Opini

Merindukan Kemerdekaan Hakiki

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Wirda Ummu Afzan ( Anggota Ngaji Diksi Aceh)

Wacana-edukasi.com, OPINI– Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia (RI) pada 17 Agustus setiap tahunnya diperingati dengan menggelar upacara bendera. Upacara ini dilaksanakan baik di tingkat pemerintah pusat, daerah, hingga sekolah. Dalam rangka persiapan perayaan HUT ke-79 RI pada 17 Agustus 2024, Kementerian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah merilis panduan pelaksanaan upacara. Di dalamnya juga tertera susunan upacara bendera dalam rangka memperingati HUT RI.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Isa Rachmatarwata menyebut, anggaran untuk perayaan upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI (HUT RI) ke-79 di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 17 Agustus 2024 mencapai Rp87 miliar. Ia menilai angka itu lebih tinggi dibandingkan anggaran HUT RI di Jakarta tahun lalu yang tercatat Rp53 miliar.

“Jadi tahun ini kami menyiapkan anggaran Rp87 miliar untuk kegiatan perayaan 17-an di IKN, kalau dibanding tahun lalu di Jakarta itu Rp53 miliar. Kenaikannya terutama karena pengadaan alat-alat upacara yang baru di sana,” kata Isa saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Agustus 2024 di Jakarta, Selasa. Antara.co.id 13/8/2024

Sangat miris, acara yang sia-sia menghabiskan uang miliaran hanya untuk mengadakan acara 17 Agustus setiap tahun, itu belum termasuk acara yang lain, seperti diadakan perlombaan yang begitu meriah disetiap daerah, dan konser yang diadakan berkempanjangan yang mereka sebut adalah pesta rakyat

Orang-orang ini sibuk melayani dirinya sendiri, mereka merayakan kemerdekaannya sendiri. Sayangnya uang yang dipakai untuk melayani dirinya sendiri itu bukan uangnya sendiri tapi uang rakyat, begitu rakusnya oligarki dalam sistem kufur ini.

Apakah begini disebut merdeka?. Bagaimana kemiskina yang masih dirasakan oleh rakyat jelata, tidak inginkah pemerintah meliriknya atau sudah tutup mata. Angka kemiskinan Indonesia mencapai angka tinggi pada Maret 2024 sebesar 0,83 persen, berhasil turun 0,29 persen poin terhadap Maret 2023 sebesar 1,12 persen.

Terbukti pengangguran dimana-dimana, PHK hampir setiap bulan, sejumlah kebutuhan pokok terus merangkak naik, seperti BBM, listri dan lainya, pajak pun terus mencekik, biaya pendidikan semakin mahal. belum lagi kasus kriminalitas, pembunuhan, pemerkosaan, aborsi,dan tawuran. Nah! sudahkah merdeka, atau kemerdekaan hanyan milik penguasa dan penjabat-penjabat lainya.

Begitupun dengan hutang negara, per akhir Mei 2024, Kementerian Keuangan melaporkan jumlah utang pemerintah Indonesia mencapai Rp8.353,02 triliun yang semakin hari bunganya semakin naik

Apalagi negeri ini telah merayakan 79 tahun kemerdekaan,itu hanya terlepas kemerdekaan dari penjajahan fisik, namun sayang setelah 79 tahun merdeka, cita-cita kemerdekaan yang diharapkan bangsa ini, yaitu adil makmur dan sejahtera hanya utopis, terbukti kekayaanalam lebih banyak dinikmati oleh segelintir orang, mereka para pengusaha dan korporasi asing dan aset, merekalah yang banyak menguasai SDA di negri ini. Korupsi pun menjadi jadi, ketidak adilan semakin nyata hukum tajam kebawah tumpul ke atas

Negeri kapitalisme liberalisme akan selalu berupaya menyebarkan paham dan mempertahankan pengaruhnya ke seluruh penjuru dunia termasuk dunia islam. Faktanya pemahaman asing masih bercokol untuk menjauhkan manusia kepada penyembahan terhadap Allah secara total. Sehinga regulasi di buat oleh manusia untuk manusia sesuka hati

Sungguh Islam mengajarkan bahwa merdeka hakiki adalah ketika seseorang atau sebuah bangsa bebas dari penghambaan pada sesamanya, termasuk bebas dari kehendak manusia, yang mewujud dalam aturan hidup yang dipaksakan penerapanya atas mereka. Hanya saja kemerdekaan semacam ini hanya mungkin diraih jika manusia mengadopsi idiologi Islam sebagai tuntunan kepemimpinan berpikirnya. Ini karena Islam benar-benar akan membimbing manusia untuk hanya tunduk serta patuh pada aturan atau sistem hidup yang berasal dari sang maha pencipta, sekaligus pada saat yang sama menolak ketundukan pada sistem buatan manusia.

Sejarah menunjukan ketika sistem islam tegak umat manusia bisa merasakan kemerdekaan yang sesunguhnya. kezoliman dan penderitaan mampu dihapuskan, keadilan bagi semua benar-benar terwujud dalam kehidupan. Saat itu akal dan fitrahnya manusia tertuntun pada kebaikan, baik para penguasa maupun rakyatnya, mereka bersama-sama saling berlomba meraih ridho tuhanya, karna sama-sama paham bahwa disanalah letak kebahagiaan sesunguhnya. Walhasil hal yang paling mendesak bagi kita adalah melakukan penyadaran di tengah-tengah umat tentang pentingnya dan wajib menegakkan sistem kepimpinan Islam. Agar kemerdekaan yang kita rayakan tiap tahun bukan sekadar momen hiburan tahunan di tengah penderitaan, melainkan benar-benar terealisasi secara nyata. Atas dasar itu menjadi kewajiban kaum muslim secara bersamaan mewujudkan kemerdekaan hakiki.

Jika perjuangan dulu bertujuan untuk merebut kemerdekaan dari penjajahan fisik, kini diperlukan perjuangan baru untuk membebaskan umat dari penjajahan indiologi kapitalisme dan sekularisme. Berikutnya kita wajib berjuang untuk menegakkan tatanan negara yang benar bertumpu pada prinsip tauhid. Tatanan tersebut hanyan diatur oleh Allah atau syariat Islam agar bisa taat secara keseluruhan, umat Islam harus hidup mengunakan indiologi Islam yang diterapkan oleh negara khilafah. umat Islam benar-benar menjadi umat terbaik memimpin peradaban.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 5

Comment here