pendidikan tidak lagi dijadikan sarana untuk mencari ilmu, namun hanya dijadikan sarana untuk mencari pekerjaan yang layak sehingga bisa mengumpulkan materi sebanyak banyak nya.

Karenanya tidak mengherankan apabila pendidikan dalam sistem kapitalis yang hanya berorientasi kepada untung-rugi dan mengabaikan pembentukan karakter pada generasi hanya akan melahirkan generasi ‘tanpa identitas’, generasi yang tidak memiliki standar baik buruk dalam melakukan suatu perbuatan sehingga bebas melakukan apapun. Akibatnya generasi saat ini begitu lekat dengan kemaksiatan dan minim akan prestasi yang mampu membanggakan negeri ini.

Hal ini amatlah berbeda dengan sistem pendidikan di dalam Islam. Islam memandang pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam mencetak generasi. Sistem pendidikan didalam Islam memiliki arah pendidikan yang jelas, yakni untuk mencetak generasi yang tidak hanya memiliki kepribadian Islam namun juga menguasai ilmu. sains dan teknologi yang bisa digunakan untuk kemaslahatan umat. Karenanya Islampun memiliki mekanisme yang jelas untuk mewujudkan arah pendidikan tersebut diantaranya :

1. Negara akan memberikan kemudahan kepada rakyat untuk mendapatkan pendidikan secara gratis tanpa memandang kaya atau miskin, hal ini dikarenakan disamping menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim, pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi rakyat, karenanya negara berkewajiban untuk memenuhinya.

2. Sistem pendidikan didalam Islam mengharuskan adanya penerapanIslam secara Kaffah (sempurna) dalam seluruh aspek kehidupan. Hal ini dikarenakan setiap aspek kehidupan saling berkaitan dan tidak bisa berdiri sendiri. Karena itu sistem pendidikan di dalam Islam akan menyatukan dan menyelaraskan antara kepentingan dunia dan juga kepentingan akhirat.

3. Kurikulum pendidikan di dalam Islam dibangun berdasarkan asas Aqidah Islam dimana pembelajaran dilakukan dengan proses yang membekas dan mampu memberikan pengaruh kepada peserta didik.

4. Sistem pendidikan didalam Islam tidak hanya memberikan pengetahuan yang mampu membentuk kecerdasan intelektual (ilmu sains dan teknologi), namun juga akan memberikan pendidikan yang menjadikan generasi menjadi pribadi yang shalih (memiliki kepribadian Islam).

Inilah sistem pendidikan di dalam Islam, arah pendidikan yang jelas menjadikan sistem pendidikan didalam Islam mampu mencetak generasi yang tidak hanya menguasai ilmu sains dan teknologi namun juga memiliki kepribadian Islam.

Sudah saatnya negeri ini menerapkan sistem Islam dan mencampakkan sistem kapitalisme yang hanya menyebabkan kerusakan dan kesengsaraan di tengah tengah masyarakat. Wallahualam

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 148

Comment here