Opini

Miss Queen Indonesia Melenggang, karena Dakwah Dibungkam

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Arini F. Aprila

wacana-edukasi.com– Miss Queen adalah kontes kecantikan yang serupa dengan Miss Universe atau Miss World, perbedaannya terletak pada peserta yang mengikuti kontes tersebut. Jika Miss Universe atau Miss World pesertanya adalah wanita, maka lain lagi dengan Miss Queen yang pesertanya adalah seorang transgender, mereka wajib dilahirkan sebagai seorang laki-laki dan kemudian mengubah jenis kelaminnya menjadi perempuan.

Kontes kecantikan untuk transgender ini secara rutin digelar setiap tahun di Thailand, sebagai negara yang melegalkan dan mengakui keberadaan mereka. Sama halnya seperti kontes kecantikan berskala internasional lain, kontes ini pun diikuti oleh peserta yang berasal dari negara berbeda, mereka menjadi peserta sebagai wakil atau representasi kaum transgender dari negara asalnya.

Sejak tahun 2004 kontes ini sudah eksis di Thailand. Namun, sejak tahun 2019 Indonesia, negara muslim terbesar di dunia ini mengirim utusan peserta. Tahun 2019 peserta mengikuti kontes secara pribadi, sementara sejak tahun 2020 mereka mengikuti kontes dengan gelar Miss Queen Indonesia. Ini artinya, telah digelar, kontes serupa di negara ini, di tanah yang perjuangkan para ulama untuk bisa merdeka.

Ya, tahun ini, Miss Queen Indonesia berhasil digelar di Bali, menghasilkan satu pemenang yang akan dikirim untuk mengikuti Miss Queen Internasional di Thailand.

Muhammad Millendaru, atau lebih dikenal dengan nama Millen Cyrus kembali menuai sorotan. Namun kali ini bukan karena kontroversinya melainkan penghargaan yang baru saja didapatkan Millen Cyrus. Millen Cyrus, baru saja memenangkan kontes ajang kecantikan transgender di Bali, bernama Miss Queen 2021. Millen nantinya akan mengikuti ajang serupa di tingat Internasional yang digelar di Thailand, mewakili Indonesia (palu.tribunnews.com, 1/10/2021).

Dua tahun umat muslim kecolongan, dengan bebas mereka melenggang percaya diri, memamerkan penyimpangannya. Kaum transgender dan sejenisnya semakin berani tampil di negeri ini bahkan mempropagandakannya.

Bahaya Miss Queen

Kontes kecantikan seperti Miss Universe dan Miss World yang diikuti oleh wanita normal saja berbahaya, karena kontes semacam ini telah mengeksploitasi habis-habisan seorang perempuan, ia dijadikan komoditas bak barang dagangan, dengan mempertontonkan aurat yang mereka definisikan sebagai kecantikan perempuan. Apalagi Miss Queen ini, begitu banyak bahaya yang dibawa dalam kontes kecantikan ini. Diantaranya:

Pertama, Pengakuan terhadap keberadaan kaum transgender, termasuk L9BT. Kontes khusus transgender ini secara langsung telah mengokohkan keberadaan mereka untuk eksis di dunia ini. Dengan munculnya ajang seperti ini, mereka menjadi lebih berani unjuk gigi. Mereka tidak malu-malu lagi untuk memamerkan diri. Padahal mereka adalah pelaku penyimpangan seksual yang merupakan penyakit jiwa yang menular.

Kedua, Propaganda berbahaya. Tak hanya untuk konsumsi pribadi, kontes ini pun bisa dilihat semua orang, termasuk generasi. Di tengah gempuran keras liberalisme, pondasi keluarga yang rapuh, bukan tak mungkin generasi akan terseret masuk ke dalam arus mereka.

Ketiga, Menghancurkan akidah. Informasi berulang-ulang dapat mengubah pola pikir manusia. Dengan gencar mempropagandakan keberadaan kaum L9BT, termasuk dalam ajang kontes seperti ini, menjadikan manusia secara tidak langsung menganggap itu hal biasa, yang awalnya dianggap tabu. Perubahan pandangan ini dalam diri seorang muslim, telah mengaburkan akidah mereka, yaitu keyakinan bahwa Allah hanya menciptakan dua jenis manusia, laki-laki dan perempuan. Apalagi pelakunya, jelas rusak akidahnya.

Keempat, Rusaknya bumi. Tidak hanya merusak diri sendiri, eksistensi keberadaan kaum transgender dan teman-temannya juga akan merusak bumi ini. Semakin banyak keberadaan mereka akan semakin kacau dunia. Krisis identitas akan merebak, populasi akan menurun, kriminalitas seksual meningkat, rusaknya moral manusia dan lain sebagainya.

Umat Islam Wajib Menolak

Transgender juga teman-temannya dalam golongan L9BT, yang melakukan penyimpangan seksual haram hukumnya dalam Islam. Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma mengatakan,
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ ، وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Bukhari 5885).

