Surat Pembaca

Meroketnya Harga Beras di Tengah Masifnya Impor

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Imas Sunengsih, S.E., M.E. (Aktivitas Muslimah Intelektual)

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Beras merupakan bahan pokok yang menjadi konsumsi keseharian rakyat Indonesia, kini harganya terus mengalami kenaikan. Rakyat pun kian menjerit dengan kondisi ini, apalagi disusul dengan kenaikan harga pokok lainnya, pemerintah juga mewacanakan akan menaikkan pajak motor.

Dikutip dari laman web. detikFinance, bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) mewanti-wanti sejumlah bahan pokok yang mengalami kenaikan harga dan berpotensi menyumbang inflasi tinggi pada Februari 2024. Komoditas itu di antaranya, beras, cabai merah, gula pasir, telur ayam, hingga minyak goreng. Menurut Direktur Statistik, Windhiarso Putranto, mengatakan BPS mencatat sampai minggu kedua Februari 2024 ini, harga beras masih mengalami kenaikan. Angka sumbangsih inflasi sampai minggu kedua Februari ini 1,65%. (detikFinance,13/2/2024).

Tentu beban hidup rakyat kian berat ditengah kondisi ekonomi yang tidak stabil, padahal impor masif dilakukan namun harga beras dipasaran tak terkendali. Sepertinya ada yang salah dengan sistem negeri ini, selalu mengumbar janji dan basa basi tapi rakyat selalu tersakiti dengan sederet kebijakan yang terus membebani. Jeritan rakyat terus terdengar disana sini, dimana penguasa negeri ini, apa hanya sibuk dengan pesta demokrasi.

Jika kita kaji lebih dalam, bahwa memang kesalahan terbesar ketika pemangku kebijakan menjadikan sistem buatan manusia dijadikan sebagai aturan dalam mengatur negara, akhirnya yang terjadi bukan mensejahterakan tapi justru menyengsarakan. Inilah sistem kapitalisme yang telah lama bercokol di negeri ini, dimana yang bermain dalam perekonomian hanya hanya para oligarki, dimana mereka bebas untuk menguasai pasar sampai bisa mengendalikan harga pasar. Orientasinya hanya untuk mendapatkan keuntungan materi yang banyak tidak peduli dengan kebutuhan rakyat, apa bisa terpenuhi atau tidak. Sistem kapitalisme juga melahirkan sistem pemerintahan demokrasi yang memuluskan keinginan oligarki untuk menguasai negeri ini dengan berbagai regulasi yang dibuat, sehingga kebijakan pemerintah lemah dihadapan oligarki yang pada akhirnya kekayaan negeri ini bebas dimiliki, padahal itu merupakan milik rakyat yang seharusnya dinikmati oleh rakyat.

Apa yang dirasakan dan dilihat dari berbagai kerusakan serta problematika hari ini merupakan buah dari sistem kapitalisme yang rusak ini, dengan sekulerisme sebagai asas telah menjadikan aturan agama dipisahkan dari negara dan kehidupan. Sejatinya tidak boleh terjadi pemisahan agama dengan negara dan kehidupan, sebab itu melekat erat karena manusia tercipta dengan seperangkat aturan yang rinci dan jelas. Sebagaimana Islam yang berasal dari Allah Swt telah menjadi sebuah ideologi yang sempurna untuk mengatur semua aspek kehidupan, tidak boleh aturannya dipisahkan dari negara dan kehidupan.

Islam secara sempurna mengatur ekonomi, pendidikan, kesehatan, politik, pemerintah sampai hal yang terkecil Islam mengaturnya dengan sangat jelas. Kesempurnaan sistem Islam sudah tidak diragukan lagi karena sudah terbukti selama 14 abad lamanya diterapkan dalam Negera secara kafah, mampu menyelesaikan problematika kehidupan juga mampu mensejahterakan, terutama memberikan pelayanan terbaik untuk rakyat dalam pemenuhan kebutuhan pokok.

Kontroling Khalifah sebagai pemimpin negara sangat diperlukan untuk menstabilkan perekonomian, termasuk menstabilkan harga beras sehingga bisa terjangkau oleh rakyat. Kebutuhan pokok ini harus diperhatikan individu per individu, negara juga harus mengatur distribusi karena merupakan faktor yang sangat penting dalam roda perekonomian. Khalifah tidak boleh abai atau bahkan lepas tangan dari tanggungjawab sebagai pemimpin, sebagai jabatannya merupakan amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt atas rakyat yang dipimpinnya. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:

عن ابن عمر رضي الله عنهماعن النبى – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – انه قَالَ – أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رعيته

Dari Ibnu Umar RA, “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. ” (HR Muslim).

Terjaminnya kebutuhan pokok rakyat merupakan tanggungjawab negara, termasuk menyediakan bahan pangan termasuk beras dengan harga yang bisa diakses oleh rakyat. Tidak boleh ada monopoli harga oleh segelintir orang atau adanya penimbunan, jika terjadi maka negara akan memberikan saksi tegas kepada pelakunya. Berbagai cara akan dilakukan negara untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya, semata-mata untuk memberikan pelayanan terbaik. Penting untuk difahami bahwa Sistem Islam kafah akan menjawab tantangan zaman hari ini, tidak perlu ragu untuk memperjuangkan dan mewujudkannya kembali. Inilah satu-satunya sebagai yang dijadikan solusi hakiki untuk negeri ini, tidak ada jalan lain, kecuali mengambil sistem Islam kafah sebagai asas negara menuju Indonesia sejahtera.

Wallahu’alam bishshawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 25

Comment here