wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA–Memang korupsi bukan merupakan kasus yang terbilang baru, namun setiap tahun semakin parah terjadi di negeri ini. Korupsi layaknya penyakit yang terus kambuh, bahkan bisa dikatakan penyakit yang sangat kronis hingga membuat rakyat semakin sengsara. Saat ini korupsi sangat susah untuk dibasmi ataupun dicegah.
Baru-baru ini Kepolisian mengungkap Perusahaan Daerah (Perusda) Kalimantan Barat (Kalbar) telah merugikan negara hingga Rp 2,6 miliar. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Pontianak Kompol Indra Asrianto mengatakan, ada dua perkara dugaan tindak pidana korupsi yang ditangani di Perusda Kalbar, pengadaan serta pelatihan mesin pabrik pupuk senilai Rp 2,4 miliar dan pembangunan pabrik pupuk senilai Rp 7,3 miliar. Sudah ada 4 orang tersangka (regional.kompas.com 03/01/2023).
Berdasarkan hasil pemeriksaan, terungkap dugaan tindak pidana korupsi ini dengan modus yakni pemenang telah disiapkan dan ditetapkan sebelum pelaksanaan pelelangan dilakukan. Untuk memuluskan langkah tersebut, para pihak melakukan sejumlah pertemuan.
Sebenarnya apa sih yang membuat korupsi terus saja berulang dan tidak bisa diberantas? Jawabannya adalah karena sistem bernegara dan seluruh negara yang ada meniscayakan demokrasi. Pemerintahan sejak awal dijalankan oleh kerjasama antara orang-orang kaya dan politisi, yang tujuan politisi pada umumnya adalah untuk mencari keuntungan bukan mengabdi kepada masyarakat. Di sisi lain sistem pemilihan dalam demokrasi kapitalisme ini sangatlah mahal. Dan korupsi merupakan efek dari mahalnya demokrasi.
Islam menjadikan politiknya bisa membuat para pejabat tahu diri. Keimanan yang dimiliki oleh para pejabat dipegang betul untuk menjalankan jabatannya sesuai dengan syariat dan akan mengabdi kepada rakyat dengan tulus ikhlas. Mereka akan bertanggungjawab untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat karena sadar kelak di akhirat jabatan yang dimiliki akan dipertanggungjawabkan, sehingga tidak mungkin akan berani korupsi.
Halimah
Pontianak, Kalbar
Views: 7
Comment here