Surat Pembaca

Mewaspadai Tingkat Bunuh Diri Tinggi

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Irawati Tri Kurnia (Aktivis Muslimah)

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Memprihatinkan. Masih marak terjadi bunuh diri. Di Indonesia, Bali menjadi daerah yang terjadi kasus bunuh diri tertinggi. Peringkat kedua Jogya lalu ketiga Bengkulu (www.detik.com, Minggu 30 Juni 2024) (1). Di Bali, terdapat 135 kasus bunuh diri sepanjang 2023. Ini sangat mengkhawatirkan. Ini juga disadari pemerintah. Pernyataan Dewa Indra selaku sekretaris daerah (Sekda) provinsi Bali berencana akan melakukan program konseling bagi masyarakat jika dibutuhkan. Namun tidak ada yang bisa menduga kondisi bunuh diri akan terjadi.

Ini menggambarkan kondisi mental masyarakat yang buruk. Karena jumlahnya banyak dan marak, bahkan bisa dikatakan tren. Ketahanan mental adalah kemampuan untuk menghadapi ujian dan kesulitan hidup, adalah factor internal manusia dalam menjalani hidup. Jika bermental lemah, bisa bersumber dari cara pandang tentang hidup dan akidah yang keliru. Saat ini paradigma yang ada adalah sekulerisme, memisahkan agama dari kehidupan. Maka wajar iman masyarakat semakin lemah, begitu juga mentalnya.

Belum lagi system kapitalisme saat ini memaksa Masyarakat menggunakan standar kebahagiaan hidup adalah kenikmatan materi. Ini berdampak saat mereka tidak mampu meraih kecukupan materi, maka mereka menganggap bahwa itu kegagalan hidup; maka mereka goyahlah mentalnya. Ditambah saat ini negara abai dalam melayani rakyatnya, di mana semua harga kebutuhan pokok meroket. Gaji tak kunjung naik tapi begitu banyak potongan mulai BPJS, pajak, kini yang terbaru Tapera. Masyarakat pun semakin sakit, mental semakin goyah berujung depresi berat dan akhirnya bunuh diri sebagai salah satu pilihan.

Jalan keluar tuntas untuk mengatasi hal ini adalah memahami Islam sebagai Akidah Siyasiyah. Bahwa Islam sebagai sebuah sistem hidup, tidak hanya mengatur aspek ritual, namun juga hal lainnya seperti politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Akidah Islam memiliki kerangka berpikir yang sahih, yang akan mampu mengantarkan manusia ke jalan kebenaran. Bahwa dia adalah makhluk ciptaan Allah dan hidup di dunia untuk beribadah padaNya, yang nanti akan dipertanggungjawabkan di hari akhir kelak. Sehingga manusia dituntut untuk Ikhlas, sabar, istikamah dan qana’ah. Dia menyadari bahwa hidup adalah ujian, sehingga onak duri dan kenikmatan hidup adalah hal biasa selama ia punya iman. Ini akan membuatnya memiliki mentalitas yang Tangguh.

Hal ini dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat. Bagaimana Rasulullah tetap istikamah dan bersabar dalam mendakwahkan, walaupun resikonya dihina dan dilempari batu hingga berdarah-darah. Bagaimana seorang sahabat Bilal yang hanya seorang budak, namun begitu teguh meyakini Islam walapun dengan resiko disiksa dengan ditindih batu besar dengan ditidurkan di atas padang pasir yang panas. Atau sahabat Mush’ab bin Umair, yang walaupun kaya raya dan perlente, dia rela melepas semua kenikmatan dunia demi memeluk Islam. Ini karena dalam benak mereka telah tertanam akidah Islam dengan kuat.

Untuk menanamkan akidah Islam dengan kuat secara maksimal untuk seluruh Masyarakat dibutuhkan peran negara, yaitu Khilafah. Hanya Khilafah yang bisa, karena tugasnya adalah menjaga pelaksanaan syariat untuk diterapkan sebagai undang-undang di Tengah Masyarakat. Khilafah akan menerapkan kurikulum berdasarkan akidah Islam pada semua strata Pendidikan, formal maupun non formal. Untuk mendidik masyarakat agar memiliki kepribadian Islam, di mana pola pikir dan pola sikapnya Islami. Ini berlaku bagi warga muslim maupun non muslim. Bagi yang non muslim, agar mereka memahami kerangka berpikir yang benar sesuai Islam.

Khilafah juga akan menjamin kesejahteraan warganya. Mereka dipermudah untuk mendapatkan pekerjaan. Dengan demikian mereka akan lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan pokok. Begitu juga kebutuhan Pendidikan, Kesehatan, keamanan; Khilafah mencukupinya dengan gratis. Dengan demikian Masyarakat akan terhindarkan dari kemiskinan struktural. Khilafah juga menjaga akidah rakyatnya, agar terhindar dari pemahaman yang menyesatkan seperti kapitalisme, sekularisme, dan lain-lain. Media akan ditertibkan, hanya dibolehkan untuk memuat konten-konten Islami yang mencerdaskan rakyat; sehingga tidak akan ada media yang memberikan inspirasi tindak keji seperti bunuh diri.

Dengan terwujudnya sosok berkepribadian Islam tangguh pada tiap individu sehingga membentuk masyarakat Islami yang akan melakukan kontrol sosial di tengah Masyarakat, serta didukung Khilafah yang akan selalu siap siaga menjaga; maka tren bunuh diri bisa ditekan.

Catatan Kaki :
(1) https://www.detik.com/bali/berita/d-7415945/tingkat-bunuh-diri-di-bali-tertinggi-se-indonesia-ini-penyebabnya

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 6

Comment here