Adanya ancaman laknat adalah ciri dosa besar. Transgender bahkan bukan hanya menyerupai, dia telah mengubah kelaminnya. Ini jelas haram dalam Islam.
Mereka pun bahkan seharusnya dihukum dengan tegas, jika mereka sampai melakukan liwath, hukumannya adalah hukuman mati. dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbâs ra berkata, “Rasulullah Saw bersabda, ”Barangsiapa yang kalian dapati sedangkan melakukan perbuatannya kaum Luth, maka bunuhlah keduanya.” Diriwayatkan oleh Imam yang lima kecuali Nasa’i.

Menjadi jelas, kita sebagai umat Islam wajib menolak keberadaan mereka, termasuk menolak segala jenis aktifitas yang memfasilitasi mereka untuk tampil di depan publik seperti kontes kecantikan Miss Queen.

Dakwah Dibungkam, Kemaksiatan Melenggang

Mengingat tahun 2013 saat Miss World digelar di Indonesia. Dengan lantang ormas-ormas Islam dan para ulama menolak kontes kecantikan tersebut. Demontrasi diselenggarakan di berbagai kota. Aspirasi umat Islam mengalir deras, menyadarkan banyak orang yang semula hanya terdiam, gelombang penolakan semakin besar.

Tokoh Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq meminta pemerintah bersikap tegas membatalkan ajang Miss World yang akan digelar di Indonesia, pada 4-6 September mendatang. Pihaknya akan menempuh upaya dalam koridor konstitusi untuk menggagalkan ajang kecantikan tersebut (kapanlagi.com, 16/8/2013).

Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mengecam keras dan menolak penyelenggaraan Miss World 2013 yang berlangsung 28 September di Bali dan Jakarta. Meski penyelenggara menjanjikan untuk menghapus sesi penggunaan bikini, Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Iffah Ainur Rochmah mengatakan, Miss World dan kontes sejenis tidak lebih dari ajang pencarian perempuan tercantik fisiknya untuk dieksploitasi demi mendongkrak pendapatan industri fashion, kosmetik dan rating media (tribunnews.com, 4/9/2013).

Gelombang penolakan kontes kecantikan Miss World di Indonesia terus berdatangan. Beberapa ormas Islam yang tergabung dalam Majelis Ormas Islam Indonesia meminta Kapolri mencabut izin untuk pelaksanaan acara itu di Bali (detik.com, 4/9/2013).

Walaupun Miss World tetap diselenggarakan, namun dakwah telah mampu menggagalkan puncak kontes yang akan dilakukan di Bogor dan menjadikan untuk pertama kalinya kontes tersebut hadir tanpa bikini.

Pemerintah hanya mengizinkan pelaksaan ajang Miss World di Pulau Bali, termasuk malam final yang awalnya direncanakan digelar di Bogor, Jawa Barat.
“Penyelenggaraan yang dilakukan disesuaikan sedemikian rupa dengan norma-norma, kebudayaan dan adat istiadat ketimuran bangsa Indonesia sehingga penyelenggaraan Miss World ini, acara-acara yang dipandang tidak sesuai dengan norma ketimuran, seperti acara yang menggunakan bikini atau pakaian renang itu ditiadakan.” Ujar Menko Kesra Agung Laksono (antaranews.com, 7/9/2013).

Dakwah mampu mengubah kondisi. Jika ada dakwah dari ormas-ormas yang vokal menyuarakan kebenaran Islam, acara semacam Miss Queen ini akan mudah sekali digagalkan. Lalu mengapa umat Islam bisa kecolongan? Jawabannya, karena dakwah sudah dibungkam!

Kita tidak bisa melupakan sepak terjang yang dilakukan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) dan FPI (Front Pembela Islam) dalam menjegal kemaksiatan. Dua ormas yang telah berjasa besar dalam amar ma’ruf nahi mungkar di negeri ini.

Namun, dengan adanya UU Ormas tahun 2017, HTI resmi dicabut status hukumnya sebagai ormas yang terdaftar. Kemudian tahun 2019, FPI bernasib serupa, secara hukum resmi dibubarkan. Pemerintah melarang semua aktifitas yang mengatasnamakan dua ormas ini. Hasilnya kemaksiyatan semakin nampak dan pelakunya semakin berani.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَالَّذِيْ نَفْسِي بِيَدِهِ، لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ، وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ، أَوْ لَيُوْشِكُنَّ اللهُ يَبْعَثُ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ، ثُمَّ تَدْعُوْنَهُ فَلاَ يَسْتَجِيْبُ لَكُمْ
“Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya. Kamu harus melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar. Atau jika tidak, Allah bisa segera menimpakan azab dari sisi-Nya dan ketika kamu berdo’a tidak dikabulkan-Nya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Dengan pelarangan aktivitas dakwah massif dan vokal seperti HTI dan FPI ini, kemudian membiarkan adanya gelaran Miss Queen Indonesia, apakah negeri ini sudah menentukan keberpihakan, pada kemaksiatan? Sudah siapkah menerima azab Allah dan segala kerusakan yang ditimbulkan?

Wallahu’alam.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 24

Comment here