Opini

Merdeka Hakiki dengan Islam

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Hebi

Wacana-edukasi.com, OPINI– 79 tahun, usia kemerdekaan Indonesia tahun ini. Gegap gempita pemimpin dalam merayakannya. Lantaran perayaan kemerdekaan dilakukan di dua tempat, yaitu Jakarta dan IKN Nusantara. Dipastikan biayanya membengkak. Negara mengundang ribuan tamu kehormatan seperti para dubes, para ASN dan masyarakat non ASN, tokoh masyarakat, pelaku usaha dan bisnis swasta lainnya. Semua biaya (transportasi, akomodasi, logistik dan pengamananya) ditanggung negara. Ditambah lagi biaya dekorasi, konsumsi, uang saku peserta dan petugas upacara serta bintang tamu untuk acara hiburan selepas upacara. Termasuk biaya untuk pengendalian cuaca dengan operasi pawang hujan modern. Diperkirakan negara menghabiskan 87 Miliyar rupiah hanya untuk sehari seremonial kemerdekaan.

Upacara kemerdekaan megah yang diselenggarakan di Jakarta dan IKN tahun ini kontradiktif dengan keadaan negara yang tidak baik-baik saja. Di pemberitaan media massa kasus korupsi tidak ada habisnya; nepotisme terang-terangan hanya bisa dijadikan joke belaka; angka pengangguran semakin meningkat; badai PHK tak kunjung usai; biaya UKT melonjak tinggi; kelesuan ekonomi yang mengakibatkan angka kriminal meningkat; belum lagi viral terbaru yakni anggota Paskibraka nasional yang bertugas di IKN tidak boleh menggunakan kerudung yang berakhir gelombang protes dari banyak pihak hingga kebijakan tersebut dibatalkan.

Mencuat pula berita mengenai Pajak Pertambahan Nilai, Iuran BPJS, BBM, LPG yang diprediksi naik tahun 2025. Jika hal tersebut benar-benar terjadi bagaimana nasib rakyat kecil? Di tengah derita ekonomi yang menghimpit, pemerintah nampaknya tetap tidak memiliki solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Pantaslah, frasa “benarkah rakyat Indonesia saat ini lepas dari keterjajahan? “ atau “apakah sudah cukup rakyat Indonesia lepas dari belenggu penjajahan secara fisik?” terus menggema dan berseliweran di lini media massa dan sosial serta talkshow di layar kaca.

Indonesia Merdeka?

Definisi Merdeka dalam KBBI yakni bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri: tidak terkena, tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu; leluasa. Jika mengacu dari definisi tersebut bisa disimpulkan bahwa Indonesia belum sepenuhnya merdeka.

Negara ini masih sangat bergantung kepada negara-negara lain. Mulai dari bahan pangan, mineral, peralatan medis hingga elektronik, Indonesia masih impor. Indonesia termasuk 30 negara terbesar impor di dunia. Padahal Indonesia tanah syurga. Tongkat dan kayu menjadi tanaman. Negara memiliki sumber daya yang melimpah ruah serta lahan subur dan luas. Tapi apalah daya, kenyataannya Indonesia diibaratkan tikus mati di lumbung padi.

Mengapa hal tersebut terjadi? Telaah secara mendalam, masalah tersebut tak hanya faktor individual rakyat dan pejabat semata tapi juga sistemik. Pejabat pemerintah belum serius mengelola negara. Oknum pejabat di Indonesia masih banyak yang memiliki mental memperkaya diri dan kelompoknya saja. Meskipun melanggar sumpah jabatan mereka tidak perduli. Kebijakan yang sudah ada sebelumnya bahkan UU sekalipun yang dianggap menghambat langkah mereka akan ‘disingkirkan’. Meski harus mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi agar terwujud segala kepentingan yang ingin diraih.

Secara sistemik, pengaturan aspek publik negara berasas pada sekulerisme. Yaitu memisahkan aturan agama (syari’at Islam) dalam aspek-aspek publik. Nampak menonjol dalam aspek ekonomi yang menerapakan ideologi kapitalisme. Pemilik kapital mengelola secara bebas Sumber Daya Alam (SDA) dan aset ekonomi strategis negara lainnya. Negara hanya sebagai regulator yang mendapat royalti tak sepadan. Rakyat dibebankan dengan pungutan sejuta pajak yang menjadi sumber napas keuangan negara. Tapi sayangnya rakyat tak menikmati hasil pungutan pajak tersebut karena korupsi menggurita di berbagai lini. Dalam aspek lain seperti politik, pemerintahan, sanksi hukum, pergaulan sosial, pendidikan, kesehatan juga setali tiga uang, yaitu menggunakan ideologi kapitalisme liberalisme. Jelaslah Indonesia sebenarnya terjajah oleh ideologi sekuler (kapitalisme liberalisme).

Kemerdekaan Hakiki

Kemerdekaan dalam Islam bukan sekadar kebebasan fisik dari penjajahan atau penindasan. Namun mencakup pembebasan jiwa dari kebodohan, kebiasaan buruk, dan ketergantungan pada makhluk selain Allah. Islam memandang bahwa manusia adalah makhluk yang diberi potensi untuk berpikir, memahami, dan memilih. Islam menekankan bahwa hakikat kemerdekaan adalah ketika seseorang mampu memerdekakan dirinya dari menuhankan segala sesuatu kecuali hanya kepada Allah SWT. Dalam hal ini, kemerdekaan bukan hanya soal lepas dari belenggu fisik, tetapi juga terbebas dari keterikatan pada hawa nafsu, materi, serta tekanan sosial yang dapat menjauhkan manusia dari Allah SWT.

Marilah berfikir dan merenung, jalan solusi yang harusnya diambil agar rakyat Indonesia merdeka seutuhnya sesungguhnya hal yang dekat dengan Islam. Namun sayangnya saat ini jalan tersebut tak dipilih. Jalan solusi tersebut adalah taat pada aturan Allah SWT secara menyeluruh. Bukan hanya menerapkan aturan Allah dalam hal ibadah mahdoh saja, namun menggunakan peraturan Allah disetiap elemen kehidupan bernegara. Bukankah Allah yang menciptakan manusia dengan seperangkat peraturan yang paripurna? Tentu peraturan itulah yang terbaik untuk negara ini. Lalu mengapa negara ini masih betah menggunakan aturan buatan manusia yang mudah dilanggar dan banyak kecacatan di dalamnya.

Wallahu a’lam bish-shawabi.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 13

Comment here